Yosia
Yosia (bahasa Ibrani: יֹאשִׁיָּהוּ, Yoshiyahu; bahasa Yunani: Ιωσιας, Yosias), yang artinya 'TUHAN menopang' adalah raja kerajaan Yehuda dan anak dari Raja Amon.[1][2] Yosia menjadi raja pada usia 8 tahun, sekitar tahun 639-609 SM.[2] Ia merupakan penganut theokratis dan ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN.[1]
Pemerintahan Yosia ini melakukan reformasi dalam hal keagamaan.[1][2]
Pada tahun ke-8 pemerintahannya, Yosia secara pribadi meninggalkan agama yang sudah menyimpang dan bersifat politeisme, yang dianut kedua pemerintahan terdahulu, Amon dan Manasye.[2] Namun, tindakan ini hanya berpengaruh pada kalangan istana saja.[2] Meninggalnya raja Asyur terakhir, Asyurbanipal, pada tahun 632 SM memperlancar usaha reformasi Yosia.[2] Pada tahun yang ke-12 pemerintahannya, reformasi keagamaan ini mendapat dukungan lebih luas sampai ke Yerusalem dan daerah-daerah lain.[1][2] Dalam melakukan reformasi ini, raja Yosia tidak hanya memusnahkan bukit-bukit pengorbanan bamot di wilayah Yehuda dan Benyamin, tetapi ia juga menjangkau wilayah Efraim dan Naftali di Galilea.[2] Ia menghancurkan semua peranti dan sarana ibadah kafir.[1][2] Secara khusus ia menggenapi nubuat mengenai penghancuran bukit pengorbanan di Betel, di mana pertama kalinya Yerobeam bin Nebat memperkenalkan hal-hal baru dalam hidup keagamaan (2 Raja-raja 23:15-18; 2 Raja-raja 12:2).[1][2] Kebijakan Yosia selanjutnya adalah pemberlakuan kembali perayaan Paskah (2 Raja–raja 35:18).[2] Kendati reformasi ini sangat besar dilakukan, tetapi hampir seluruhnya tidak memberikan dampak perubahan yang sungguh-sungguh dalam hati umat Israel.[2]
Masa muda sampai naik tahta
Raja Yosia lahir ketika ayahnya, Raja Amon, berusia 16 tahun dan kakeknya, Raja Manasye, masih memerintah di Yerusalem dalam usia 61 tahun. Ibunya ialah Yedida binti Adaya, dari Bozkat. Sewaktu Yosia berusia 6 tahun, raja Manasye (67 tahun) mangkat dan Amon (22 tahun) menggantikannya menjadi raja. Amon hanya memerintah selama 2 tahun, karena dibunuh di istananya oleh pegawai-pegawainya yang mengadakan persepakatan melawan dia. Tetapi rakyat negeri itu membunuh semua orang yang mengadakan persepakatan melawan raja Amon; dan rakyat negeri itu mengangkat Yosia, anaknya, menjadi raja menggantikan dia.[3] Yosia berumur 8 tahun pada waktu ia menjadi raja.[4]
Alkitab mencatat bahwa Yosia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup sama seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri.[5]
- Pada tahun ke-8 dari pemerintahannya, ketika ia masih muda belia, ia mulai mencari Allah Daud, bapa leluhurnya.[6]
- Pada tahun ke-12 ia mulai mentahirkan Yehuda dan Yerusalem daripada bukit-bukit pengorbanan, tiang-tiang berhala, patung-patung pahatan dan patung-patung tuangan. Mezbah-mezbah para Baal dirobohkan di hadapannya; ia menghancurkan pedupaan-pedupaan yang ada di atasnya; ia meremukkan dan menghancurluluhkan tiang-tiang berhala, patung-patung pahatan dan patung-patung tuangan, dan menghamburkannya ke atas kuburan orang-orang yang mempersembahkan korban kepada berhala-berhala itu. Tulang-tulang para imam dibakarnya di atas mezbah-mezbah mereka. Demikianlah ia mentahirkan Yehuda dan Yerusalem. Juga di kota-kota Manasye, Efraim dan Simeon, sampai di kota-kota Naftali, yang di mana-mana telah menjadi reruntuhan, ia merobohkan segala mezbah dan tiang berhala, meremukkan segala patung pahatan serta menghancurluluhkannya, dan menghancurkan semua pedupaan di seluruh tanah Israel. Sesudah itu ia kembali ke Yerusalem.[7]
