Hazael (bahasa Ibrani: חֲזָהאֵל; bahasa Aramaik, dari akar kata Semitik h-z-y, "melihat"; nama lengkapnya berarti, "Allah telah melihat") adalah raja Aram yang dicatat dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian LamaAlkitabKristen.[1][2] Pada zaman pemerintahannya, kerajaan Aram yang beribu kota, Damsyik (Damaskus), menguasai sebagian besar Suriah dan Palestina.[3] Sebelum menjadi raja, ia adalah pegawai istana raja Benhadad (yaitu "Benhadad II") yang kemudian dibunuhnya dan digantikannya. Ia memerintah selama sekitar 37 tahun (~842-805 SM), dan digantikan anaknya yang bernama Benhadad (oleh para arkeolog diberi kode "Benhadad III").
Catatan Sejarah
Nama "Hazael" muncul pertama kalinya ketika Allah menyuruh nabi Elia untuk mengurapinya menjadi raja Aram (1 Raja–raja 19:15). Tugas ini dilaksanakan oleh pengganti Elia, yaitu nabi Elisa bin Safat. Elisa pergi ke Damsyik (Damaskus) pada saat raja Aram, Benhadad II (atau Hadadezer sedang sakit. Raja itu mengirim perwiranya, Hazael, untuk membawa persembahan berupa segala barang yang indah-indah dari Damsyik, sebanyak muatan 40 ekor unta dan menanyakan apakah ia akan sembuh dari penyakitnya. Elisa menyuruh Hazael untuk memberitahukan bahwa raja akan sembuh dari sakitnya, tetapi Elisa mengatakan bahwa ia melihat bahwa Benhadad akan segera mati dengan cara lain. Elisa juga mengabarkan bahwa Hazael akan menjadi raja Aram dan ia akan melakukan pembunuhan terhadap orang-orang Israel. Hazael menyampaikan pesan Elisa tentang kesembuhan kepada raja, tetapi keesokan harinya Hazael mengambil sehelai selimut yang telah dicelupkannya ke dalam air dan membentangkannya ke atas muka raja, sehingga matilah raja. Maka Hazael menjadi raja menggantikan dia (2 Raja–raja 8:7–15).
Salmaneser, raja Asyur, mencatat "kemenangan " atas 2 perang besar dengan Hazael, tahun 842 dan 839 SM, tetapi kota Damaskus tidak berhasil direbut dan bagian selatan Suriah tidak terjamah oleh Asyur sampai akhir pemerintahan Hazael.[4] Rupanya Hazael berhasil memukul balik serangan tentara Asyur. Salmaneser menulis bahwa "Aku berperang dengan Ben-hadad. Aku mengalahkannya. Hazael, anak orang tak bernama (bahasa Inggris: son of nobody) merebut tahtanya." dan selanjutnya:[5]
"Dalam tahun ke-18 pemerintahanku untuk ke-16 kalinya aku menyeberangi sungai Efrat. Hazael dari Damaskus mempercayai kekuatan tentaranya dan menggerakkan mereka dengan kekuatan penuh. Di Senir (Gunung Hermon), puncak gunung yang di depan Libanon, ia membuat pertahanan. Aku berperang melawannya; aku mengalahkannya; 600 tentara bersenjatanya aku bunuh; 1,121 keretanya, 470 kudanya, dengan kemahnya aku rebut darinya.[6] Untuk menyelamatkan diri, ia mundur; aku mengejarnya; di Damaskus, kota istananya, aku memenjarakannya. Kebun-kebunnya aku potong habis. Sejauh pegunungan Hauran aku maju. Tak terhitung kota-kota yang aku hancurkan, jarah dan bakar dengan api. Jarahan mereka yang tak ternilai aku bawa pergi. Sejauh pengunungan Baal-Rosh, yang berujung ke laut (di muara sungai Nahr el-Kelb, Dog River, aku maju. Patung kerajaanku aku dirikan di sana. Waktu itu aku menerima upeti dari orang-orang Suriah, Sidon dan dari Yahua (=Yehu) anak Khumri (=Omri)" - Shalmaneser III 842 SM
Ia merebut wilayah Israel di sebelah timur sungai Yordan dengan merebut seluruh tanah Gilead, tanah orang Gad, orang Ruben dan orang Manasye, mulai dari Aroer yang di tepi sungai Arnon, baik Gilead maupun Basan pada zaman Yehu (2 Raja–raja 10:32–33).
