YosafatYosafat (juga dieja Yehosafat; bahasa Ibrani: יְהוֹשָׁפָט, Modern Yehoshafat Tiberias Yəhôšāp̄āṭ ; " Yahweh adalah hakim"; bahasa Yunani: Ιωσαφατ; bahasa Latin: Josaphat; bahasa Inggris: Jehoshaphat, Jehosaphat, Josaphat, Yehoshafat) adalah putra raja Asa[1] dan merupakan raja Yehuda yang ke-4 (873-848 SM) setelah Kerajaan Israel terpecah. Menurut catatan Alkitab, Yosafat berumur 35 tahun pada waktu ia menjadi raja dan 25 tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Azuba, anak Silhi (1 Raja–raja 22:41–51; 2 Tawarikh 17:1–20:37). Catatan AlkitabDiberkati TUHANPemerintahan Yosafat umumnya berlangsung dengan baik. Kitab Tawarikh mencatat bahwa TUHAN menyertai Yosafat, karena ia hidup mengikuti jejak yang dahulu dari Daud, bapa leluhurnya, dan tidak mencari Baal-baal, melainkan mencari Allah ayahnya. Ia hidup menurut perintah-perintah-Nya dan tidak berbuat seperti Israel (Utara). Oleh sebab itu TUHAN mengokohkan kerajaan yang ada di bawah kekuasaannya. Seluruh Yehuda memberikan persembahan kepada Yosafat, sehingga ia menjadi kaya dan sangat terhormat. Dengan tabah hati ia hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN. Pula ia menjauhkan dari Yehuda segala bukit pengorbanan dan tiang berhala,[2] meskipun masih ada orang-orang yang mempersembahkan dan membakar korban di bukit-bukit pengorbanan itu.[3] Namun, sisa pelacuran bakti yang masih tinggal dalam zaman Asa, ayahnya, dihapuskannya dari negeri itu.[4] Yosafat mengadakan kunjungan pula ke daerah-daerah, dari Bersyeba sampai ke pegunungan Efraim, sambil menyuruh rakyat berbalik kepada TUHAN, Allah nenek moyang mereka.[5] Pengokohan KerajaanDi awal pemerintahannya, ia memperkuat kerajaannya dengan menempatkan tentara di semua kota yang berkubu di Yehuda dan pasukan-pasukan pendudukan di tanah Yehuda serta di kota-kota Efraim yang direbut oleh Asa, ayahnya.[6]
Mereka ditempatkan di Yerusalem dan di kota-kota yang berkubu di seluruh Yehuda.[10]
Perang dengan Aram
Perang dengan Moab dan AmonSetelah itu, mungkin karena mendengar berita kekalahan perang dari Aram, bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim. Mereka menyerang dari seberang Laut Asin, dari Edom, dan berkumpul di Hazezon-Tamar, yakni En-Gedi. Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari pertolongan TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa. Yahaziel bin Zakharia bin Benaya bin Matanya, seorang Lewi dari bani Asaf, dihinggapi Roh TUHAN di tengah-tengah jemaah, mengatakan: "Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah." Tentara Yehuda disuruh turun menyerang saat tentara musuh mendaki pendakian Zis, yaitu di ujung lembah, di muka padang gurun Yeruel, tetapi tidak usah bertempur. Malahan Yosafat mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata. Ketika pasukan Yehuda mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, orang-orang Moab dan Amon malah membinasakan penduduk Seir (Edom), dan kemudian mereka saling bunuh-membunuh. Ketika tentara Yehuda tiba di tempat peninjauan di padang gurun, mereka menengok ke tempat laskar itu. Tampaklah semua telah menjadi bangkai berhantaran di tanah, tidak ada yang terluput. Lalu Yosafat dan orang-orangnya turun untuk menjarah barang-barang mereka. Mereka menemukan banyak ternak, harta milik, pakaian dan barang-barang berharga. Yang mereka rampas itu lebih banyak daripada yang dapat dibawa. Tiga hari lamanya mereka menjarah barang-barang itu, karena begitu banyaknya. Pada hari keempat mereka berkumpul memuji TUHAN di tempat yang kemudian dinamakan Lembah Pujian, karena peristiwa tersebut.[17] Pembuatan Kapal DagangYosafat melakukan usaha yang gagal untuk membuka kembali pelayaran Salomo dalam mengadakan perdagangan dengan Ofir. Yosafat membuat kapal-kapal Tarsis untuk pergi ke Ofir mengambil emas, tetapi kapal-kapal itu tidak jadi pergi ke sana, sebab kapal-kapal itu pecah di Ezion-Geber, tempat pembuatannya. Kegagalan ini dianggap karena raja Yosafat bersepakat untuk bekerjasama dengan raja Ahazia anak Ahab, yang fasik, meskipun kemudian Yosafat menolaknya.