Asa (bahasa Ibrani: אָסָא,ModernAsaTiberiasʾĀsâ- Allah telah menyatakan; bahasa Yunani: Ασα; bahasa Latin: Asa) merupakan raja ketiga dari Kerajaan Yehuda menurut catatan Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di AlkitabKristen (1Raj 15:9–24; 2Taw 14:1–16:14). Ayahnya adalah raja Abia bin Rehabeam bin Salomo bin Daud. Nama neneknya yang perempuan ialah Maakha, anak Abisalom.[1]
Asa merupakan seorang raja baik yang pemerintahannya ditandai oleh kesetiaan kepada Allah. Akan tetapi, ia gagal mempercayai Allah sepenuhnya pada tahun-tahun terakhir (lihat 2 Tawarikh 16:1–14). Masa pemerintahannya itu penting karena ia menuntun bangsa itu meninggalkan semua kebiasaan fasik dan berbalik dari semua perbuatan jahat orang Kanaan. Kebangkitan rohani yang sejati senantiasa mencakup hal meninggalkan perbuatan yang tidak menyenangkan hati Allah dan melanggar firman-Nya (2 Tawarikh 14:1–16:14 untuk keterangan selanjutnya mengenai masa pemerintahan Asa).[2]Kitab Raja-raja memuji intervensinya melawan pelacuran kenisah dan melawan pemujaan berhala.
Asa menggerakkan raja AramBen-Hadad, untuk menyerang Baesa, raja Israel, yang menyudutkan dirinya. Menurut Tawarikh ia membangun benteng-benteng dan sebuah pasukan yang tetap. Ia menang melawan bangsa Kush (Ethiopia) dan mengadakan pembaharuan perjanjian secara meriah. Menurut Kitab 1 Raja-raja seluruh riwayat Asa dan segala kepahlawanannya dan segala yang dilakukannya dan kota-kota yang diperkuatnya tertulis dalam "Kitab sejarah raja-raja Yehuda", yang saat ini belum ditemukan salinannya.[3]
Ketaatan pada Tuhan
Menurut Alkitab Asa melakukan apa yang benar di mata TUHAN seperti Daud, bapa leluhurnya. Ia menyingkirkan pelacuran bakti dari negeri itu dan menjauhkan segala berhala yang dibuat oleh nenek moyangnya. Ia menjauhkan mezbah-mezbah asing dan bukit-bukit pengorbanan, memecahkan tugu-tugu berhala, dan menghancurkan tiang-tiang berhala. Bahkan ia memecat Maakha, neneknya, dari pangkat ibu suri, karena neneknya itu membuat patung Asyera yang keji. Asa merobohkan patung yang keji itu dan membakarnya di lembah Kidron. Ia memerintahkan orang Yehuda supaya mereka mencari TUHAN, Allah nenek moyang mereka, dan mematuhi hukum dan perintah. Ia menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan pedupaan-pedupaan dari segala kota di Yehuda. Dan kerajaanpun aman di bawah pemerintahannya. Sekalipun bukit-bukit pengorbanan tidak seluruhnya dijauhkan, namun Asa berpaut kepada TUHAN dengan segenap hatinya sepanjang umurnya. Ia membawa persembahan-persembahan kudus ayahnya dan persembahan-persembahan kudusnya sendiri ke rumah TUHAN, yakni emas dan perak serta barang-barang lain.[4]
Pembangunan kota-kota benteng
Karena negeri itu aman dan tidak ada yang memeranginya pada tahun-tahun awal pemerintahan Asa, ia dapat membangun kota-kota benteng di Yehuda; TUHAN telah mengaruniakan keamanan kepadanya. Katanya kepada orang Yehuda: "Marilah kita memperkuat kota-kota ini dan mengelilinginya dengan tembok beserta menara-menaranya, pintu-pintunya dan palang-palangnya. Negeri ini masih dalam tangan kita, karena kita mencari TUHAN Allah kita dan Ia mencari kita serta mengaruniakan keamanan kepada kita di segala penjuru." Maka mereka melaksanakan pembangunan itu dengan berhasil. Pasukan-pasukan Asa yang dari Yehuda jumlahnya 300.000 orang yang membawa perisai besar dan tombak, dan yang dari Benyamin jumlahnya 280.000 orang yang membawa perisai kecil, sebagai pemanah. Mereka semua pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa.[5]
