Ketika ayahnya, raja Yosia, meninggal, rakyat mengangkat adik tirinya, Yoahas (atau Salum), menjadi raja. Setelah 3 bulan, FiraunNekho II mencopot Yoahas, mengangkat Elyakim untuk menjadi raja[3] dan menukar namanya menjadi Yoyakim.[4] Ia menjadi raja pada usia 25 tahun dan memerintah selama 11 tahun (609-598 SM).[2][5]. Setelah mati, tahtanya diteruskan anaknya, Yoyakhin (atau Yekonya).[6]
Pemerintahan
Yoyakim dikatakan sebagai raja yang tidak baik, karena melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, Allahnya.[7]
Penyerbuan Nebukadnezar
Pada tahun ke-3 pemerintahan Yoyakim (606-605 SM) datanglah Nebukadnezar, raja Babel, ke Yerusalem, lalu mengepung kota itu dan merebutnya. Sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah dibawa ke tanah Sinear, ke dalam perbendaharaan dewa Babel. Selain itu, Nebukadnezar bertitah kepada Aspenas, kepala istananya, untuk membawa beberapa orang Israel, yang berasal dari keturunan raja dan dari kaum bangsawan, yakni orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela, yang berperawakan baik, yang memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan banyak dan yang mempunyai pengertian tentang ilmu, yakni orang-orang yang cakap untuk bekerja dalam istana raja, supaya mereka diajarkan tulisan dan bahasa orang Kasdim. Di antara mereka itu ada juga beberapa orang Yehuda, yakni Daniel, Hananya, Misael dan Azarya.[8]
Hal ini sesuai dengan catatan dari Tawarikh Babilonia, terutama Tawarikh Yerusalem, yang menyatakan bahwa pada tahun 606/605 Nebukadnezar mengalahkan tentara Mesir di Karkemis, kemudian pulang ke Babilon untuk naik tahta menggantikan ayahnya yang meninggal, dan kembali lagi ke tanah Hatti (Suriah dan Palestina) sampai bulan Syebat mengumpulkan banyak jarahan kembali ke Babel.[9]
Yoyakim membayar upeti kepada Nebukadnezar dan takluk kepadanya 3 tahun lamanya (604-601 SM); tetapi kemudian Yoyakim berbalik dan memberontak terhadap dia.[10]
Dalam Tawarikh Yerusalem tertulis bahwa pada tahun 601 SM, Nebukadnezar memimpin tentaranya menuju Mesir tetapi terpukul mundur kembali ke negerinya tanpa kemenangan dan pada tahun berikutnya raja Babel tinggal di negerinya mengumpulkan kereta-kereta kuda.[11] Rupanya karena itulah Yoyakim merasa tidak perlu lagi takluk kepada raja Babel dan ini akhirnya menyebabkan kematian tragisnya.
Serangan dari gerombolan-gerombolan
Kemudian datanglah gerombolan-gerombolan Kasdim, gerombolan-gerombolan Aram, gerombolan-gerombolan Moab dan gerombolan-gerombolan bani Amon melawan Yoyakim; mereka melawan Yehuda untuk membinasakannya sesuai dengan firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan para hamba-Nya, yaitu para nabi (antara lain nabi Yeremia).[12]
Hal itu terjadi kepada Yehuda sesuai dengan titah TUHAN sebagai hukuman karena dosa-dosa Manasye, setimpal dengan segala yang dilakukannya, dan juga oleh karena darah orang yang tidak bersalah yang telah ditumpahkan Yoyakim, sebab ia telah membuat Yerusalem penuh dengan darah orang yang tidak bersalah, dan TUHAN tidak mau mengampuninya.[13]
Riwayat Yoyakim dan segala yang dilakukannya juga tertulis dalam kitab sejarah raja-raja Yehuda, yang kemudian disusun sebagai Kitab Tawarikh.[14]
Kematian
Dalam Kitab 2 Raja-raja hanya dicatat bahwa "Yoyakim mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, maka Yoyakhin, anaknya, menjadi raja menggantikan dia."[15] tetapi menurut catatan Kitab 2 Tawarikh, Yoyakim mendapat perlakuan buruk dari Nebukadnezar, raja Babel yang "membelenggunya dengan rantai tembaga untuk membawanya ke Babel,"[16] dan mati tanpa disebutkan kotanya (dalam wilayah Kerajaan Babel). Nabi Yeremia menyampaikan nubuat dari Tuhan bahwa "orang tidak akan meratapi dia: Aduhai abangku! Aduhai kakakku! Orang tidak akan menangisi dia: Aduhai tuan! Aduhai Seri Paduka! Ia akan dikubur secara penguburan keledai, diseret dan dilemparkan ke luar pintu-pintu gerbang Yerusalem."[17] menyiratkan bahwa Yoyakim rupanya mati dalam perjalanan dan dilemparkan di tepi jalan, seperti seekor keledai yang biasanya dipakai mengangkut beban di jalanan dan jika mati, dicampakkan begitu saja di tepi jalan. Hal ini dikuatkan oleh nubuat yang lain yang disampaikan oleh Yeremia:
Sebab itu beginilah firman TUHAN tentang Yoyakim, raja Yehuda: Ia tidak akan mempunyai keturunan yang akan duduk di atas takhta Daud, dan mayatnya akan tercampak, sehingga kena panas di waktu siang dan kena dingin di waktu malam.[18]
Hodawya, Elyasib, Pelaya, Akub, Yohanan, Delaya dan Anani, tujuh orang.
