Total korban tewas sebanyak 1.314 orang termasuk; 1.000 orang tewas di Pulau Nias; 100 tewas di Pulau Simeulue; 200 tewas di Kepulauan Banyak; 3 tewas, 40 luka-luka di kawasan Meulaboh. Tsunami setinggi 3 meter merusak pelabuhan dan bandara di Simeulue. Ketinggian tsunami setinggi 2 meter terpantau di pantai barat Nias dan 1 meter di Singkil dan Meulaboh, Sumatra Utara.
Pemerintah Indonesia pada awalnya memperkirakan korban sebanyak 1,314 orang. Namun laporan Depkes kemudian menyatakan korban di Nias sebanyak 300 orang dan pengungsi sebanyak 2.000 orang. Data yang berbeda juga datang dari Depsos yang memberi angka 320 korban.[3]
Di kota Palembang, gempa terjadi bersamaan dengan hujan angin.
Kabupaten Aceh Singkil dilaporkan rusak dengan jalan-jalan retak dan tiang listrik bertumbangan.
Di Padang, warga mengantri di SPBU; bersiap untuk melarikan diri dari kemungkinan datangnya tsunami.
Nias menjadi salah satu tempat dengan kerusakan terparah. Sekitar 290 orang kemungkinan telah meninggal. Kota terbesar di Nias, Gunungsitoli dilaporkan mempunyai banyak gedung yang rusak berat (sekitar 60% [4]). Menara bandara juga roboh dan jalan-jalan tampak retak.
Pemerintah Amerika Serikat dan Australia berjanji akan memberikan bantuan kepada Indonesia. Australia akan menyumbangkan bantuan sebesar 1 juta dolar Australia dalam bentuk hibah serta mengirimkan peralatan dan anggota medis ke Nias.
Pemerintah Jepang menyatakan akan memberikan bantuan sebesar 15 juta Yen dan mengirimkan tim medisnya ke Nias.
Kapal induk Australia, HMAS Kanimbla yang baru berangkat pulang ke negerinya setelah membantu proses pemulihan Aceh pasca bencana tsunami Desember berputar kembali ke arah Sumatra.
Pasukan Spanyol yang rencananya akan keluar dari Aceh memutuskan untuk bergerak ke Nias.
Hingga malam ini, sudah 217 mayat yang dievakuasi warga secara gotong royong. Jumlah itu diperkirakan akan melonjak mengingat sebagian besar korban masih tertimbun di bangunan. Sementara itu, 30 orang dipastikan tewas di Kecamatan Teluk Dalam.
Jumlah korban versi Depsos melonjak ke 361 orang (344 di Nias, 17 di Simeulue), sedangkan data Pemprov NAD (Aceh) menyatakan bahwa jumlah korban di Aceh adalah 34 orang yakni 17 orang di Sinabang dan 14 orang di Singkil.
Wakil Bupati Nias menyatakan bahwa Nias kesulitan mendapatkan air bersih akibat jalur pipa bawah tanah yang rusak.
Terjadi gempa di bengkulu pada jam 18.20 WIB hari Rabu (6-4-2005) dengan kekuatan 4,8 SR dengan kedalaman lebih dari 50 km . ini merupakan pusat gempa yang baru (Bengkulu selatan) menurut badan BMGKepahiang. akibat dari gempa ini banyak penduduk di kota bengkulu mengungsi ke daerah yang lebih tinggi, karena ada isu akan terjadi tsunami.
Namun sampai pukul 23.00 WIB tidak terjadi apa-apa, akibatnya penduduk kembali kerumahnya masing-masing dan tetap waspada
Bantuan dan respon
Perserikatan Bangsa-Bangsa bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk mengambil tindakan lebih lanjut guna mencegah kemungkinan bencana setelah gempa bumi kuat. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengumumkan bahwa mereka akan membantu negara-negara yang terkena dampak kemungkinan tsunami. Pemerintah India mengumumkan bantuan sebesar US$2 juta untuk para korban.[5]
Australia mengumumkan akan memberikan bantuan darurat sebesar A$1 juta dan, atas permintaan Pemerintah Indonesia, mengirimkan tim dan peralatan medis Angkatan Pertahanan Australia ke Nias. Kapal Angkatan Laut Australia HMAS Kanimbla, yang baru saja meninggalkan Aceh, dikerahkan kembali ke wilayah tersebut dari Singapura. Sekitar pukul 09:30 (UTC) 2 April 2005, salah satu dari dua helikopter Sea King milik Kanimbla, Shark 02, jatuh di Pulau Nias saat membawa tenaga medis ke sebuah desa. Sembilan personel tewas, dan dua lainnya menderita luka-luka namun berhasil diselamatkan dari lokasi oleh helikopter lainnya. Kecelakaan itu terjadi satu hari sebelum kunjungan kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Australia, di mana ia dan Perdana Menteri Australia John Howard saling menyatakan duka atas kerugian yang dialami negara mereka. Angkatan Laut Amerika Serikat merespons gempa ini dengan mengerahkan USNS Mercy, kapal rumah sakit berkapasitas 100 tempat tidur, di lepas pantai Nias.