Penemuan kembali kitab Taurat
Pada tahun ke-18 dari pemerintahannya, setelah selesai mentahirkan negeri dan rumah TUHAN, ia menyuruh Safan bin Azalya bin Mesulam, panitera, dan Maaseya, penguasa kota, serta Yoah bin Yoahas, bendahara negara, untuk memperbaiki rumah TUHAN, Allahnya.[8] Yosia bertitah:
- "Pergilah kepada imam besar Hilkia; suruhlah ia menyerahkan seluruh uang yang telah dibawa ke dalam rumah TUHAN yang telah dikumpulkan dari pihak rakyat oleh penjaga-penjaga pintu; baiklah itu diberikan mereka ke tangan para pekerja yang diangkat untuk mengawasi rumah TUHAN, supaya diberikan kepada tukang-tukang yang ada di rumah TUHAN untuk memperbaiki kerusakan rumah itu, yaitu kepada tukang-tukang kayu, tukang-tukang bangunan dan tukang-tukang tembok, juga bagi pembelian kayu dan batu pahat untuk memperbaiki rumah itu. Tetapi tidak usahlah mengadakan perhitungan dengan mereka mengenai uang yang diberikan ke tangan mereka, sebab mereka bekerja dengan jujur."[9]
Maka datanglah mereka kepada imam besar Hilkia dan menyerahkan kepadanya uang yang telah dibawa ke rumah Allah dan yang telah dikumpulkan oleh orang-orang Lewi, yakni oleh para penjaga pintu, dari orang-orang Manasye dan Efraim, dan dari semua orang yang masih tinggal dari Israel, pula dari seluruh orang Yehuda dan Benyamin, dan dari penduduk Yerusalem. Uang itu diberikan mereka ke tangan para pekerja yang diangkat untuk mengawasi rumah TUHAN; dan mereka itu, yang bekerja dalam rumah TUHAN, mengeluarkannya untuk membetulkan dan memperbaiki rumah itu. Mereka memberikannya kepada tukang-tukang kayu dan tukang-tukang bangunan, supaya tukang-tukang itu membeli batu pahat dan kayu untuk tupai-tupai dan untuk memasang balok-balok pada gedung-gedung, yang oleh raja-raja Yehuda dibiarkan roboh. Orang-orang itu melakukan pekerjaan itu dengan setia. Orang-orang yang diangkat menjadi pengawas mereka ialah: Yahat dan Obaja, orang-orang Lewi dari bani Merari, sedangkan Zakharia dan Mesulam dari bani Kehat mengepalai semua. Dan semua orang Lewi yang pandai memainkan alat-alat musik, mengepalai kuli-kuli dan mengiringi semua tukang dalam pekerjaan apapun. Dari antara orang-orang Lewi itu ada yang menjadi panitera, pengatur atau penunggu pintu gerbang.[10]
Ketika mereka mengeluarkan uang yang telah dibawa ke rumah TUHAN, imam Hilkia menemukan kitab Taurat TUHAN, yang diberikan dengan perantaraan Musa.[11] Maka berkatalah Hilkia kepada Safan, panitera negara itu: "Aku telah menemukan kitab Taurat di rumah TUHAN!" Lalu Hilkia memberikan kitab itu kepada Safan, dan Safan terus membacanya. Kemudian Safan, panitera itu, masuk menghadap raja, disampaikannyalah kabar tentang itu kepada raja, dan membawa kitab itu kepada raja.[12] Ia juga menyampaikan kabar kepada raja: "Segala sesuatu yang ditugaskan kepada hamba-hambamu, telah mereka laksanakan. Mereka telah mengambil seluruh uang yang terdapat di rumah TUHAN dan memberikannya ke tangan para pengawas dan para pekerja yang diangkat mengawasi rumah itu." Safan, panitera negara itu, memberitahukan juga kepada raja: "Imam Hilkia telah memberikan kitab kepadaku," lalu Safan membacakan sebagian di depan raja.[13]