Setelah Asa memerintah dengan damai selama sepuluhtahun,[6]Zerah, orang Etiopia itu, maju berperang melawan Asa dengan tentara sebanyak sejuta orang dan tiga ratus kereta. Ia sampai ke Maresa. Lalu Asa maju menghadapinya. Mereka mengatur barisan perangnya di lembah Zefata dekat Maresa. Kemudian Asa berseru kepada TUHAN, Allahnya: "Ya TUHAN, selain daripada Engkau, tidak ada yang dapat menolong yang lemah terhadap yang kuat. Tolonglah kami ya TUHAN, Allah kami, karena kepada-Mulah kami bersandar dan dengan nama-Mu kami maju melawan pasukan yang besar jumlahnya ini. Ya TUHAN, Engkau Allah kami, jangan biarkan seorang manusia mempunyai kekuatan untuk melawan Engkau!" Dan TUHAN memukul kalah orang-orang Etiopia itu di hadapan Asa dan Yehuda. Orang-orang Etiopia itu lari, lalu dikejar oleh Asa dan laskarnya sampai ke Gerar. Dari orang-orang Etiopia itu amat banyak yang tewas, sehingga tidak ada yang tinggal hidup, karena mereka hancur di hadapan TUHAN dan tentaranya. Orang-orang Yehuda memperoleh jarahan yang sangat besar. Mereka mengalahkan semua kota di sekeliling Gerar, karena ketakutan yang dari TUHAN menimpa penduduknya. Mereka menjarahi semua kota itu, karena jarahan yang besar terdapat di situ. Tenda-tenda pemilik ternakpun direbut mereka, dan banyak kambing domba dan unta diangkutnya sebagai jarahan, lalu mereka kembali ke Yerusalem.[7]
Pembaharuan
Nabi Azarya bin Oded dihinggapi Roh Allah. Ia pergi menemui Asa dan berkata kepadanya: "Dengarlah kepadaku, Asa dan seluruh Yehuda dan Benyamin! TUHAN beserta dengan kamu bilamana kamu beserta dengan Dia. Bilamana kamu mencari-Nya, Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi bilamana kamu meninggalkan-Nya, kamu akan ditinggalkan-Nya. Lama sekali Israel tanpa Allah yang benar, tanpa ajaran daripada imam dan tanpa hukum. Tetapi dalam kesesakan mereka berbalik kepada TUHAN, Allah orang Israel. Mereka mencari-Nya, dan Ia berkenan ditemui oleh mereka. Pada zaman itu tidak dapat orang pergi dan pulang dengan selamat, karena terdapat kekacauan yang besar di antara segenap penduduk daerah-daerah. Bangsa menghancurkan bangsa, kota menghancurkan kota, karena Allah mengacaukan mereka dengan berbagai-bagai kesesakan. Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!"[8]
Ketika Asa mendengar perkataan nubuat yang diucapkan oleh nabi Azarya bin Oded itu, ia menguatkan hatinya dan menyingkirkan dewa-dewa kejijikan dari seluruh tanah Yehuda dan Benyamin dan dari kota-kota yang direbutnya di pegunungan Efraim. Ia membaharui mezbah TUHAN yang ada di depan balai Bait Suci TUHAN. Ia mengumpulkan seluruh Yehuda dan Benyamin dan orang-orang Efraim, Manasye dan Simeon yang tinggal di antara mereka sebagai orang asing. Sebab dari Israel banyak yang menyeberang memihak kepadanya ketika mereka melihat bahwa TUHAN, Allahnya, beserta dengan dia. Mereka berkumpul di Yerusalem pada bulan ketiga tahun kelima belas dari pemerintahan Asa. Pada hari itu mereka mempersembahkan kepada TUHAN tujuh ratus lembu sapi dan tujuh ribu kambing domba dari jarahan yang mereka bawa pulang. Mereka mengadakan perjanjian untuk mencari TUHAN, Allah nenek moyang mereka, dengan segenap hati dan jiwa. Setiap orang, baik anak-anak atau orang dewasa, baik laki-laki atau perempuan, yang tidak mencari TUHAN, Allah Israel, harus dihukum mati. Mereka bersumpah setia kepada TUHAN dengan suara yang nyaring, dengan sorak-sorai dan dengan tiupan nafiri dan sangkakala. Seluruh Yehuda bersukaria atas sumpah itu, karena dengan segenap hati mereka bersumpah setia dan dengan kehendak yang bulat mereka mencari TUHAN. TUHAN berkenan ditemui oleh mereka dan mengaruniakan keamanan kepada mereka di segala penjuru.[9] Bahkan raja Asa memecat Maakha, neneknya, dari pangkat ibu suri, karena neneknya itu membuat patung Asyera yang keji. Asa merobohkan patung yang keji itu, menumbuknya sampai halus dan membakarnya di lembah Kidron. Sekalipun bukit-bukit pengorbanan tidak dijauhkan dari Israel, namun hati Asa tulus ikhlas sepanjang umurnya. Ia membawa persembahan-persembahan kudus ayahnya dan persembahan-persembahan kudusnya sendiri ke rumah Allah, yakni emas dan perak serta barang-barang lain. Tidak ada perang sampai pada tahun ketiga puluh lima pemerintahan Asa.[10]
