Gempa bumi Jawa Barat 2009
Gempa bumi Jawa Barat 2009 adalah gempa bumi berkekuatan 7,0 pada skala momen magnitudo, yang terjadi pada hari Rabu 2 September 2009 pada bulan (12 Ramadhan/Puasa 1430 H) pukul 14:55:21 WIB dengan pusat di perbatasan antara wilayah Kabupaten Garut dan Cianjur, sekitar 142 km barat daya Kabupaten Tasikmalaya. Gempa ini menjadikan gempa bumi terbesar yang pernah melanda Jawa Barat dan Jakarta hingga saat ini.[3] Getaran dirasakan di seluruh wilayah pulau Jawa bahkan terasa hingga sejauh Bali dan Lampung. Sedikitnya 81 orang tewas, lebih dari 1.297 orang luka-luka, 210.000 orang mengungsi, sebagian besar kerusakan dan korban jiwa berada di provinsi Jawa barat, termasuk sedikitnya 30 orang tewas dan 27 orang hilang akibat tanah longsor di Cikangkareng, Kabupaten Cianjur. Di Jakarta gedung perkantoran dilaporkan bergoyang akibat gempa selama satu menit, dan banyak bangunan di Jakarta mengalami kerusakan dan retak-retak, termasuk sebuah Mall Plaza di Semanggi. Guncangan gempa bumi
Guncangan gempa bumi ini dilaporkan BMKG telah dirasakan masyarakat di seluruh pulau Jawa hingga Bali dan Lampung. Guncangan gempa bumi terkuat berada di selatan Cianjur, Garut, Ciamis, Cilacap, Kota Bandung serta sebagian Sukabumi dan Tasikmalaya berupa guncangan V-VI MMI. Kemudian III-IV MMI di Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Gempa ini juga dirasakan di Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Lampung. Gempa tektonik tersebut terjadi akibat tumbukan lempeng Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia. Tanah longsorAkibat guncangan gempa bumi, beberapa saat setelah puncak gempa terjadi sebuah tebing perbukitan di Desa Cikangkareng, Cibinong, Cianjur longsor menimbun permukiman penduduk di Dusun Babakan Caringin. Sekitar lima hektar perkampungan itu tertimbun bebatuan dengan ukuran mulai dari sebesar kerikil hingga sebesar mobil.[5]. Sebanyak 27 orang ditemukan tewas dan diduga masih terdapat 42 korban yang tertimbun. Sisa longsoran setebal 15-30 meter itu kini dijadikan kuburan masall[6] TsunamiGempa bumi ini dinyatakan berpotensi tsunami oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sehingga dikeluarkan peringatan dini tsunami. Kemudian tak beberapa lama dicabut[7] setelah tsunami kecil setinggi 100 cm terpantau di pesisir Pameungpeuk, Garut, 20 cm di Pangandaran dan 15 cm di Palabuhanratu, Sukabumi[8]. Dampak dan korbanJumlah korban tewas dilansir dari The Jakarta Post.[9]
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal sebanyak 81 orang, dan 1.297 luka-luka. Jumlah korban tewas semuanya berada di provinsi Jawa Barat. Di Kabupaten Cianjur sebanyak 31 orang tewas, di Kabupaten Garut sembilan orang tewas, di Kabupaten Sukabumi lima orang tewas, di Kabupaten Tasikmalaya sembilan orang tewas, di Kabupaten Bandung 17 orang tewas, di Kabupaten Bandung Barat satu orang tewas, di Kabupaten Bogor dua orang tewas dan di Kabupaten Ciamis tujuh orang tewas. Sementara itu, korban hilang akibat tertimbun longsor di Kabupaten Cianjur diperkirakan sebanyak 27 orang.[10] Sementara 120 orang mengalami luka serius di kepala akibat terkena reruntuhan bangunan, dan 1.100 lainnya mengalami luka ringan. Di Jakarta puluhan orang mengalami luka-luka, sebagian besar terluka akibat terjatuh saat panik, beberapa orang dilaporkan pingsan akibat kelelahan saat evakuasi, dan lainnya pingsan karena kelelahan saat menuruni anak tangga. Sebanyak 63.717 rumah rusak berat dan 131.275 rumah rusak ringan. Sarana umum lain, seperti masjid yang mengalami rusak berat berjumlah 2.010 unit, sekolah dan madrasah rusak berat 1.089 unit, kantor rusak berat 232 unit, dan pondok pesantren sebanyak 19 unit[11]. Total puluhan ribu bangunan rumah maupun gedung perkantoran di Indramayu, Cianjur, Ciamis, dan Kuningan rusak.[12][13]. Sebuah rumah sakit dilaporkan mengalami kerusakan.[14]. Begitu juga dinding Plaza Semanggi Jakarta yang dilaporkan retak[15]. Gempa susulanTerjadi gempa susulan berkekuatan 4,9 pada Skala magnitudo pada pukul 16:28 WIB pada Rabu, 2 September 2009 (12 Ramadhan/Puasa 1430H).[16] Terjadi gempa di Yogyakarta pada 7 September 2009 berkekuatan 6,1 skala magnitudo, gempa tersebut diperkirakan terkait dengan yang terjadi sebelumnya di Jawa Barat. Gempa ini tidak menimbulkan kerusakan.[17] Sebanyak 30 pelajar Universitas dari Malaysia di Indonesia turut membantu korban gempa di Jawa Barat, sebagai sukarelawan mencari korban yang hilang.[18] Lihat pulaGempa bumi Jawa Barat lainnya
Referensi
|