[18] Hal ini sesuai dengan nubuat Eliezer bin Dodawa dari Maresa.[19] Perang menyerang MoabMesa, raja Moab, adalah seorang peternak domba; sebagai upeti ia membayar kepada raja Israel seratus ribu anak domba dan bulu dari seratus ribu domba jantan. Sesudah Ahab mati, memberontaklah Mesa terhadap raja Israel. Ahazia hanya memerintah dalam waktu pendek, maka Yoram, saudara-laki-lakinya yang menggantikan menjadi raja, mengambil tindakan untuk memerangi Moab. Ia mengajak Yosafat untuk membantu dan Yosafat bersedia. Dengan dibantu raja Edom, mereka berbaris menuju Moab, tetapi di padang gurun mereka tidak mempunyai air. Melalui nabi Elisa, TUHAN berkenan mendatangkan air dari Edom, karena raja Yosafat ada bersama mereka. Pasukan itu berhasil memukul kalah orang-orang Moab, meruntuhkan kota-kota dan menutupi setiap ladang yang baik dengan batu, karena setiap orang melemparkan batu ke atasnya. Mereka menutup segala mata air dan menumbangkan segala pohon yang baik, sampai hanya Kir-Hareset saja yang ditinggalkan, tetapi kota ini ditembaki oleh orang-orang pengumban dari segala penjuru. Ketika raja Moab melihat, bahwa peperangan itu terlalu berat baginya, diambilnyalah tujuh ratus orang pemegang pedang bersama-sama dia untuk menerobos ke jurusan raja Edom, tetapi tidak berhasil. Kemudian ia mengambil anaknya yang sulung yang akan menjadi raja menggantikan dia, lalu mempersembahkannya sebagai korban bakaran di atas pagar tembok. Tetapi kegusaran (atau ketakutan) besar menimpa orang Israel, sehingga mereka berangkat meninggalkan dia dan pulang ke negeri mereka.[20] Beberapa tahun kemudian, setelah Yosafat mati, Mesa berhasil melepaskan diri dari Israel dan menuliskan kemenangannya pada "Prasasti Mesa".[21] KeturunanDengan matinya Ahab dan Ahazia dari Kerajaan Israel Utara, dan bertahtanya raja Yoram yang merupakan saudara laki-laki, Atalya, menantu perempuannya, raja Yosafat secara de facto disebut raja Israel. Anak-anak Yosafat adalah Yoram, Azarya, Yehiel, Zakharia, Azariahu, Mikhael dan Sefaca. Yosafat memberikan kepada mereka banyak pemberian, berupa emas dan perak dan barang-barang berharga, juga kota-kota berkubu di Yehuda, tetapi kedudukan raja diberikannya kepada Yoram, karena dialah anak sulungnya.[12] Perhitungan waktuWilliam F. Albright menulis masa pemerintahannya 873-849 SM, sementara menurut kronologi Thiele adalah 873-848 SM, dimana sampai tahun 870 SM ia menjadi "raja bersama" dengan Asa, ayahnya, yang selama itu menderita sakit parah di bagian kakinya.[22][23] Menurut kronologi Thiele, Yosafat diangkat menjadi raja bersama dengan ayahnya sejak September 873 SM dan ketika ayahnya mati, ia menjadi raja sendirian pada tahun ke-4 pemerintahan raja Ahab (1 Raja-raja 22:41) pada tahun 870 SM dan mati pada tahun 848 SM setelah menjadi raja 25 tahun lamanya (sejak menjadi "raja bersama").[23] Pada tahun ke-17 pemerintahan tunggalnya (853 SM), raja Ahab dari Kerajaan Israel Utara mati, digantikan oleh Ahazia. Pada saat yang hampir bersamaan, Yosafat mulai mengangkat anaknya, Yoram, menjadi raja bersama-sama dengan dia sebagai persiapan pergantian tahta.[24] Hampir 2 tahun kemudian, Ahazia, raja Israel, meninggal tanpa meninggalkan putra, sehingga digantikan oleh saudara laki-lakinya yang juga bernama Yoram (852 SM). Yosafat mati 4 tahun kemudian dan Yoram, anak sulungnya, menjadi raja sendirian atas Kerajaan Yehuda. Menurut tahun Kerajaan YehudaMenurut perhitungan waktu pemerintahan raja Asa, maka tahun-tahun kehidupan Yosafat dapat dihitung sejak berdirinya Kerajaan Yehuda (mulai dari pecahnya Kerajaan Israel pada tahun 931 SM).
Lihat pula
Referensi
Pustaka
Pranala luar |