Perhitungan waktu
Tahun ke-4/3 pemerintahan Yoyakim bersamaan dengan tahun ke-21 pemerintahan Nabopolassar, raja Babel, yang mati pada tahun itu dan digantikan oleh putra mahkotanya, Nebukadnezar; bersamaan pula dengan tahun naik tahtanya Nebukadnezar, yaitu 605 SM, sebelum diteruskan setelah melewati tahun baru Babel dengan tahun pertama pemerintahan Nebukadnezar sebagai raja Babel.
Pada tahun ke-11 Yoyakim, ia ditangkap oleh tentara Babel dan dibawa pergi dari Yerusalem, maka Yoyakhin anaknya menggantikannya selama 3 bulan, sampai Yoyakhin ditawan dan dibawa pergi ke Babel oleh Nebukadnezar dan Nebukadnezar mengangkat Zedekia, adik Yoyakim, menjadi raja boneka di Yerusalem.
Dalam tahun ke-7 (Nebukadnezar, 599 SM atau 598 SM) bulan Kislew (bulan ke-9; Desember) raja Babel mengumpulkan tentaranya, dan setelah ia menyerang tanah Hatti (Siria/Palestina) ia mengepung kota Yehuda. Pada hari ke-2 bulan Adar (bulan ke-12; 16 Maret 598 SM atau 597 SM) ia menguasai kota itu dan menawan raja (Yoyakhin). Ia mengangkat penggantinya, raja pilihannya (Zedekia), dan setelah mendapat upeti yang banyak, ia mengirimkannya ke Babel.[23]
Menurut tahun Kerajaan Yehuda
Menurut perhitungan waktu pemerintahan raja Asa, Yosafat dan seterusnya, maka tahun-tahun kehidupan Yoyakim dapat dihitung sejak berdirinya Kerajaan Yehuda (mulai dari pecahnya Kerajaan Israel pada tahun 931 SM).
Tahun ke-298 (tahun ke-6 Yosia): Elyakim atau Yoyakim dilahirkan oleh Zebuda binti Pedaya, dari Ruma, bagi Yosia, ketika Yosia berusia 14 tahun.[2][7] ~634 SM.
Tahun ke-300 (tahun ke-8 Yosia, Yoyakim 2 tahun): Yoahas dilahirkan oleh Hamutal binti Yeremia, dari Libna, bagi Yosia, ketika Yosia berusia 16 tahun.[24][25] ~632 SM.
Tahun ke-305 (tahun ke-13 Yosia, Yoyakim 7 tahun): Yeremia mulai menyampaikan Firman Allah kepada bangsa Israel.[26]
Tahun ke-309 (tahun ke-17 Yosia, Yoyakim 11 tahun): Yehezkiel bin Busi dilahirkan.[27] ~623 SM.
Tahun ke-313 (tahun ke-21 Yosia, Yoyakim 15 tahun): Matanya atau Zedekia dilahirkan oleh Hamutal binti Yeremia, dari Libna, bagi Yosia, ketika Yosia berusia 29 tahun.[7][28] ~619 SM.
Tahun ke-316 (tahun ke-24 Yosia, Yoyakim 18 tahun): Yekhonya atau Yoyakhin dilahirkan oleh Nehusta binti Elnatan, dari Yerusalem, bagi Yoyakim (18 tahun), ketika Yosia berusia 32 tahun.[29][30] (~ 616 SM)
Tahun Ke-323 (~ 609 SM)
Bersamaan dengan tahun ke-31 pemerintahan raja Yosia di Yerusalem
Usia: Yosia 39 tahun, Yoyakim 25 tahun, Yoahas 23 tahun, Zedekia 10 tahun, Yoyakhin 7 tahun
Raja Yosia wafat pada usia 39 tahun akibat luka yang dialaminya dalam pertempuran melawan pasukan Mesir di bawah Firaun Nekho II.[31] Ia digantikan oleh putranya, Yoahas (23 tahun) menjadi raja atas Kerajaan Yehuda.[24][25]
Yoahas dipecat dari pemerintahannya di Yerusalem oleh FiraunNekho II dan dikurung di Ribla, di tanah Hamat,[32] kemudian dibawa ke Mesir sampai mati di sana.[33]
Elyakim bin Yosia, saudara Yoahas, diangkat oleh FiraunNekho II menjadi raja atas Yehuda dan Yerusalem pada usia 25 tahun, dan menukar namanya dengan Yoyakim.[33] Ia memerintah 11 tahun lamanya di Yerusalem.[2][7]
Tahun ke-324 (tahun ke-1 Yoyakim, Yoyakim 27 tahun, Yoahas 25 tahun, Yehezkiel 16 tahun, Zedekia 12 tahun, Yoyakhin 9 tahun): (~ 608 SM)
Tahun ke-327 (~ 605 SM)
Bersamaan dengan tahun ke-3 pemerintahan raja Yoyakim di Yerusalem (mulai bulan Tisyri atau September 606 SM-Agustus 605 M)