Peperangan dengan Kerajaan Israel
Ada perang antara Asa dan Baesa, raja Israel, sepanjang umur mereka. Pada tahun ke-36 Kerajaan Yehuda (tahun ke-17 pemerintahan Asa), Baesa, raja Israel, maju berperang melawan Yehuda, dan ia memperkuat Rama, dengan maksud mencegah lalu lintas kepada Asa, raja Yehuda. Tetapi Asa mengambil segala emas dan perak yang masih tinggal dalam perbendaharaan rumah TUHAN dan dalam perbendaharaan rumah raja dan menyerahkannya kepada pegawainya. Kemudian raja Asa mengutus mereka kepada Benhadad bin Tabrimon bin Hezion, raja Aram yang diam di Damsyik, dengan membawa pesan: "Ada perjanjian antara aku dan engkau, antara ayahku dan ayahmu. Di sini kukirim kepadamu suatu bingkisan, yakni emas dan perak. Marilah, batalkanlah perjanjianmu dengan Baesa, raja Israel, supaya ia undur daripadaku." Lalu Benhadad mendengarkan permintaan raja Asa; ia menyuruh panglima-panglimanya menyerang kota-kota Israel dan ia mengalahkan Iyon, Dan, Abel-Bet-Maakha, Abel-Maim dan seluruh Kinerot serta seluruh tanah Naftali. Segera sesudah Baesa mendengar hal itu, ia berhenti memperkuat Rama dan ia menetap di Tirza. Tetapi raja Asa mengerahkan segenap orang Yehuda, seorangpun tiada yang terkecuali; mereka harus mengangkat batu dan kayu yang dipergunakan Baesa untuk memperkuat Rama. Raja Asa mempergunakannya untuk memperkuat Geba-Benyamin dan Mizpa.[11]
Kemunduran rohani
Pada waktu itu datanglah Hanani, pelihat itu, kepada Asa, raja Yehuda, katanya kepadanya: "Karena engkau bersandar kepada raja Aram dan tidak bersandar kepada TUHAN Allahmu, oleh karena itu terluputlah tentara raja Aram dari tanganmu. Bukankah tentara orang Etiopia dan Libia besar jumlahnya, kereta dan orang berkudanya sangat banyak? Namun TUHAN telah menyerahkan mereka ke dalam tanganmu, karena engkau bersandar kepada-Nya. Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia. Dalam hal ini engkau telah berlaku bodoh, oleh sebab itu mulai sekarang ini engkau akan mengalami peperangan." Maka sakit hatilah Asa karena perkataan pelihat itu, sehingga ia memasukkannya ke dalam penjara, sebab memang ia sangat marah terhadap dia karena perkara itu. Pada waktu itu Asa menganiaya juga beberapa orang dari rakyat.[12]
Masa tua dan kematian
Pada masa tuanya, yaitu pada tahun ke-39 pemerintahannya, Asa menderita sakit pada kedua kakinya[3] yang kemudian menjadi semakin parah. Namun dalam kesakitannya itu ia tidak mencari pertolongan TUHAN, tetapi pertolongan tabib-tabib.[13] Asa gagal untuk terus bertekun dalam mencari Allah ketika usianya sudah lebih tua. Ialah contoh bagi semua orang percaya bahwa memang mungkin untuk jatuh dari kesetiaan kepada Allah sekalipun telah ikut ambil bagian di dalam pembaharuan rohani yang besar. Tiga bukti kemerosotan rohaninya diberikan dalam pasal ini.
Ia berhenti bersandar kepada Allah dan malahan mempercayai sumber daya manusia (2 Tawarikh 16:7–9).
Ia menolak dan menganiaya nabi Allah (2 Tawarikh 16:10). Suatu tanda kemerosotan rohani yang tidak dapat disangkal ialah penolakan nabi-nabi Allah yang membawa firman teguran dan pembetulan dari-Nya (2 Tawarikh 16:7–10; lihat Lukas 6:23).
