Yoram (raja Yehuda)Yoram, raja Yehuda (bahasa Ibrani: יהורם; bahasa Yunani: Ιωραμ; bahasa Latin: Joram; bahasa Inggris: Jehoram) adalah raja ke-5 dari Kerajaan Yehuda atau Kerajaan Israel Selatan. Anak sulung dari raja Yosafat.[1] Ia menjadi raja pada tahun ke-5 pemerintahan Yoram, raja Israel dengan nama yang sama. Waktu itu raja Yosafat masih hidup, dan menjadi raja bersama selama 2 tahun sampai meninggalnya raja Yosafat. Yoram menjadi raja waktu berusia 32 tahun dan ia memerintah selama 8 tahun.[2] Istrinya adalah Atalya, putri Ahab bin Omri, raja Israel.[3] Setelah Yoram mati, penduduk Yerusalem mengangkat Ahazia, anaknya yang bungsu, menjadi raja menggantikan dia, karena semua anaknya yang lebih tua umurnya telah dibunuh oleh gerombolan yang datang ke tempat perkemahan bersama-sama orang-orang Arab.[4] Pembunuhan saudara-saudaranyaSaudara-saudaranya, anak-anak Yosafat, ialah: Azarya, Yehiel, Zakharia, Azariahu, Mikhael dan Sefaca. Yosafat, ayah mereka, memberikan kepada mereka banyak pemberian, berupa emas dan perak dan barang-barang berharga, juga kota-kota berkubu di Yehuda. Tetapi kedudukan raja diberikannya kepada Yoram, karena dialah anak sulung. Sesudah Yoram memegang pemerintahan atas kerajaan ayahnya dan merasa dirinya kuat, ia membunuh dengan pedang semua saudaranya dan juga beberapa pembesar Israel.[5] Pemberontakan EdomPada zamannya, Edom memberontak terhadap kekuasaan Yehuda dan mereka mengangkat seorang raja atas mereka sendiri. Yoram dengan panglima-panglimanya serta seluruh keretanya mencoba menyerang, tetapi malah terkepung sehingga pada waktu malam bangunlah ia, lalu bersama-sama dengan para panglima pasukan kereta ia menerobos barisan orang Edom yang mengepung dia. Demikianlah Edom memberontak kekuasaan Yehuda dan terlepas seterusnya. Lalu Libnapun memberontak terhadap kekuasaannya pada masa itu juga.Ini merupakan hukuman TUHAN, karena ia telah meninggalkan TUHAN, Allah nenek moyangnya. Lagipula ia membuat bukit-bukit pengorbanan di gunung-gunung Yehuda. Ia membujuk penduduk Yerusalem untuk berzinah dan ia menyesatkan Yehuda selama pemerintahannya.[6] Surat dari EliaDalam 2 Tawarikh 21:12-15 tercatat sebuah surat dari nabi Elia kepada Yoram, raja Yehuda, yang bunyinya:
Penghukuman dan kematianLalu TUHAN menggerakkan hati orang Filistin dan orang Arab yang tinggal berdekatan dengan orang Etiopia untuk melawan Yoram. Maka mereka maju melawan Yehuda, memasukinya dan mengangkut segala harta milik yang terdapat di dalam istana raja sebagai jarahan, juga anak-anak dan isteri-isterinya, sehingga tidak ada seorang anak yang tinggal padanya kecuali Yoahas (atau Ahazia), anaknya yang bungsu. Sesudah semuanya ini TUHAN menulahinya dengan penyakit usus yang tidak dapat sembuh. Beberapa waktu berselang, kira-kira sesudah lewat 2 tahun, keluarlah ususnya karena penyakitnya itu, lalu ia mati dengan penderitaan yang hebat. Rakyatnya tidak menyalakan api baginya seperti yang diperbuat mereka bagi nenek moyangnya. Ia berumur 32 tahun pada waktu ia menjadi raja dan 8 tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia meninggal dengan tidak dicintai orang. Ia dikuburkan di kota Daud, tetapi tidak di dalam pekuburan raja-raja.