Ahab adalah raja ke-7 Kerajaan Israel (Samaria) menurut Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di AlkitabKristen. Ia menggantikan ayahnya, Omri, dan ia menikah dengan Izebel, puteri Etbaal, raja orang Sidon. Ahab sangat dipengaruhi dan dikuasai oleh Izebel.[1] Ahab sangat patuh mendengarkan perkataan Nabi Elia untuk berbakti kepada Tuhan, tetapi ia sangat lemah dalam melawan Izebel. Israel semakin jatuh di bawah pemerintahannya karena penyembahan berhala yang dilakukan istrinya.[1] Oleh karena kehancuran moral ini, Tuhan mengutus Elia untuk menantang Ahab.[2]
Menurut perhitungan waktu pemerintahan raja Asa dan Yosafat, maka tahun-tahun kehidupan Ahab dapat dihitung sejak berdirinya Kerajaan Yehuda (mulai dari pecahnya Kerajaan Israel).
Tahun ke-57 (tahun ke-38 Asa): Ahab bin Omri menjadi raja atas Israel di Tirza.[3]
Tahun ke-60 (tahun ke-41 Asa, tahun ke-0 Yosafat, tahun ke-4 Ahab): Asa mati dan Yosafat (35 tahun) menggantikannya menjadi raja.[6]
Tahun ke-77 (tahun ke-17 Yosafat, tahun ke-21 Ahab): Ahab mati (tahun pemerintahannya digenapkan menjadi 22 tahun) dan Ahazia menggantikannya menjadi raja di Samaria atas Israel.[7]
Arkeologi
"Prasasti Kurkh" atau "Kurkh Monolith" adalah catatan sejarah Asyur, setinggi 2.2 m, yang ditemukan di desa Kurkh, wilayah Kurdish (Üçtepe, Turki), dekat kota Bismil, provinsi Diyarbakır, Turki. Sekarang prasasti ini disimpan di British Museum, London. Prasasti ini mencatat pemerintahan tahun ke-1 sampai ke-6 raja Asyur, Salmaneser III (859-824 SM) dan menyebut tentang Pertempuran Karkar di bagian akhirnya. Dalam perang ini, Salmaneser berhadapan dengan aliansi 12 raja di dekat kota Karkar, Siria. Aliansi itu dipimpin oleh Irhuleni, raja Hamath dan Hadadezer dari Damaskus, bersama pasukan raja Ahab dari Israel. Peristiwa ini bertarikh 853 SM.[8]
Pada Kitab 1 Raja-raja 22:39 dicatat bahwa Ahab mendirikan "istana gading". Suatu ekspedisi yang disponsori oleh Harvard University, Universitas IbraniYerusalem, British School of Archaeology, dan Palestine Exploration Fund pada tahun 1908-1910, 1931, menemukan di reruntuhan kota Samaria bekas-bekas suatu gedung besar yang dinding-dindingnya dihiasi dengan ukiran-ukiran gading, yang dulunya adalah istana gading Ahab. Di sekitarnya juga ada ribuan potongan panel yang diukir halus, lempengan, lemari dan sofa, semuanya pada lapisan di atas istana Omri.[9]
Pada bulan Juli1993, ditemukan 3 potongan batu di pintu gerbang kota Tel Dan, di bagian utara Israel. Prasasti batu itu bertuliskan bahasa Aram dari pertengahan abad ke-9 SM yang dibuat oleh raja Hazael (842-805 SM) untuk memperingati kemenangannya. Di situ tertera bahwa Hazael telah mengalahkan "Yoram, anak Ahab, raja Israel" dan "Ahazia, anak Yoram, raja dari rumah Daud" serta menghancurkan kota mereka. Arti penting dari penemuan ini:
Salah satu catatan sejarah tertua mengenai raja-raja Israel dan Yehuda.
Bukti pemerintahan Yoram, raja ke-5 Yehuda, dan anaknya, raja Ahazia.
Bukti pemerintahan Ahab, raja ke-7 Israel, dan anakya, raja Yoram.
^Edwin Thiele, The Mysterious Numbers of the Hebrew Kings, (1st ed.; New York: Macmillan, 1951; 2d ed.; Grand Rapids: Eerdmans, 1965; 3rd ed.; Grand Rapids: Zondervan/Kregel, 1983). ISBN 0-8254-3825-X, 9780825438257