Ketika menderita secara jasmaniah, daripada mencari Allah dahulu untuk pengertian dan penyembuhan, dia hanya meminta bantuan para dokter yang mungkin menggunakan berbagai mantra dan obat-obat dari kekuatan gaib (2 Tawarikh 16:12).[2]
Kemudian Asa mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya. Ia mati pada tahun ke-41 pemerintahannya, dan dikuburkan di kuburan yang telah digali baginya, di samping nenek moyangnya di kota Daud, bapa leluhurnya. Orang-orang membaringkannya di atas petiduran yang penuh dengan rempah-rempah dan segala macam rempah-rempah campuran yang dicampur menurut cara pencampur rempah-rempah, lalu menyalakan api yang sangat besar untuk menghormatinya. Maka Yosafat, anaknya, menjadi raja menggantikan dia.[14][15]
Perhitungan waktu
Asa mulai menjadi raja atas Yehuda dalam tahun kedua puluh zaman Yerobeam, raja Israel (1 Raja-raja 15:9). Ia memerintah di Yerusalem 41 tahun lamanya[1]
Menurut perhitungan kronologiEdwin R. Thiele, Asa mulai memerintah sekitar September 911 SM - April 910 SM ("911 SM") sampai meninggalnya sekitar September 870 SM - April 869 SM ("870 SM").[16][17]
Tahun ke-1: bertepatan dengan tahun ke-21 pecahnya kerajaan Israel, sekaligus permulaan Kerajaan Yehuda dan tahun ke-20 pemerintahan Yerobeam (menurut "metode tahun naik tahta"). ("911 SM")[17]
Tahun ke-2 (tahun ke-22 Kerajaan Yehuda): Nadab, anak Yerobeam, menjadi raja atas Israel (1 Raja-raja 15:25; "910 SM")[18]
Tahun ke-3 (tahun ke-23 Kerajaan Yehuda): Baesa bin Ahia menjadi raja atas seluruh Israel di Tirza.[19] ("909 SM")[20]
Yosafat dilahirkan oleh Azuba anak Silhi bagi Asa. ("906 SM")[21]
Tahun ke-10 (tahun ke-30 Kerajaan Yehuda): Negeri itu aman selama sepuluh tahun pertama pemerintahan Asa (2 Tawarikh 14:1). (tahun 910 SM sampai 900 SM)[22]
Tahun ke-15 (tahun ke-35 Kerajaan Yehuda) bulan ke-3: Asa dan orang-orang Israel mengadakan perjanjian untuk mencari TUHAN, Allah nenek moyang mereka, dengan segenap hati dan jiwa (2 Tawarikh 15:10). ("895 SM")[23]
Tahun ke-16 (tahun ke-36 Kerajaan Yehuda): majulah Baesa, raja Israel, hendak berperang melawan Yehuda (2 Tawarikh 16:1). Asa mengikat perjanjian dengan Ben-Hadad, raja Aram, yang kemudian menyerang Israel, sehingga Baesa tidak jadi menyerang.[24] ("894 SM")[25]
Tahun ke-26 (tahun ke-46 Kerajaan Yehuda): Ela, anak Baesa, menjadi raja atas Israel di Tirza (1 Raja-raja 16:8; "886 SM")[26]
Tahun ke-27 (tahun ke-47 Kerajaan Yehuda): Ela dibunuh dan Zimri menjadi raja atas Israel di Tirza.[27] Hanya memerintah 7 hari, Zimri bunuh diri.[28] Tibni dan Omri bersaing menjadi raja Israel.[29] ("885 SM")[30]
Tahun ke-31 (tahun ke-51 Kerajaan Yehuda): Setelah Tibni mati, Omri menjadi raja atas Israel di Tirza.[27][31] (880 SM)[32]
Tahun ke-38 (tahun ke-58 Kerajaan Yehuda; tahun naik tahta (ke-0) Ahab): Ahab bin Omri menjadi raja atas Israel di Tirza.[33] ("874 SM")[34]
Tahun ke-39 ("metode tahun naik tahta"; tahun ke-60 Kerajaan Yehuda; tahun ke-2 Ahab): Asa mengalami penyakit di kedua kakinya (2 Tawarikh 16:12; "872 SM")[35] Sebelumnya, Yosafat bin Asa sudah dijadikan "raja bersama" dengan ayahnya sejak September 873 SM.[36]