[8] Perhitungan waktuWilliam F. Albright menghitung tahun pemerintahannya dari 849 SM – 842 SM. Edwin R. Thiele menghitung pemerintahan bersama dengan ayahnya, raja Yosafat, mulai sesudah bulan September 854 SM, memerintah sendiri mulai sekitar April-September 848 SM dan meninggalnya sekitar April-September 841 SM.[9][10] Thiele menunjukkan bahwa dalam perhitungan tahun pemerintahan Yoram, Yehuda beralih menggunakan "metode-bukan-tahun-naik-tahta" yang biasanya dipakai di Kerajaan Israel Utara (lihat The Mysterious Numbers of the Hebrew Kings), artinya waktu sejak raja naik tahta sampai akhir tahun kalender dihitung sebagai tahun pertama pemerintahannya (sebaliknya pada "metode tahun naik tahta", tahun yang hanya sebagian itu dihitung sebagai "tahun nol" atau "tahun naik tahta", dan baru tahun berikutnya dihitung sebagai "tahun pertama" pemerintahan raja itu). Thiele berpendapat bahwa perubahan ini diakibatkan oleh kedekatan antara Yehuda dan Israel pada masa itu, di mana Yosafat, ayah Yoram, bersekutu dengan Ahab, raja Israel, pada pertempuran Ramot-Gilead, dan mengambil seorang anak perempuan dari keluarga Ahab untuk menjadi istri Yoram (1 Raja–raja 22:1–38; 2 Raja–raja 8:18).[11] Aturan ini diikuti di Yehuda untuk tiga raja berikutnya: Ahazia, Atalya, dan Yoas, sebelum kembali menggunakan metode asal Yehuda yaitu "metode tahun naik tahta" pada perhitungan masa pemerintahan Amazia. Perubahan ini dapat disimpulkan dari perbandingan cermat antara data tekstual dalam Alkitab, tetapi karena metode-metode ini tidak secara eksplisit disebutkan dalam Alkitab, banyak orang mengkritik bahwa perhitungan kronologi Thiele serampangan menggunakan penerapan metode itu. Namun, perubahan metode yang sepertinya tiba-tiba itu tampaknya terletak pada pencatat sejarah kerajaan para raja kuno, bukan pada Thiele, karena catatan-catatan resmi raja Tiglat-Pileser III menunjukkan bahwa ia mengganti metode perhitungan tahun pemerintahannya (secara tiba-tiba) ke metode-bukan-tahun-naik-tahta, berbeda dengan metode tahun naik tahta yang digunakan oleh raja-raja Asyur sebelumnya.[12] Tiglat-Pileser tidak meninggalkan catatan yang menjelaskan kepada para sejarawan modern, metode apa yang digunakannya, maupun mengapa ia mengubah metode yang digunakan para leluhurnya, tetapi informasi ini didapatkan melalui perbandingan cermat teks-teks relevan oleh para ahli Assyriology, sama seperti yang dilakukan oleh Thiele untuk data tahun pemerintahan raja di Yehuda dan Israel.[12] Menurut tahun Kerajaan YehudaMenurut perhitungan waktu pemerintahan raja Asa dan Yosafat, maka tahun-tahun kehidupan Yoram dapat dihitung sejak berdirinya Kerajaan Yehuda (mulai dari pecahnya Kerajaan Israel).[butuh rujukan]
Catatan SejarahPada bulan Juli 1993, ditemukan 3 potongan batu di pintu gerbang kota Tel Dan, di bagian utara Israel. Prasasti batu itu bertuliskan bahasa Aram dari pertengahan abad ke-9 SM yang dibuat oleh raja Hazael (842-805 SM) untuk memperingati kemenangannya. Di situ tertera bahwa Hazael telah mengalahkan "Yoram, anak Ahab, raja Israel" dan "Ahazia, anak Yoram, raja dari wangsa Daud" serta menghancurkan kota mereka. Arti penting dari penemuan ini:[butuh rujukan]
Lihat pula
Referensi
|