- Segera sesudah raja mendengar perkataan Taurat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya. Kemudian raja memberi perintah kepada Hilkia, kepada Ahikam bin Safan, kepada Abdon (atau Akhbor) bin Mikha, kepada Safan, panitera negara itu, dan kepada Asaya, hamba raja, katanya: "Pergilah, mintalah petunjuk TUHAN bagiku, bagi yang masih tinggal di Israel dan di Yehuda, bagi rakyat dan bagi seluruh Yehuda, tentang perkataan kitab yang ditemukan ini, sebab hebat kehangatan murka TUHAN yang bernyala-nyala terhadap kita yang dicurahkan kepada kita, oleh karena nenek moyang kita tidak mendengarkan perkataan kitab ini, tidak memelihara firman TUHAN dengan berbuat tepat seperti yang tertulis dalam kitab ini!"[14]
- Maka pergilah Hilkia dengan orang-orang yang disuruh raja, yaitu Ahikam, Akhbor, Safan dan Asaya, kepada nabiah Hulda, isteri seorang yang mengurus pakaian-pakaian, yaitu Salum bin Tikwa (atau Tokhat) bin Harhas (atau Hasra), penunggu pakaian-pakaian; nabiah itu tinggal di Yerusalem, di perkampungan baru. Mereka berbicara dan memberitakan semuanya kepadanya sebagaimana yang diperintahkan.[15]
- Perempuan itu menjawab mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel! Katakanlah kepada orang yang menyuruh kamu kepada-Ku! Beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya Aku akan mendatangkan malapetaka atas tempat ini dan atas penduduknya, yakni segala kutuk yang tertulis dalam kitab yang telah dibacakan di depan raja Yehuda, karena mereka meninggalkan Aku dan membakar korban kepada allah lain dengan maksud menimbulkan sakit hati-Ku dengan segala pekerjaan tangan mereka; sebab itu kehangatan murka-Ku akan bernyala-nyala terhadap tempat ini, nyala murka-Ku akan dicurahkan ke tempat ini, dengan tidak padam-padam. Tetapi kepada raja Yehuda yang telah menyuruh kamu untuk meminta petunjuk TUHAN, harus kamu katakan demikian: Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Mengenai perkataan yang telah kaudengar itu, oleh karena engkau sudah menyesal dan engkau merendahkan diri di hadapan Allah pada waktu engkau mendengar hukuman yang Kufirmankan terhadap tempat ini dan terhadap penduduknya, bahwa mereka akan mendahsyatkan dan menjadi kutuk, dan oleh karena engkau merendahkan diri di hadapan-Ku, mengoyakkan pakaianmu dan menangis di hadapan-Ku, Akupun telah mendengarnya, demikianlah firman TUHAN, maka sebab itu, sesungguhnya Aku akan mengumpulkan engkau kepada nenek moyangmu, dan engkau akan dikebumikan ke dalam kuburmu dengan damai, dan matamu tidak akan melihat segala malapetaka yang akan Kudatangkan atas tempat ini dan atas penduduknya." Lalu mereka menyampaikan jawab itu kepada raja.[16]
Pembaharuan yang dilakukan Yosia
Sesudah itu raja menyuruh orang mengumpulkan semua tua-tua Yehuda dan Yerusalem. Kemudian pergilah raja ke rumah TUHAN bersama-sama semua orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, para imam, dan seluruh orang awam, baik yang besar maupun yang masih kecil. Dengan didengar mereka ia membacakan segala perkataan dari kitab perjanjian yang ditemukan di rumah TUHAN itu. Sesudah itu berdirilah raja pada tempatnya dekat tiang dan diikatnyalah perjanjian di hadapan TUHAN untuk hidup dengan mengikuti TUHAN, dan tetap menuruti perintah-perintah-Nya, peraturan-peraturan-Nya dan ketetapan-ketetapan-Nya dengan segenap hatinya dan dengan segenap jiwanya dan untuk melakukan perkataan perjanjian yang tertulis dalam kitab itu. Ia menyuruh semua orang yang berada di Yerusalem dan Benyamin ikut serta dalam perjanjian itu. Dan penduduk Yerusalem berbuat menurut perjanjian Allah, yakni Allah nenek moyang mereka. Dan seluruh rakyat turut mendukung perjanjian itu.[17]
