Ahas (Ibrani: אָחָז, Akhaz; Yunani: Ἄχαζ), yang artinya "ia telah merebut" adalah raja kerajaan Yehuda setelah ayahnya, Yotam, meninggal tahun 735 SM.[1][2] Ia berumur dua puluh tahun pada waktu ia menjadi raja dan enam belas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem.[3] Ia tidak melakukan apa yang benar di mata TUHAN, Allahnya, seperti Daud, bapa leluhurnya, dan dikenal sebagai salah seorang raja Yehuda yang paling jahat perbuatannya.[1] Ia melakukan penyembahan terhadap berhala.[1] Pada awal pemerintahannya, Pekah, raja Israel dan Rezin, raja Siria, memaksanya untuk bergabung dalam persekutuan anti Asyur.[2] Dalam kondisi ini, nabi Yesaya berusaha mengimbau Ahas agar tidak terpengaruh pada ajakan tersebut dan bergantung pada pertolongan Tuhan.[2] Tetapi, raja Ahas tetap memilih untuk meminta bantuan dari Asyur.[2] Akibatnya, Yehuda menjadi kerajaan bawahan selama satu abad dan memiliki tanggung jawab untuk membayar upeti yang besar.[2] Semua kesengsaraan itu terjadi sebagai hukuman ilahi terhadap Ahas karena kejahatan dan kemurtadannya.[2] Ia membakar anaknya sebagai korban persembahannya kepada Baal.[1][2] Ia mendorong rakyatnya mempersembahkan korban kepada ilah-ilah.[2] Bahkan, ia menempatkan mezbah ilah Asyur di kuil istana, menggeser dan menyalahgunakan mezbah tembaga Salomo menjadi tempat meramal.[2] Iapun menutup tempat-tempat suci.[2] Ia digantikan oleh anaknya, Hizkia menjadi raja.
Perhitungan waktu
Dalam tahun ke-17 zaman Pekah bin Remalya, raja Israel, Ahas, anak Yotam raja Yehuda menjadi raja dalam usia 20 tahun dan enam belas (16) tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem.[4] (732-715 SM)[5]
Ayahnya, Yotam memerintah Kerajaan Yehuda di Yerusalem selama 16 tahun sejak usia 25 tahun.[6][7] berarti Ahas lahir 4 tahun sebelum ayahnya mulai menjadi raja, ketika kakeknya, Uzia, masih memerintah.
Ahas meninggal pada usia 36 tahun, ketika Hizkia, putranya, berusia 25 tahun.[8][5]
Menurut tahun Kerajaan Yehuda
Menurut perhitungan waktu pemerintahan raja Asa, Yosafat dan seterusnya, maka tahun-tahun kehidupan Ahas dapat dihitung sejak berdirinya Kerajaan Yehuda (mulai dari pecahnya Kerajaan Israel pada tahun 931 SM).
Tahun ke-190 (tahun ke-49 Uzia (65 tahun), Yotam 22 tahun): Ahas anak Yotam dilahirkan.[4]
Tahun ke-191 (tahun ke-50 Uzia (66 tahun), Yotam 23 tahun, Ahas 2 tahun): Pekahya, anak Menahem, menjadi raja atas Israel di Samaria. Ia memerintah 2 tahun lamanya.[9] (741 SM)
Pada tahun matinya raja Uzia, nabi Yesaya bin Amos mendapat panggilan Allah untuk menjadi utusannya dalam suatu penglihatan akan Allah yang duduk di atas tahta di atas Bait-Nya.[12] (~ 737 SM[13])
Tahun ke-193 (tahun ke-2 Pekah, Ahas 4 tahun): Yotam menjadi raja sendirian atas Kerajaan Yehuda.[6] (739 SM)[14]
Tahun ke-202 (tahun ke-9 Pekah, tahun ke-7 Yotam (32 tahun), Ahas 11 tahun): Hizkia dilahirkan oleh Abi (atau Abia) anak Zakharia bagi Ahas raja Yehuda.[8] (~ 729 SM[13])
Tahun ke-198 (tahun ke-17 Pekah, tahun ke-16 Yotam, Hizkia 9 tahun): Yotam (41 tahun), mati. Ahas (20 tahun) anak Yotam menjadi raja dan memerintah atas Yehuda selama 16 tahun.[4] (~ 721 SM[13])
Tahun ke-200 (tahun ke-20 Pekah, tahun ke-20 Yotam, tahun ke-4 Ahas (24 tahun), Hizkia 13 tahun): Hosea bin Ela mengadakan persepakatan dengan Tiglat-Pileser III melawan Pekah bin Remalya; dibunuhnyalah Pekah, kemudian dia diangkat oleh Tiglat-Pileser menjadi raja Israel.[15] (~ 732 SM)
Tahun ke-209 (tahun ke-12 Ahas (32 tahun), Hizkia 21 tahun): Hosea bin Ela telah menjadi raja di Samaria atas Israel selama 9 tahun lamanya.[16] (723 SM)[17]
