Pada 22 Maret 2024, pukul 15:52:58 WIB, gempa bumi kuat terjadi di lepas pantai Laut Jawa, berpusat sekitar 35 km (22 mi) dari Pulau Bawean, Kabupaten Gresik. Menurut BMKG gempa berkekuatan 6.5 Mw pada kedalaman 10 km (6 mi). Sementara menurut Survei Geologi Amerika Serikat gempa berkekuatan 6.4 Mw dengan kedalaman 9,5 km (6 mi). Getaran gempa dirasakan sekitar 15 detik lamanya, dengan Skala intensitas Mercalli mencapai VIII (Parah). Gempa merusak hingga ribuan rumah di sekitar episentrum. Getaran terasa hingga sejauh Bali, Jawa Tengah dan Jakarta.[4] Gempa bumi sebesar ini relatif jarang terjadi di wilayah Laut Jawa, namun bukan hal yang tidak terduga, hal ini diyakini oleh sebagian besar ahli seismologi sebagai peristiwa gempa bumi aseismik.[5]
Gempa bumi
Sebelum gempa utama (mainshock) terjadi pada 15:52 WIB, terdapat dua gempa awal (foreshock) bermagnitudo 5,6 dan 5,3 yang terjadi pada pukul 11:22 dan 12:31 Waktu Indonesia Barat. Gempa utama terjadi pada pukul 15:22:45 WIB. Guncangan gempa dirasakan sedang di Kabupaten Tuban, Kabupaten Sidoarjo dan Kota Surabaya dengan durasi 15 detik, di Kabupaten Rembang getaran dirasakan dengan durasi sekitar 5 hingga 20 detik.[6][7][8][9]
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip). Peristiwa ini merupakan jenis gempa bumi kerak dangkal (shallow crustal earthquake), akibat pada sebuah patahan lokal yang berpusat di Laut Jawa.[10]
Hingga hari Minggu tanggal 24 Maret 2024 pukul 11.00 WIB, gempa susulan dilaporkan masih berlangsung. Tercatat, telah terjadi 238 gempa susulan.[11][12][13][14]
Guncangan gempa dirasakan sangat kuat di seluruh wilayah Pulau Bawean sekitar 35 km (22 mi) dari pusat gempa, dengan skala MMI VII–VIII. Sementara di Surabaya, dan Kabupaten Tuban gempa dirasakan dengan skala MMI V (Sedang). Lalu di Kabupaten Sidoarjo dan Lamongan gempa dirasakan skala MMI IV (Ringan). Kemudian di Semarang, dan Banjarmasin mencapai MMI III (Lemah).
Dampak dan korban
Pulau Bawean terkena dampak paling parah akibat gempa.[16]BNPB mencatat sebanyak 331 rumah rusak berat, 706 rumah rusak sedang, dan 1.356 rumah rusak ringan. Dampak lainnya, 63 fasilitas pendidikan terdampak, 5 fasilitas kesehatan terdampak, 88 rumah ibadah, dan 5 kantor desa rusak.[17]
Di Kota Surabaya, dua orang mengalami luka-luka, sekitar dua rumah roboh, dan lima belas lainnya rusak. Sebuah rumah sakit juga dilaporkan rusak. Tempat parkir di Tunjungan Plaza mengalami retak-retak. Bangunan Universitas Airlangga juga mengalami kerusakan pada strukturnya.
Di Kabupaten Gresik Kantor pusat Petrokimia Gresik mengalami retak-retak. Sekitar dua orang terluka, empat rumah dan balai desa roboh, serta puluhan bangunan, termasuk 55 rumah dan dua rumah sakit rusak di Tuban.[18][19] Di Desa Tambak, seorang lansia berusia 71 tahun dilaporkan mengalami luka ringan akibat tertimpa genteng.[20]
Di Kabupaten Banjar, kantor camat Tatah Makmur dan Puskesmas di kecamatan Aluh Aluh mengalami retak-retak. [21][22]
Pada gempa sebelumnya (gempa pendahuluan), yang bermagnitudo 5.6 yang terjadi pukul 12:31 WIB, dilaporkan menyebabkan seorang jamaah terluka karena retakan keramik tiang masjid di Desa Kumalasa, Kecamatan Sangkapura.[23]
Pasca gempa
Pasca gempa, muncul beberapa sebuah semburan lumpur mendadak di area Bledug Cangkring, Kabupaten Grobogan.
Lumpur ini muncul pada 22 Maret 2024 sekitar pukul 16.00 WIB. Lumpur tersebut meluas hingga ke area persawahan sejauh 100 meter dan berhenti pada pukul 21.00 WIB.[24][25]
Air panas muncul di beberapa titik di Pulau Bawean, masyarakat menemukan sekitar delapan titik lubang yang mengeluarkan air panas pada wilayah sebuah sekolah di Desa Tambak, Kecamatan Tambak Pulau Bawean. Pada awalnya, lubang tersebut mengeluarkan lumpur. Setelah sekitar 30 menit, lumpur berubah menjadi air tawar. Lama kelamaan, air perlahan hangat dan dingin seperti pada umumnya. Semburan air dan lumpur tersebut berhenti pada pukul 02.00 WIB tanggal 23 Maret 2024.[26][27]
Disinformasi dan Hoaks yang Terjadi
Karena daerah Tuban jarang merasakan gempa, tersebar disinformasi di masyarakat dan menimbulkan kekhawatiran. Berikut daftarnya:
Setelah Gempa, Gelombang Besar Menerjang Kawasan Pantai di Kabupaten Tuban
Berdasarkan penelusuran Diskominfo SP Kabupaten Tuban, narasi disertai foto ini merupakan merupakan hasil jepretan jurnalis beritajatim.com. Pada berita tersebut memuat informasi tentang ombak yang menerjang pantai di Kabupaten Malang akibat peralihan musim hujan ke musim kemarau.[28]
Beredar Video Durasi 13 Detik Rusaknya Infrastruktur Di Tuban Akibat Gempa
Berdasarkan hasil telusur Diskominfo SP Kabupaten Tuban, dengan bantuan pencarian gambar Google, diketahui bahwa unggahan video yang tersebar itu merupakan rekaman video dari gempa yang berada di Kabupaten Cianjur.[29]
Foto Beberapa Rumah Warga Singgahan Rubuh Akibat Gempa Bumi
Berdasarkan hasil telusur Diskominfo SP Kabupaten Tuban, foto tersebut menggambarkan kejadian bencana gempa bumi di Kabupaten Cianjur pada tahun 2022.[30]
Imbauan dari BPBD Mengenai Adanya Gempa Susulan di Wilayah Tuban
Konfirmasi yang didapat oleh tim Klinik Hoaks Diskominfo SP kepada BPBD Tuban, pihaknya menyebutkan bahwa saat ini belum ada perkiraan adanya gempa susulan masih belum bisa diprediksi. Pernyataan serupa juga disampaikan oleh pihak BMKG melalui siaran pers yang digelar secara daring, bahwa BMKG juga belum dapat memastikan potensi adanya gempa susulan dalam kurun waktu 24 jam ke depan. Meskipun begitu, pihaknya tetap mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan meningkatkan kewaspadaannya.[31]