Yosia menjauhkan segala dewa kekejian dari semua daerah orang Israel dan menyuruh semua orang yang ada di Israel beribadah kepada TUHAN, Allah mereka. Maka sepanjang hidup Yosia mereka tidak menyimpang mengikuti TUHAN, Allah nenek moyang mereka.[18]
Raja memberi perintah kepada imam besar Hilkia dan kepada para imam tingkat dua dan kepada para penjaga pintu untuk mengeluarkan dari bait TUHAN segala perkakas yang telah dibuat untuk Baal dan Asyera dan untuk segala tentara langit, lalu dibakarnyalah semuanya itu di luar kota Yerusalem di padang-padang Kidron, dan diangkutnyalah abunya ke Betel. Ia memberhentikan para imam dewa asing yang telah diangkat oleh raja-raja Yehuda untuk membakar korban di bukit pengorbanan di kota-kota Yehuda dan di sekitar Yerusalem, juga orang-orang yang membakar korban untuk Baal, untuk dewa matahari, untuk dewa bulan, untuk rasi-rasi bintang dan untuk segenap tentara langit. Dibawanyalah tiang-tiang berhala dari rumah TUHAN ke luar kota Yerusalem, ke sungai Kidron, lalu dibakarnya di situ dan ditumbuknya halus-halus menjadi abu, kemudian dicampakkannyalah abunya ke atas kuburan rakyat jelata. Ia merobohkan petak-petak pelacuran bakti yang ada di rumah TUHAN, tempat orang-orang perempuan bertenun sarung untuk Asyera. Disuruhnyalah datang semua imam dari kota-kota Yehuda, lalu ia menajiskan bukit-bukit pengorbanan, tempat para imam itu membakar korban, dari Geba sampai Bersyeba; dirobohkannya pula bukit-bukit pengorbanan di pintu-pintu gerbang yang ada dekat lubang pintu gerbang Yosua, penguasa kota itu, yang ada pada sebelah kiri kalau orang memasuki pintu gerbang kota itu. Tetapi para imam bukit-bukit pengorbanan itu tidak boleh naik ke mezbah TUHAN di Yerusalem, hanya mereka boleh memakan roti yang tidak beragi di tengah-tengah saudara-saudara mereka. Ia menajiskan juga Tofet yang ada di lembah Ben-Hinom, supaya jangan orang mempersembahkan anak-anaknya sebagai korban dalam api untuk dewa Molokh. Dibuangnyalah kuda-kuda yang ditaruh oleh raja-raja Yehuda untuk dewa matahari di pintu masuk ke rumah TUHAN, dekat bilik Natan-Melekh, pegawai istana, yang tinggal di gedung samping; juga kereta-kereta dewa matahari dibakarnya dengan api. Mezbah-mezbah, yang ada di atas sotoh, tempat peranginan Ahas, yang dibuat oleh raja-raja Yehuda, dan mezbah-mezbah, yang dibuat Manasye di kedua pelataran rumah TUHAN, dirobohkan oleh raja, dan diremukkan di sana, lalu dicampakkannya abunya ke sungai Kidron. Bukit-bukit pengorbanan yang ada di sebelah timur Yerusalem di sebelah selatan bukit Kebusukan dan yang didirikan oleh Salomo, raja Israel, untuk Asytoret, dewa kejijikan sembahan orang Sidon, dan untuk Kamos, dewa kejijikan sembahan Moab, dan untuk Milkom, dewa kekejian sembahan orang Amon, dinajiskan oleh raja. Ia memecahkan tugu-tugu berhala dan menebang tiang-tiang berhala, lalu ditimbuninya tempat-tempat itu penuh dengan tulang-tulang manusia.
