Gempa bumi terjadi di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur pada tanggal 22 November2009.[1] Gempa pertama terjadi pada pukul 04:34:31 Wita dengan pusat gempa terletak pada 1°75' Lintang Selatan dan 116°08' Bujur Timur (100 kilometer arah Barat Daya Balikpapan) pada kedalaman 10 kilometer, dengan kekuatan 4,7 Skala Richter (SR).
Kemudian, gempa kedua terjadi pada pukul 18:59:42 Wita. Pusat gempa terletak pada 1°76' Lintang Selatan dan 116°08' Bujur Timur (98 Kilometer Barat Daya Balikpapan) dengan kedalaman 10 kilometer dan kekuatan 4,3 SR. Gempa dirasakan di wilayah kecamatan Long Ikis, Paser.
Akibatnya, sejumlah rumah, sekolah, dan tempat ibadah dilaporkan rusak.
Bisa dikatakan, gempa ini merupakan gempa bumi pertama yang mengguncang wilayah Kalimantan pada abad modern ke-21 karena sebelumnya Pulau Kalimantan dikenal sebagai satu-satunya kawasan di Indonesia yang bebas dari gempa.
Dampak yang ditimbulkan
Sebenarnya guncangan ini sudah sering terjadi dalam dua bulan terakhir, tetapi gempa yang terjadi pada tanggal 22 November2009 tersebut dirasakan yang paling besar. Abdul Kadir, warga Longikis menuturkan beberapa bangunan yang rusak akibat gempa di antaranya SMA Pelajar Puteri, SMA Longikis, dan sejumlah rumah warga lainnya.
Ketika terjadi gempa pada sekitar pukul 04.34 Wita, sebagian warga yang terkejut mendadak ke luar rumah, dan sebagian lagi berada di rumah karena masih tidur.
Namun, kepanikan begitu terlihat saat gempa terjadi pada sekitar pukul 19.00 Wita. Warga berhamburan mencari daerah lapang, sebagian sampai sekarang masih takut untuk kembali ke rumah karena khawatir jika terjadi gempa susulan yang lebih besar lagi.
Sementara itu, Rinda salah seorang warga lainnya mengatakan saat terjadi gempa, dirinya sedang beristirahat di rumah. Awalnya ia merasa seperti pusing, tetapi melihat jendela di rumahnya bergetar, ia langsung kaget berteriak gempa, dan menyuruh keluarganya ke luar rumah. Sebelumnya, ia sering merasakan guncangan, tetapi tidak sehebat yang kemarin.
Tidak sampai di situ, gempa juga meninggalkan trauma bagi warga yang berusia lanjut. Seorang wanita dari Desa Pait, Long Ikis dilaporkan pingsan akibat kejadian itu. Namun, setelah mendapat pertolongan wanita tersebut sudah sadarkan diri.
Bupati Paser H.M. Ridwan Suwidi setelah gempa kedua terjadi langsung meninjau Longikis. Dari pantauannya, Bupati menilai kerusakan yang terjadi tidak terlalu parah. Pemkab Paser akan mengusahakan memberikan bantuan perbaikan bagi rumah dan fasilitas umum yang rusak.
Patahan yang baru aktif
Kepala Stasiun Geofisika Balikpapan Ronny Wattimena membenarkan bahwa telah terjadi gempa di Kaltim. Dari catatan pihaknya, kemarin telah terjadi gempa sebanyak dua kali dan dirasakan di wilayah Longikis. Gempa pertama terjadi pada pukul 04:34:31 Wita dengan pusat gempa 1°75' Lintang Selatan Selatan dan 116°08' Bujur Timur (100 kilometer Barat Daya Balikpapan) pada kedalaman 10 kilometer dengan kekuatan 4,7 Skala Richter (SR).
Kemudian, gempa kedua terjadi pada pukul 18:59:42 Wita. Pusat gempa pada 1°76' Lintang Selatan-116°08' Bujur Timur (98 Kilometer Barat Daya Balikpapan) dengan kedalaman 10 kilometer dan kekuatan 4,3 SR, juga dirasakan di Longikis.
