Gempa bumi Sumatra 1797 merupakan gempa bumi pertama dari serangkaian gempa bumi besar yang terjadi pada bagian segmen Sumatra di SesarSunda megathrust. Gempa ini memicu gelombang tsunami yang menyebabkan kerusakan parah di Kota Padang. Kapal-kapal Inggris seberat 150-200 ton didorong hingga sejauh 1 km ke pedalaman Batang Arau.
Latar belakang
Pulau Sumatra terletak pada batas lempeng konvergen antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Konvergensi antar lempeng-lempeng ini sangat miring di dekat Sumatra. Secara historis, gempa bumi megathrust besar atau raksasa juga tercatat pernah terjadi pada tahun 1833, 1861, 2004, 2005 dan 2007, sebagian besar dari gempa-gempa ini memicu gelombang tsunami yang menghancurkan. Gempa bumi megathrust yang lebih kecil juga terjadi di celah kecil antara daerah yang bergeser saat terjadinya gempa besar, yaitu pada tahun 1935, 1984, 2000 dan 2002.[3]
Kerusakan
Gempa bumi ini menyebabkan runtuh atau rusaknya banyak rumah. Gelombang tsunami menghantam sebuah kapal Inggris bermuatan 150-200 ton yang ditambatkan di Batang Arau, dan menyapunya hingga sejauh 1 km ke pedalaman Kota Padang. Perahu-perahu kecil juga dihanyutkan hingga 1,8 km ke hulu sungai.[3] Di Air Manis, seluruh wilayahnya digenangi air dan mayat beberapa warga yang memanjat pohon untuk menghindari gelombang tsunami ditemukan keesokan harinya di cabang-cabang pohon. Hanya dua korban yang dilaporkan tewas di Kota Padang, namun jumlah korban yang tewas di Air Manis lebih banyak. Gelombang tsunami dilaporkan juga mencapai Kepulauan Batu.[3]
Karakteristik
Gempa bumi
Getaran gempa di Padang berlangsung selama satu menit, laporan pada tahun 1845 dan 1847 mengatakan bahwa gempa ini adalah gempa terkuat yang tercatat dalam memori penduduk Padang, atau gempa terkuat selama empat puluh tahun.[3]
Tsunami
Tinggi gelombang tsunami di Padang dan desa Air Manis diperkirakan sekitar 5–10 m.[4] Catatan tsunami untuk peristiwa ini menyatakan bahwa tsunami mungkin disebabkan oleh longsor bawah laut yang dipicu oleh gempa bumi.[5]