Penghancuran mezbah di Betel
Juga mezbah yang ada di Betel, bukit pengorbanan yang dibuat oleh Yerobeam bin Nebat yang mengakibatkan orang Israel berdosa, mezbah dan bukit pengorbanan itupun dirobohkannya dan batu-batunya dipecahkannya, lalu ditumbuknya halus-halus menjadi abu, dan dibakarnyalah tiang berhala. Dan ketika Yosia berpaling, dilihatnyalah kuburan-kuburan yang ada di gunung di sana, lalu menyuruh orang mengambil tulang-tulang dari kuburan-kuburan itu, membakarnya di atas mezbah dan menajiskannya, sesuai dengan firman TUHAN yang telah diserukan oleh abdi Allah yang telah menyerukan hal-hal ini. Ia berkata: "Apakah tanda keramat yang kulihat ini?" Lalu orang-orang di kota itu menjawab dia: "Itulah kuburan abdi Allah yang sudah datang dari Yehuda dan yang telah menyerukan segala hal yang telah kaulakukan terhadap mezbah Betel ini!" Lalu katanya: "Biarkanlah itu, janganlah ada orang yang menjamah tulang-tulangnya!" Jadi mereka tidak mengganggu tulang-tulangnya dan tulang-tulang nabi yang telah datang dari Samaria itu. Juga segala kuil di bukit-bukit pengorbanan yang di kota-kota Samaria yang dibuat oleh raja-raja Israel untuk menimbulkan sakit hati TUHAN, dijauhkan oleh Yosia dan dalam hal ini ia bertindak tepat seperti tindakannya di Betel. Ia menyembelih di atas mezbah-mezbah itu semua imam bukit-bukit pengorbanan yang ada di sana dan dibakarnya tulang-tulang manusia di atasnya, lalu pulanglah ia ke Yerusalem.[19]
Perayaan Paskah
Kemudian raja memberi perintah kepada seluruh bangsa itu: "Rayakanlah Paskah bagi TUHAN, Allahmu, seperti yang tertulis dalam kitab perjanjian ini!" Sebab tidak pernah lagi dirayakan Paskah seperti itu sejak zaman para hakim yang memerintah atas Israel dan sepanjang zaman raja-raja Israel dan raja-raja Yehuda. Tetapi barulah dalam tahun ke-18 zaman raja Yosia Paskah ini dirayakan bagi TUHAN di Yerusalem. Domba Paskah disembelih pada tanggal empat belas bulan yang pertama. Ia menetapkan tugas para imam, dan mendorong mereka menunaikan tugas jabatannya dalam rumah TUHAN. Berkatalah ia kepada orang-orang Lewi yang adalah pengajar seluruh Israel dan orang-orang kudus TUHAN: "Tempatkanlah tabut kudus itu di dalam rumah yang telah didirikan Salomo bin Daud, raja Israel. Tidak usah lagi kamu mengusungnya. Sekarang layanilah TUHAN, Allahmu, dan Israel, umat-Nya! Bersiaplah menurut puak-puakmu dan menurut rombonganmu sebagaimana yang dituliskan Daud, raja Israel, dan Salomo, anaknya. Berdirilah di halaman tempat kudus menurut golongan puak saudara-saudaramu yang lain, yakni kaum awam, dengan satu rombongan puak orang Lewi untuk tiap golongan saudara-saudaramu itu. Sembelihlah domba Paskah, kuduskanlah dirimu, dan adakanlah persiapan bagi saudara-saudaramu, supaya dilakukan apa yang difirmankan TUHAN dengan perantaraan Musa." Yosia menyumbangkan kepada kaum awam sejumlah tiga puluh ribu ekor kambing domba, yakni domba-domba dan kambing-kambing jantan yang muda, semuanya sebagai korban Paskah bagi semua orang yang hadir. Selain itu disumbangkannya tiga ribu ekor lembu. Semuanya itu dari harta milik raja. Juga para panglimanya memberi sumbangan sukarela kepada rakyat, para imam, dan orang-orang Lewi. Kemudian Hilkia, Zakharia dan Yehiel, para pemuka rumah Allah, memberi kepada para imam 2.600 ekor kambing domba sebagai korban Paskah dan selain itu 300 ekor lembu. Lalu Konanya dan kedua saudaranya, Semaya dan Netaneel, serta Hasabya, Yeiel dan Yozabad, para pemimpin orang-orang Lewi, menyumbangkan kepada orang-orang Lewi lima ribu ekor kambing domba sebagai korban Paskah dan selain itu lima ratus ekor lembu. Setelah upacara ibadah disiapkan, berdirilah para imam pada tempatnya dan orang-orang Lewi menurut rombongannya f sesuai dengan perintah raja. Maka disembelihlah domba Paskah, dan para imam menyiramkan darah yang mereka terima dari orang-orang Lewi, sedang orang-orang Lewi menguliti domba itu. Tetapi mereka memisahkan korban bakaran untuk diserahkan kepada kaum awam menurut golongan puak mereka, supaya dipersembahkan kepada TUHAN sebagaimana tertulis dalam kitab Musa. Demikian pula dilakukan mereka dengan lembu-lembu. Kemudian mereka memasak domba Paskah di atas api sesuai dengan peraturan, sedang persembahan-persembahan kudus mereka masak dalam kuali, belanga dan pinggan, lalu membawanya cepat-cepat kepada segenap kaum awam. Kemudian mereka menyediakannya bagi dirinya dan bagi