Menurutnya, gempa tersebut terjadi karena pengaruh pergerakan patahan bumi yang kecil-kecil, tetapi sudah lama tidak aktif. Dan, kemungkinan baru saat ini aktif. Patahan tersebut memiliki jalur dari Sulawesi Selatan ke arah Balikpapan. Diperkirakan patahan gempa terjadi di Longikis tersebut.
"Ada potensi lagi untuk terjadi gempa lagi, tetapi skalanya tidak besar, karena patahan di bawah Balikpapan ini kecil," kata Ronny.
Soal beberapa getaran selama dua bulan terakhir yang sempat dirasakan warga Longikis dan sekitarnya, Ronny mengaku belum bisa menjelaskan. Sebab, kalau terjadi gempa dalam skala kecil itu seharusnya tercatat oleh pihaknya. Gempa yang tercatat baru yang terjadi kemarin.
“Kami belum tahu getaran itu karena apa, yang pasti jika gempa memiliki gelombang getaran yang panjang dan bisa tercatat di stasiun Balikpapan dan Jakarta,” terang dia.
Gempa kemarin sekaligus catatan tambahan bagi BMKG, sebab sebelumnya gempa juga terjadi pada jalur patahan Parternosfer di utara Kaltim, yaitu dari Palu ke Tarakan, pada 2006 dan 2007. Jadi, diperkirakan jalur yang berada di bawah Balikpapan ini menyusul aktif, setelah jalur di atasnya aktif pada beberapa tahun lalu.
Namun, Ronny membantah jika Balikpapan terkena langsung jalur gempa, sebab selama ini belum pernah ada pusat gempa di Balikpapan. Tapi, kalau tsunami kemungkinan bisa terjadi, karena Balikpapan masih berada di jalur merah.[2]
Merujuk penjelasan Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) setelah gempa Padang beberapa waktu lalu, selain Pulau Borneo, gempa tektonik berskala tinggi dan menengah masih akan terus terjadi di seluruh wilayah Indonesia. "Kecuali Kalimantan, seluruh wilayah di Indonesia, termasuk kategori rawan gempa," ujarnya.
Getaran susulan
Senin, 23 November2009 sekitar pukul 07.30 wita, sebagian warga Kecamatan Longikis, Kabupaten Paser kembali merasakan getaran.[3] Kepala SMA Negeri I Longikis Drs H Nasradin mengaku merasakan adanya getaran tersebut. Karena saat kejadian, dia bersama guru dan seluruh siswa SMA Negeri I Longikis sedang berada di lapangan untuk mengikuti apel pagi.
”Meski hanya berupa getaran dan waktunya pun begitu cepat, tetapi masih bisa kami rasakan sehingga membuat sejumlah siswa jadi histeris. Bahkan, saat kejadian, sejumlah siswa reflek berteriak. Meski begitu, semua siswa masih bisa mengikuti pelajaran hingga jam pelajaran berakhir,“ ungkap Nasradin.
Getaran yang terjadi sekitar pukul 07.30 wita itu menyebabkan suasana di Long Ikis, terutama di Desa Pait kembali mencekam. Warga yang mengalami trauma akibat guncangan berkekuatan 4,7 Skala Richter (SR) pada Minggu sekitar pukul 04.34 wita disusul guncangan berikutnya pada pukul 18.59 wita, kembali diliputi perasaan was-was, sehingga sebagian besar warga memilih tidur di luar atau di teras rumah.
Tak termonitor
Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Balikpapan Ronny Wattimena menyebutkan getaran yang terjadi di Longikis tanggal 23 November 2009 sekitar pukul 07.30 Wita bukanlah gempa atau gempa susulan dari yang terjadi pada hari sebelumnya. Pasalnya tidak ada catatan gempa yang direkam seismograf pihaknya.
Ronny Wattimena mengatakan bahwa guncangan pada pukul 05.34 dan 18.59 Wita Minggu (22/11) itu benar-benar gempa, karena terekam seismograf dengan kekuatan 4,7 SR dan 4,3 SR, dengan kedalaman 10 kilometer. Namun yang kemarin itu tidak tercatat, berikut juga dengan getaran-getaran kecil sebelumnya yang menurut warga dirasakannya.
Referensi
^Kaltim PostDiarsipkan 2012-01-18 di Wayback Machine. - Gempa bumi terjadi di Paser karena pergerakan patahan bumi yang aktif lagi, Gempa susulan ancam Balikpapan