Dur-Sharrukin
Dur-Sharrukin ("Benteng Sargon"; bahasa Arab: دور شروكين), sekarang Khorsabad, adalah ibu kota Asyur pada zaman pemerintahan Sargon II. Khorsabad adalah desa di sebelah utara Irak, 15 km sebelah timur laut Mosul, yang sampai sekarang masih dihuni oleh orang Asyur. Kota besar ini seluruhnya dibangun dalam dekade sebelum tahun 706 SM. Setelah kematian mendadak Sargon dalam pertempuran, ibu kota negara dipindahkan 20 km ke selatan, yaitu ke kota Niniwe. SejarahSargon II memerintah dari tahun 722 sampai 705 SM. Pada tahun 717 SM (atau 713 SM), Sargon memerintahkan pembangunan kota-istana baru di titik pertemuan sungai Tigris dan Greater Zab. Tuntutan kayu dan bahan-bahan bangunan lain serta pekerja bangunan, yang sampai datang dari tempat-tempat jauh di pantai Fenisia, didokumentasikan dalam surat-surat Asyur pada zaman itu. Hutang para pekerja bangunan dihapus supaya menarik jumlah tenaga kerja yang cukup. Tanah di sekitar kota itu dijadikan ladang pertanian, terutama untuk menanam pohon zaitun guna meningkatkan kekurangan produksi minyak di Asyur. Kota besar ini seluruhnya dibangun pada dekade sebelum tahun 706 SM, yaitu tahun dipindahkannya pusat pemerintahan ke Dur-Sharrukin, meskipun kota itu belum sepenuhnya selesai dibangun. Sargon terbunuh dalam pertempuran pada tahun 705 SM. Setelah kematiannya yang mendadak itu putra dan sekaligus penerusnya, Sanherib, meninggalkan proyek itu dan memindahkan ibu kota dan administrasinya ke kota Niniwe, 20 km ke arah selatan. Kota itu tidak pernah diselesaikan dan akhirnya ditinggalkan seabad kemudian ketika kekaisaran Asyur runtuh. [1] Ciri-ciriKota itu berbentuk persegi panjang dan berukuran 1758,6 x 1635 meter, melingkupi daerah seluas 3 km persegi atau 288 hektar. Panjang seluruh tembok kota adalah 16280 unit Asyur, yang sesuai dengan nilai huruf-huruf nama "Sargon". Tembok kota dibangun kuat dengan 157 menara untuk melindungi sisi-sisinya. Tujuh gerbang kota dibuat dari segala arah. Suatu teras bertembok memuat kuil dan istana. Kuil utama dipersembahkan kepada dewa-dewa Nabu, Shamash dan Sin, sementara Adad, Ningal dan Ninurta mempuyai kuil-kuil yang lebih kecil. Sebuah menara kuil, ziqqurat, juga dibangun. Istana itu dihiasi dengan patung-patung dan ukiran-ukiran tembok. Gerbang-gerbangnya diapit oleh patung-patung banteng bersayap shedu dengan berat mencapai 40 ton. Sargon rupanya kehilangan satu dari banteng bersayap itu di dalam sungai. Selain kota yang besar, ada pula taman berburu kerajaan dan kebun yang ditumbuhi "semua tumbuhan beraroma di daerah Hatti[2] dan pohon-pohon buah dari setiap gunung", suatu "catatan kekuasaan dan penaklukan", sebagaimana diamati oleh Robin Lane Fox.[3] Surat-menyurat yang terlestarikan menyebut pemindahan ribuan pohon buah muda, quince, almond, apel dan medlar.[4] ArkeologiDur-Sharrukin berbentuk hampir bujursangkar dengan batas tembok kota setebal 24 meter berlandasan batu yang ditembus oleh tujuh gerbang masif. Sebuah gundukan di bagian timur laut menandai lokasi istana Sargon II. Pada waktu dibangun, desa di situs itu dinamai Maganuba.[5] Situs ini pertama kali ditemukan oleh Konsul Jenderal Prancis di Mosul, Paul-Émile Botta pada tahun 1842. Namun, Botta percaya bahwa Khorsabad adalah situs kota Niniwe. Situs ini diekskavasi oleh Botta pada tahun 1842-44, ditemani kemudian oleh seniman Eugène Flandin.[6][7] Victor Place melanjutkan ekskavasi dari tahun 1852 sampai 1855.[8][9] Sejumlah barang-barang yang diketemukan oleh orang Prancis di Dur-Sharrukin hilang dalam dua kali kecelakaan pengiriman barang melalui sungai. Pada tahun 1853, Place berupaya memindahkan dua patung yang masing-masing beratnya 30 ton dan barang-barang lain ke Paris dari Khorsabad dengan satu kapal besar dan empat rakit. Semua perahu kecuali dua rakit dirampok oleh pembajak. Pada tahun 1855, Place dan Jules Oppert berupaya memindahkan penemuan sisanya dari Dur-Sharrukin, juga barang-barang dari situs lain yang dikerjakan oleh orang Prancis, terutama Nimrud. Hampir semua koleksi, lebih dari 200 peti kemas, hilang di sungai.[10] Artefak-artefak yang dapat diselamatkan dari ekskavasi ini dibawa ke Museum Louvre di Paris. Pada tahun 1957, para arkeolog dari Iraqi Department Antiquities, dipimpin oleh Fuad Safar mengekskavasi situs itu dan menemukan kuil Sibitti.[11] Lihat pulaReferensi
Pustaka
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Dur-Sharrukin. |