para imam, karena para imam, yakni anak-anak Harun, sampai malam hari sibuk mempersembahkan korban bakaran dan segala lemak. Oleh sebab itu orang-orang Lewi menyediakannya bagi dirinya dan bagi para imam, yakni anak-anak Harun. Para penyanyi, yakni bani Asaf, ada pada tempat mereka sesuai dengan perintah Daud, Asaf, Heman dan Yedutun, pelihat raja itu; juga para penunggu pintu gerbang ada pada tiap-tiap pintu gerbang. Mereka tidak usah meninggalkan tugas mereka, karena saudara-saudara mereka, orang-orang Lewi, menyediakannya untuk mereka. Demikianlah seluruh upacara ibadah bagi TUHAN disiapkan pada hari itu untuk merayakan Paskah dan untuk mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah TUHAN sesuai dengan perintah raja Yosia. Pada waktu itu orang Israel yang hadir di situ merayakan Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi selama tujuh hari. Paskah semacam itu tidak pernah lagi dirayakan di Israel sejak nabi Samuel. Seorangpun di antara raja-raja orang Israel tidak pernah merayakan Paskah seperti yang dirayakan Yosia dengan para imam dan orang-orang Lewi, dengan seluruh orang Yehuda dan Israel yang dapat hadir, dan dengan penduduk Yerusalem.[20]
Nubuat pembuangan Yehuda
Para pemanggil arwah, dan para pemanggil roh peramal, juga terafim, berhala-berhala dan segala dewa kejijikan yang terlihat di tanah Yehuda dan di Yerusalem, dihapuskan oleh Yosia dengan maksud menepati perkataan Taurat yang tertulis dalam kitab yang telah didapati oleh imam Hilkia di rumah TUHAN. Sebelum dia tidak ada raja seperti dia yang berbalik kepada TUHAN dengan segenap hatinya, dengan segenap jiwanya dan dengan segenap kekuatannya, sesuai dengan segala Taurat Musa; dan sesudah dia tidak ada bangkit lagi yang seperti dia. Tetapi TUHAN tidak beralih dari murka-Nya yang sangat bernyala-nyala itu yang telah bangkit terhadap Yehuda oleh karena segala sakit hati-Nya yang ditimbulkan Manasye. Lalu berfirmanlah TUHAN: "Juga orang Yehuda akan Kujauhkan dari hadapan-Ku seperti Aku menjauhkan orang Israel, dan Aku akan membuang kota yang Kupilih ini, yakni Yerusalem, dan rumah ini, walaupun Aku telah berfirman tentangnya: Nama-Ku akan tinggal di sana!"[21]
Peperangan dengan Nekho dan kematian Yosia
Kemudian daripada semua ini, pada tahun ke-31 pemerintahan Yosia, setelah Yosia memperbaiki rumah TUHAN, majulah Nekho, raja Mesir, hendak berperang di Karkemis bersama raja Asyur di tepi sungai Efrat. Yosia keluar menghadapinya. Nekho mengirim utusan kepada Yosia, dengan pesan: "Apakah urusanmu dengan aku, raja Yehuda? Saat ini aku tidak datang melawan engkau, tetapi melawan keluarga raja yang sedang kuperangi. Allah memerintahkan aku supaya segera bertindak. Hentikanlah niatmu menentang Allah yang menyertai aku, supaya engkau jangan dimusnahkan-Nya!" Tetapi Yosia tidak berpaling daripadanya, melainkan menyamar untuk berperang melawan dia. Ia tidak mengindahkan kata-kata Nekho, yang merupakan pesan Allah, lalu berperang di lembah Megido. Segera sesudah Nekho melihatnya! maka pemanah-pemanah menembaki raja Yosia, dan raja berseru kepada orang-orangnya: "Bawa aku dari sini, karena aku luka parah!" Orang-orangnya mengangkatnya dari keretanya, lalu mengangkutnya dengan kereta cadangannya dari Megido lalu membawanya ke Yerusalem. Kemudian matilah ia, lalu dikuburkan dalam kuburnya sendiri di pekuburan nenek moyangnya. Seluruh Yehuda dan Yerusalem berkabung karena Yosia. Yeremia membuat suatu syair ratapan mengenai Yosia. Dan semua penyanyi laki-laki dan penyanyi perempuan menyanyikan syair-syair ratapan mengenai Yosia, dan mereka jadikan itu suatu kebiasaan di Israel. Semuanya itu tertulis dalam Syair-syair Ratapan.[22] Pertempuran di Megido itu terjadi sekitar tahun 609 SM.[1][2]
Penerus tahta
Setelahnya, rakyat negeri itu menjemput Yoahas, anak Yosia, mengurapi dia dan mengangkat dia menjadi raja menggantikan ayahnya.[23]
Keturunan
Anak-anak Yosia: 4 orang putra[24]
- Yohanan (anak sulung)
- Yoyakim, dari istrinya, Zebuda binti Pedaya, dari Ruma.[25]
- Zedekia, dari istrinya, Hamutal binti Yeremia, dari Libna.[26]
- Salum (atau Yoahas[27]) dari istrinya, Hamutal binti Yeremia, dari Libna.[27]
Urutan ke-3 dan ke-4 bukan urutan kelahiran, mengingat Salum lebih tua 13 tahun dari Zedekia, sehingga diduga daftar ini disusun menurut urutan kematian, di mana Salum adalah yang terakhir meninggal (di Mesir) di antara saudara-saudaranya.