Usia: Yoyakim 29 tahun, Yoahas 27 tahun, Zedekia 14 tahun, Yoyakhin 11 tahun
Nebukadnezar, raja Babel, mengepung dan merebut Yerusalem antara bulan April dan Agustus 605 M,[34] kemudian membawa sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke tanah Sinear, ke dalam perbendaharaan dewa Babel serta beberapa orang Israel, yang berasal dari keturunan raja dan dari kaum bangsawan, untuk bekerja dalam istana raja, di antaranya: Daniel, Hananya, Misael dan Azarya.[8]
Nabopolassar, raja Babel, ayah Nebukadnezar, mangkat di ibu kotanya, pada tanggal 8 Abu (bulan ke-5 Ab) = 15 Agustus 605 SM, setelah memerintah selama 21 tahun.[35]
Nebukadnezar duduk di atas tahta di Babilon mulai tanggal 1 Ululu (Elul) = 7 September 605 SM. Pada tahun naik tahtanya itu Nebukadnezar kembali lagi ke tanah Hatti (= Suriah dan Palestina) sampai bulan Shabatu = bulan ke-11 Syeba (Januari-Februari).[35]
Tahun ke-4 Yoyakim dimulai pada bulan Tisyri atau September 605 SM
Tahun ke-328 (~ 604 SM)
Bersamaan dengan tahun ke-4 pemerintahan raja Yoyakim di Yerusalem (mulai bulan Tisyri atau September 605 SM-Agustus 604 M)
Usia: Yoyakim 30 tahun, Yoahas 28 tahun, Yehezkiel 19 tahun, Zedekia 15 tahun, Yoyakhin 12 tahun)
Tahun ke-1 Nebukadnezar, raja Babel, dimulai pada bulan Nisan atau Maret/April 604 SM.[34]
Nabi Yeremia menerima Firman Tuhan mengenai penduduk Yerusalem antara bulan April dan Agustus 604 SM (tahun ke-4 Yoyakim, tahun ke-1 Nebukadnezar).[36] Dicatat bahwa "Sejak dari tahun yang ketiga belas pemerintahan Yosia bin Amon, raja Yehuda, sampai hari ini, jadi sudah dua puluh tiga tahun lamanya, firman TUHAN datang kepada" Yeremia.[26]
Penyusunan pertama Kitab Yeremia yang memuat semua nubuat yang diterima Yeremia dari Allah sejak zaman raja Yosia sampai saat itu. Jurutulis kitab itu adalah Barukh.[37]
Tahun ke-5 Yoyakim dimulai pada bulan Tisyri atau September 604 SM
Tahun ke-329 (~ 603 SM)
Bersamaan dengan tahun ke-5 Yoyakim, Yoyakim 31 tahun, Yoahas 29 tahun, Yehezkiel 20 tahun, Zedekia 16 tahun, Yoyakhin 13 tahun): ~ 603 SM
Pada bulan ke-9 (Kislew; musim dingin; Desember 603 SM), pada hari puasa, Barukh bin Neria membacakan Kitab Yeremia yang memuat semua nubuat yang diterima Yeremia dari Allah sejak zaman raja Yosia sampai saat itu, tetapi gulungan itu kemudian dipotong-potong dan dibakar habis oleh raja Yoyakim, sehingga nabi Yeremia menyuruh Barukh membuat gulungan yang kedua.[38] Hari puasa ini mungkin berhubungan dengan peristiwa dihancurkannya Askelon oleh Nebukadnezar pada bulan yang sama tahun sebelumnya, menurut catatan Tawarikh Yerusalem yang dibuat oleh Kerajaan Babel.[39]
Yerusalem mulai dikepung pada bulan November 598 SM.[34]
Yoyakim ditangkap dan dibawa ke luar dari Yerusalem dengan dirantai pada bulan Kislew atau Desember 598 SM; mati pada usia 36 tahun,[2] digantikan oleh putranya, Yoyakhin menjadi raja atas Kerajaan Yehuda, yang saat itu berusia 18 tahun.[29][30]
Tahun ke-8 Nebukadnezar, raja Babel, dimulai pada bulan Nisan atau 21 Maret 597 SM.[34]
Setelah 3 bulan 10 hari memerintah di Yerusalem (sampai akhir Maret 597 SM), Yoyakhin ditawan oleh Nebukadnezar II dan dibawa ke Babel sampai mati di sana.[41] Imam Yehezkiel (25 tahun) turut dibawa pergi ke Babel.[27]
Matanya bin Yosia, paman Yoyakhin, diangkat oleh Nebukadnezar II menjadi raja atas Yehuda dan Yerusalem, dan menukar namanya menjadi Zedekia.[42] Ia memerintah 11 tahun lamanya di Yerusalem.[7][28]