Patung gading berukuran 7 inci ditemukan dari istana Hazael di reruntuhan Arslan Tash, Suriah utara (kota kuno Hadatu), yang penting bagi arkeologi. Sejumlah artefak istana lain sekarang ada di Museum Aleppo in Suriah.[7]
Prasasti berbahasa Aram ditemukan di Tel Dan pada tahun 1993-1994 yang menurut para pakar arkeologi didirikan oleh Hazael. Di situ tertera bahwa Hazael telah mengalahkan "Yoram, anak Ahab, raja Israel" dan "Ahazia, anak Yoram, raja dari rumah Daud" serta menghancurkan kota-kota mereka. Arti penting dari penemuan ini:
Salah satu catatan sejarah tertua mengenai raja-raja Israel dan Yehuda.
Bukti pemerintahan Yoram, raja ke-5 Yehuda, dan anaknya, raja Ahazia.
Bukti pemerintahan Ahab, raja ke-7 Israel, dan anaknya, raja Yoram.
Bukti bahwa Daud memang pernah memerintah.
Bukti sejarah kerajaan yang dikuasai oleh keturunan Daud sampai 150 tahun setelah meninggalnya Daud, seperti janji TUHAN.[8]
Penggalian di Tell es-Safi yang dipercayai adalah kota Gat, menunjukkan bukti pengepungan kota ini oleh Hazael.
Kehancuran tempat pemukiman di Tell Zeitah pada abad ke-9 diduga juga akibat serangan Hazael.
Prasasti perunggu berukiran dari kendali kuda penarik kereta diperoleh dari Hazael, sesuai tulisan di atasnya, ditemukan sebagai hadiah di 2 tempat di Yunani: Heraion di Samos dan di kuil Apollo di Eretria, Euboea. Tulisan itu berbunyi "yang diberikan oleh dewa Hadad kepada tuanku Hazael dari 'Umq pada tahun tuanku menyeberangi Sungai itu".[9] Sungai yang dimaksud tampaknya adalah Orontes. Bentuk segitiga di depannya menunjukkan "Tuan dari binatang-binatang"[10] memegang ukiran singa (sphinx) terbalik di satu tangan dan dengan ukiran dewi yang memegang dadanya serta menginjak kepala singa. Ketika Tiglat-Pileser III merebut Damaskus tahun 733/2 SM, barang-barang ini menjadi jarahan yang kemudian diambil oleh orang Yunani Euboea.[11]
Prasasti "Stele of Zakkur" menyebutkan "Bar Hadad, anak Hazael" ("bar" dalam bahasa Aram berarti "anak", sama dengan "ben" dalam bahasa Ibrani; "Bar Hadad" dalam bahasa Aram, sama dengan "Ben Hadad" dalam bahasa Ibrani).[5]
Referensi
^Hastings, James; Driver, Samuel Rolles (1899). A dictionary of the Bible: dealing with its language, literature, and contents, including the Biblical theology, Volume 3. T. & T. Clark. hlm. 832.
^Arnold, Bill T.; Williamson, Hugh Godfrey Maturin (2006). Dictionary of the Old Testament: historical books (edisi ke-Illustrated). InterVarsity Press. hlm. 46. ISBN0830817824, 9780830817825 Periksa nilai: invalid character |isbn= (bantuan).
^Robin Lane Fox, Travelling Heroes in the Epic Age of Homer, 2008:109-11.
Pustaka tambahan
Biran, A., and Naveh, J. 1995. The Tel Dan Inscription: A New Fragment. Israel Exploration Journal45(1):1–18.
Ephal, I., and Naveh, J. 1989. Hazael’s booty inscriptions. Israel Exploration Journal39(3–4):192–200.
Lemaire, A. 1991. Hazaël, de Damas, Roi d’Aram. Pp. 91–108 in Marchands, Diplomates et Empereurs, Etudes sur la civilisation mésopotamienne offertes à P. Garelli. Paris: Editions Recherche sur la Civilisations.
Maeir, A. 2004. The Historical Background and Dating of Amos VI 2: An Archaeological Perspective from Tell es-Safi/Gath. Vetus Testamentum54(3):319–34.