Sumber sejarah
Sumber informasi tekstual mengenai pemerintahan Yosia terutama adalah dari Alkitab,[28] khususnya 2 Raja-raja 22–23 dan 2 Tawarikh 34–35. Belum ditemukan bukti arkeologi mengenai tokoh Yosia maupun aktivitasnya. Meterai segel dan jejak segel dari periode itu menunjukkan suatu transisi dari periode sebelumnya yang memuat gambar bintang dan bulan menjadi segel yang hanya memuat nama-nama, kemungkinan indikasi penerapan monoteisme oleh Yosia.[29]
Tahun kematian Yosia dapat dipastikan cukup akurat. Babylonian Chronicle memberi tarikh perang di Harran antara orang Asyur dan sekutu Mesir mereka melawan orang Babel pada bulan Tammuz (Juli–Agustus) sampai Elul (Augustus–September) 609 SM. Atas dasar itu, diperhitungkan Yosia terbunuh pada bulan Tammuz (Juli–Agustus) 609 SM, ketika orang Mesir dalam perjalanan mereka ke Harran.[30]
Perhitungan waktu
- Yosia berumur 8 tahun pada waktu ia menjadi raja dan 31 tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem.[4] (641/640 SM - 609 SM)
- Ayahnya, Amon meninggal pada usia 24 tahun setelah memerintah di Yerusalem selama 2 tahun, ketika Yosia berusia 8 tahun.[31] ~ 643/642-641/640 SM
- Putra Yosia, Elyakim atau Yoyakim, lahir dari istrinya, Zebuda binti Pedaya, dari Ruma,[25] ketika Yosia berusia 14 tahun.[25][32] (~ 634 SM)
- Putra Yosia, Yoahas, lahir dari istrinya, Hamutal binti Yeremia, dari Libna,[27] ketika Yosia berusia 16 tahun.[27][33] (~ 632 SM)
- Putra Yosia, Matanya atau Zedekia, lahir dari istrinya, Hamutal binti Yeremia, dari Libna,[26] ketika Yosia berusia 29 tahun.[26][34] (~ 619 SM)
- Cucu Yosia, Yekhonya atau Konya atau Yoyakhin, dilahirkan oleh Nehusta binti Elnatan, dari Yerusalem, bagi Yoyakim (18 tahun), ketika Yosia berusia 32 tahun.[35][36] (~ 616 SM)
- Yosia wafat pada usia 39 tahun, ketika Yoahas berusia 23 tahun, dan diangkat menjadi raja (3 bulan lamanya ia memerintah di Yerusalem).[27][33] (~ 609 SM)
Menurut perhitungan waktu pemerintahan raja Asa, Yosafat dan seterusnya, maka tahun-tahun kehidupan Yosia dapat dihitung sejak berdirinya Kerajaan Yehuda (mulai dari pecahnya Kerajaan Israel pada tahun 931 SM).
- Tahun ke-284 (tahun ke-49 Manasye, Manasye 61 tahun, Amon 16 tahun): Yosia bin Amon dilahirkan oleh Yedida binti Adaya, dari Bozkat, ketika Amon berusia 16 tahun.[4] ~648 SM.
- Tahun ke-290 (tahun ke-55 Manasye, Yosia 6 tahun): Manasye wafat pada usia 67 tahun, digantikan oleh putranya, Amon menjadi raja atas Kerajaan Yehuda. Saat itu Amon berusia 22 tahun.[31] ~643/642 SM.
