Gempa bumi ini dinyatakan berpotensi tsunami oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sehingga dikeluarkan peringatan dini Tsunami untuk wilayah pesisir Sulawesi Utara yakni wilayah Kota Bitung, Minahasa Utara bagian selatan, Minahasa Selatan bagian Selatan, Bolaang Mongondow bagian selatan, Kota Ternate, Kota Tidore, Halmahera Barat dan Halmahera Selatan bagain utara.[4] Akibatnya, warga pesisir menjauhi pantai dan sempat mengungsi ke dataran tinggi.[5] Peringatan dini tsunami akibat gempa bumi ini diakhiri pada pukul 00.09 WIB, Tanggal 8 Juli 2019[6] setelah tak ada laporan kenaikan air laut signifikan.
Penyebab gempa
Dilihat dari episentrum dan kedalamannya, gempa ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat deformasi kerak bumi pada lempeng laut Maluku. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan dengan mekanisme sesar naik atau thrust fault akibat adanya tekanan atau kompresi lempeng mikro Halmahera ke arah barat, dan tekanan lempeng mikro Sangihe ke arah timur. Sehingga lempeng laut Maluku terjepit hingga membentuk double subduction ke bawah Halmahera dan ke bawah Sangihe.[7]