Abia mempunyai 14 istri, 22 putra dan 16 putri.[6]
Perang melawan Yerobeam, raja Israel
Sepanjang pemerintahannya yang singkat, Abia berusaha keras untuk menyatukan kerajaan Israel utara dengan Kerajaan Yehuda atau Israel selatan. Ia memerangi raja Israel, Yerobeam di pegunungan Efraim. 2 Tawarikh 13:3 mencatat tentara Abia berjumlah 400,000 dan tentara Yerobeam 800,000.
Sebelum perang, Abia naik ke atas Gunung Zemaraim untuk berpidato kepada tentara Israel, menganjurkan mereka untuk menyerah agar Kerajaan Israel bersatu kembali. Namun, anjuran ini diabaikan. Bahkan Yerobeam merencanakan untuk mengepung tentara Yehuda. Ketika tentara Yehuda melihat bahwa mereka dijepit dari depan dan belakang, mereka berteriak kepada TUHAN. Saat para imam meniup nafiri dan para tentara Yehuda memekikkan pekik perang, Allah memukul kalah Yerobeam dan segenap orang Israel oleh pasukan Yehuda yang dipimpin oleh Abia. Menurut 2 Tawarikh 13:17, 500,000 tentara Yerobeam terbunuh.
Kekuasaan Yerobeam menjadi lemah akibat kekalahan telak ini dan tidak lagi menjadi ancaman bagi Kerajaan Yehuda selama pemerintahan Abia.[7] Namun, Abia gagal menyatukan kedua kerajaan tersebut.
Sesudah pecahnya kerajaan Israel pada zaman raja Rehabeam, batas antara suku Benyamin dan Efraim (yaitu batas kerajaan Israel utara dan selatan) menjadi sengketa. Meskipun kota Betel tadinya menjadi milik suku Benyamin pada waktu Yosua,[8] pada zaman hakim Debora, Betel disebutkan ada di tanah milik suku Efraim.[9] Hampir 20 tahun setelah pecahnya kerajaan, Abia menggunakan kesempatan saat mengalahkan Yerobeam untuk mengambil kembali kota-kota Betel, Yesana dan Efron, dengan desa-desa di sekitarnya.[10] Efron dipercayai sama dengan kota Ofra yang diberikan kepada suku Benyamin oleh Yosua.[11]
Suksesi
Riwayat hidup Abia yang lebih lengkap daripada Alkitab Ibrani ditulis dalam kitab sejarah nabi Ido, sesuai catatan di 2 Tawarikh 13:22, tetapi kitab itu sendiri sekarang belum ditemukan kembali.
Abia dimakamkan bersama nenek moyangnya di Yerusalem. Ia digantikan oleh putranya, Asa.
Perhitungan waktu
Sesuai 2 Tawarikh 13:1–2, Abia menjadi raja Yehuda pada tahun ke-18 pemerintahan raja Yerobeam, dan ia memerintah selama 3 tahun.
Pemerintahan
Tahun ke-1: bertepatan dengan tahun ke-18 pecahnya kerajaan Israel dan sekaligus pemerintahan raja Yerobeam.
Tahun ke-3: Abia mati dan digantikan oleh putranya, Asa, menjadi raja. Bertepatan dengan tahun ke-20 pecahnya kerajaan dan pemerintahan Yerobeam.
E. R. Thiele mengusulkan tahun 914/913 – 911/910 SM.[12][13]
Perhitungan tahun pemerintahan raja-raja Yehuda dan Israel berbeda 6 bulan, di mana kerajaan Yehuda menghitung mulai bulan Tishri di musim gugur, sedangkan kerajaan Israel memulai di bulan Nisan dalam musim semi. Sinkronisasi silang antara dua kerajaan ini memungkinkan penetapan tahun yang lebih tepat dalam waktu 6 bulan. Untuk Abia, data dari Alkitab memberi perkiraan naik tahtanya antara 1 Nisan 913 SM dan sehari sebelum 1 Tishri pada tahun yang sama (April-September 913 SM pada kalender Julian), atau ditulis sebagai tahun Yehuda yang dimulai bulan Tishri 914 SM sampai Tishri 913 SM (disingkat 913 SM). Kematian Abia terjadi antara 1 Tishri 911 SM dan 1 Nisan 910 SM (September 911 SM - April 910 SM), atau "911 SM" (911/910 SM).[12][13]
^Ditulis "Mikhaya" dalam teks Masoret untuk 2 Tawarikh 13:2; tetapi "Maakha" untuk ayat yang sama dalam versi bahasa Yunani Septuaginta, Alkitab bahasa Syriac, and bahasa Arab, dikutip dalam Ellicott, C. J.. Ellicott's Bible Commentary for English Readers
^Yosefus, Flavius. Ant., 8:10.§ 1. Kutipan: ia [Rehabeam] juga menikahi seorang lain setingkatnya, yang adalah putri Absalom melalui Tamar, yang bernama Maakha, dan darinya ia mempunyai seorang putra yang diberinya nama Abia.