Tahun ke-217 (tahun ke-3 Hosea, tahun ke-16 Ahas): Ahas (36 tahun) mati, maka Hizkia (25 tahun), putranya, menjadi raja Yehuda. Hizkia memerintah 29 tahun lamanya.[18] (715 SM)[19]
Arkeologi
Sebuah segel meterai dari tanah liat (yang disebut bulla) dari abad ke-8 SM milik raja Ahas telah diketemukan pada tahun 1990-an.[20] Segel tanah liat ini digunakan untuk menyegel dokumen yang ditulis di atas kertas papirus; dapat dipastikan karena di balik bulla ini terdapat cetakan tekstur kertas papirus.[20] Juga di bagian belakang bulla dapat dilihat bekas tali ganda yang dipakai untuk mengikat gulungan kertas dokumen tersebut.[20]Bulla itu berukuran 1 sentimeter (0,39 in), berbentuk lonjong dengan tepian melesak setebal 1 mm, menunjukkan bahwa bulla ini dihasilkan dari tekanan cincin meterai.[20] Di segel tersebut tertera huruf-huruf berukuran kecil tetapi berkualitas bagus dan jelas, membentuk tulisan: "Milik Ahas bin Yotam, raja Yehuda".[21] Ini merupakan bukti pemerintahan bukan hanya raja Ahas, tetapi juga raja Yotam, ayahnya. Selain itu dalam segel tersebut di bagian sisi kiri terdapat bekas sidik jari, yang diduga milik raja Ahas sendiri.[21]
Tulisan dalam segel itu terdiri dari 3 baris, sebagai berikut:[22]
Penggunaan tanda "titik" di tengah untuk memisahkan kata-kata[20]
Pembuat meterai tersebut tidak ragu-ragu memotong nama "Yehotam" (raja Yotam, ayah Ahas) menjadi 2 baris, yaitu huruf "yod" di baris pertama dan sisa namanya di baris kudua. Suatu hal yang tampaknya lazim pada zaman itu meskipun tanpa tanda garis penghubung.[20]
Nama "Ahas" tertulis sama seperti yang dicatat dalam Alkitab Ibrani, meskipun di dalam catatan tahunan Tiglat-Pileser III ditulis "Yeho-ahas" (pengejaan bahasa Ibrani: Yehoahaz). Nama panjangnya ini sama dengan nama-nama "Yoahas" (dalam bahasa Ibrani: Yehoahaz) atau "Ahazia" (Ahaziyahu) yang mengandung nama Allah Israel "Yehowah" atau "Yahuweh".
Kata "bin" atau "putra dari" yang biasanya dipakai untuk menyebut seseorang dengan nama ayahnya, tidak dipakai dalam meterai ini. Ini bukan hal aneh untuk meterai mengingat tempat yang terbatas. Lagipula nama ayahnya ("Yehotam", yaitu Yotam) yang ditulis langsung di belakang nama "Ahas" sudah ditemukan di dokumen-dokukmen lain termasuk Alkitab, sehingga tidak diragukan lagi.[20]
Nama "Yotam" ayah Ahas ini ditulis sebagai "Yehotam". Nama "Yehowah" atau "Yahuweh" sering dipakai untuk nama orang Israel pada zaman itu baik sebagai akhiran -yo/-ya (YW) atau -yah/-yahu (YH) di bagian belakang suatu nama atau sebagai awalan, terutama di Kerajaan Israel Utara yang terdiri dari 10 suku Israel. Di Kerajaan Yehuda lebih sering dipakai awalan "Yeho-" (YHW) di bagian depan nama, atau "-yahu" (YHW) di bagian belakang. Nama Yotam muncul 19 kali dalam Alkitab Ibrani, tetapi selalu dieja sebagai "Yo-tam", yang merupakan ciri Kerajaan Israel Utara. Baru dari meterai ini diketahui bahwa penulisan resmi sebenarnya adalah "Yehotam" sebagaimana ciri Kerajaan Yehuda (demikian pula "Ahas" ditulis "Yeho-ahas" dalam catatan Tiglat-Pileser III).[20]
Saksi sejarah lain mengenai Ahas ditemukan dalam Catatan Tahunan raja Asyur, Tiglat-Pileser III yang ditulis dengan huruf paku kuneiform pada abad ke-8 SM. Di dalam salah satu catatan, yaitu Tablet Nimrud K.3751 (738 SM), disebutkan bahwa raja menerima upeti antara lain dari dari "Ia-u'-ha-zi" (Yeho-Ahas), raja Yehuda dan "Shipitbaal" dari Byblos. Di catatan-catatan lain juga disebutkan upeti dari Menahem, raja Israel, kemenangan atas raja Pekah dan pengangkatan Hosea sebagai raja Israel.[23][24] Nama "Yeho-ahas" adalah nama lengkap resmi Ahas yang mengandung tambahan nama Allah Israel "YHWH". Rupanya dalam urusan sehari-hari tidak dipakai oleh Ahas.