- Tahun ke-292 (tahun ke-2 Amon, Yosia 8 tahun): Amon wafat pada usia 24 tahun, digantikan oleh putranya, Yosia menjadi raja atas Kerajaan Yehuda. Saat itu Yosia berusia 8 tahun.[4] ~640 SM.
- Tahun ke-298 (tahun ke-6 Yosia, Yosia 14 tahun): Elyakim atau Yoyakim dilahirkan oleh Zebuda binti Pedaya, dari Ruma, bagi Yosia, ketika Yosia berusia 14 tahun.[25][32] ~634 SM.
- Tahun ke-300 (tahun ke-8 Yosia (16 tahun), Yoyakim 2 tahun): ~632 SM.
- Yosia mulai mencari Allah Daud, bapa leluhurnya.[6]
- Yoahas dilahirkan oleh Hamutal binti Yeremia, dari Libna, bagi Yosia, ketika Yosia berusia 16 tahun.[27][33]
- Tahun ke-304 (tahun ke-12 Yosia (20 tahun), Yoyakim 6 tahun, Yoahas 4 tahun): Yosia mulai mentahirkan Yehuda dan Yerusalem daripada bukit-bukit pengorbanan, tiang-tiang berhala, patung-patung pahatan dan patung-patung tuangan.[6] ~628 SM.
- Tahun ke-305 (tahun ke-13 Yosia (21 tahun), Yoyakim 7 tahun, Yoahas 5 tahun): ~627 SM.
- Firman TUHAN mulai disampaikan melalui nabi Yeremia,[37] sampai pembuangan orang-orang Yehuda ke Babel sekitar 40 tahun kemudian.
- Tahun ke-310 (tahun ke-18 Yosia (26 tahun), Yoyakim 12 tahun, Yoahas 10 tahun): ~622 SM.
- Perbaikan rumah Allah dimulai
- Penemuan kembali kitab Taurat
- Pengikatan perjanjian dengan Allah
- Perayaan Paskah
- Tahun ke-313 (tahun ke-21 Yosia (29 tahun), Yoyakim 15 tahun, Yoahas 13 tahun): Zedekia dilahirkan oleh Hamutal binti Yeremia, dari Libna, bagi Yosia, ketika Yosia berusia 16 tahun.[26][34] ~619 SM.
- Tahun ke-316 (tahun ke-24 Yosia (32 tahun), Yoyakim 18 tahun, Yoahas 16 tahun, Zedekia 3 tahun): Yekhonya atau Yoyakhin dilahirkan oleh Nehusta binti Elnatan, dari Yerusalem, bagi Yoyakim (18 tahun), ketika Yosia berusia 32 tahun.[35][36] (~ 616 SM)
- Tahun ke-323 (tahun ke-31 Yosia (39 tahun), Yoyakim 25 tahun, Yoahas 23 tahun, Zedekia 10 tahun, Yoyakhin 7 tahun): (609 SM)
- Pertempuran Megido antara Yosia dan tentaranya melawan tentara Mesir yang dipimpin oleh Firaun Nekho II di mana Yosia menderita luka-luka yang mematikan.
- Yosia wafat pada usia 39 tahun di Yerusalem,[4] digantikan oleh putranya, Yoahas menjadi raja atas Kerajaan Yehuda. Saat itu Yoahas berusia 23 tahun.[27][33] (~ 609 SM)
- Yoahas dipecat dari pemerintahannya yang baru berjalan 3 bulan di Yerusalem oleh Firaun Nekho II dan dikurung di Ribla, di tanah Hamat,[38] kemudian dibawa ke Mesir sampai mati di sana.[39]
- Elyakim bin Yosia, saudara Yoahas, diangkat oleh Firaun Nekho II menjadi raja atas Yehuda dan Yerusalem, dan menukar namanya dengan Yoyakim.[39] Ia memerintah 11 tahun lamanya di Yerusalem.[25][32]
Tradisi Yahudi
Menurut Seder Olam Rabbah, yaitu tawarikh orang Yahudi dari abad ke-2 M yang memuat kronologi sejak penciptaan sampai zaman Romawi, terdapat selang waktu 218 tahun dari perbaikan rumah Allah yang dilakukan oleh Yoas sampai perbaikan yang dilakukan oleh Yosia.[40]
Lihat pula
Referensi
Pranala luar
|
|