Pameungpeuk, GarutPameungpeuk adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan ini berjarak sekitar 86 Km dari ibu kota Kabupaten Garut dan 155 Km dari Kota Bandung, ibukota provinsi Jawa Barat ke arah selatan. Pusat pemerintahannya berada di Desa Mandalakasih. Kecamatan ini terletak di wilayah Garut bagian Selatan dan menjadi pusat kecamatan paling berkembang di kawasan ini.
SejarahKecamatan Pameungpeuk sebelumnya disebut sebagai Nagara karena awalnya diduga akan ramai karena akan dibangun pelabuhan internasional seperti pelabuhan Sunda Kelapa di Jakarta (dahulu Batavia). Awalnya kecamatan ini merupakan bagian dari Kabupaten Sukapura sebelum menjadi bagian dari Kabupaten Garut.[2] Pameungpeuk pada awalnya merupakan wilayah yang lebih luas dikenal dengan Kawedanan Nagara. Sebelum menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Limbangan (Garut) pada saat itu, Kawedanan Nagara awalnya dimasukkan ke wilayah Kabupaten Sukapura (Tasikmalaya). Kewedanan ini berpusat di Pameungpeuk, memiliki wilayah administratif yang meliputi onderdistrik Pameungpeuk, Bodjong, Rantjaherang, dan Cisompet, sebelum akhirnya pada tahun 1882 dimekarkan menjadi empat sub distrik terpisah yakni Cisompet, Cikelet, Cibalong, dan Pameungpeuk itu sendiri. Pameungpeuk sebelumnya dikenal sebagai Desa Nagara, memiliki sejarah yang terkait erat dengan Kerajaan Sunda dan masa pemerintahan Prabu Geusan Ulun. Terdapat beberapa versi mengenai asal-usul nama Pameungpeuk. Salah satu versi menyebutkan bahwa nama tersebut berasal dari praktik "meungpeuk" atau membendung sungai dengan batu besar, yang dilakukan atas perintah Prabu Geusan Ulun untuk mengalihkan aliran Ci Mandalakasih dan membangun pelabuhan baru[3]. Versi lain mengaitkan nama Pameungpeuk dengan wasiat ayah Prabu Geusan Ulun, yang meminta agar jasadnya dibuang ke sungai dan jika tersangkut, sungai tersebut harus ditimbun dengan batu. Praktik menimbun sungai dengan batu ini dalam bahasa Sunda disebut "dipeupeuk ku batu"[4]. Terlepas dari versi mana yang benar, praktik "meungpeuk" ini memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan Pameungpeuk. Pengalihan aliran Ci Mandalakasih menyebabkan daerah tersebut menjadi lebih ramai dan berkembang pesat, sehingga tidak lagi menjadi sekadar perkampungan biasa. Seiring berjalannya waktu, daerah tersebut dikenal dengan nama Pameungpeuk, yang mengacu pada alat "meungpeuk" yang digunakan dalam proses pembendungan sungai. Pada zaman kolonial Belanda, Kawedanan Nagara (termasuk wilayah Kecamatan Pameungpeuk) merupakan salah satu daerah produksi perkebunan karet terbesar di wilayah Jawa Barat yang dikelola oleh pemerintah Belanda di Hindia Timur. Pada dekade tahun 1930-an wilayah Garut bagian selatan mengalami puncak perkembangan pesat di sektor perkebunan terutama produksi karet. Pabrik-pabrik karet berlokasi di Cibalong, Cikelet (Condong), Cisompet (Bunisari Lendra) dan Pameungpeuk (Bangbayang). Hasil karet diekspor hingga ke mancanegara untuk memenuhi permintaan pasar internasional pada saat itu. Pelabuhan Santolo atau menurut masyarakat sekitar disebut sebagai Cilautereun (pemberhentian air) mulai dibangun pada tahun 1920-an dan beroperasi sebagai tempat pelabuhan ekspor karet dan komoditas tanaman lainnya dari Kawedanan Nagara (Pameungpeuk). Kapal pengangkut Karet dan Teh ini berangkat dari Batavia (Jakarta) dengan rute Laut Jawa ke arah barat, berbelok ke Selat Sunda menuju arah laut selatan, singgah di Pulau Tinjil, lalu singgah di Pelabuhan Ratu (Sukabumi) untuk mengangkut Teh dan Karet dari daerah tersebut dan tujuan akhirnya sampai di Pelabuhan Santolo (Pameungpeuk) untuk mengangkut hasil perkebunan karet dan Teh sebelum berputar kembali ke Batavia (Jakarta). GeografiBatas WilayahKecamatan Pameungpeuk terletak di wilayah selatan Kabupaten Garut dengan batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut[5]:
Penggunaan LahanMayoritas ketinggian wilayah di Kecamatan Pameungpeuk, Garut berada pada 0 - 80 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar permukaan tanah berada pada lanskap dataran rendah yang langsung berhadapan dengan garis pantai selatan Jawa (Samudera Hindia) dan beberapa wilayah di utara Pameungpeuk terutama yang berbatasan dengan Kecamatan Cikelet dan Cisompet sebagian kecil memiliki lanskap perbukitan yang cukup curam. Ketinggian yang bervariasi dengan sebagian besar berada di dataran rendah, membuat komoditas yang ditanam adalah komoditas dataran rendah seperti padi, cabai rawit, bayam dan kacang panjang[6]. Penggunaan lahan di wilayah Kecamatan Pameungpeuk mayoritas oleh sektor pertanian dengan luas 1.117,01 Ha terutama di kawasan Pameungpeuk timur yakni persawahan di desa Mandalakasih (Tegal Buleud) lahan komoditas padi luas dan unggul di wilayah Jawa Barat bagian selatan sejak zaman kolonial Belanda, sisanya perkebunan kelapa di wilayah yang berbatasan dengan kecamatan Cibalong dan perkebunan karet di wilayah yang berbatasan dengan kecamatan Cisompet dan Cikelet. Sisa dari penggunaan lahan di Kecamatan Pameungpeuk digunakan juga sebagai perkampungan dan pemukiman warga. Dengan kemajuan dan perkembangan wilayah saat ini, Kecamatan Pameungpeuk menjadi kecamatan dengan kepadatan penduduk terpadat di wilayah Kabupaten Garut bagian selatan. IklimKecamatan Pameungpeuk menurut klasifikasi iklim Koppen termasuk daerah yang memiliki iklim tropis basah (Af)[7]. Sebagian besar wilayah kecamatan Pameungpeuk memiliki kontur dataran rendah yang landai dan berhadapan langsung dengan samudera Hindia (garis pantai bagian selatan Jawa Barat). Rentang suhu rata-rata tahunan di Kecamatan Pameungpeuk yakni 26°C hingga 32°C, dengan rata-rata curah hujan 2000 s.d 2500 mm per tahun[8]. Kelurahan/desaKecamatan Pameungpeuk memiliki 8 (delapan) desa antara lain sebagai berikut:[8] EkonomiSebagian besar masyarakat Pameungpeuk Kabupaten Garut bekerja sebagai petani, nelayan, dan juga pedagang. Hasil komoditas pertanian utama dari kecamatan Pameungpeuk adalah padi yang dikelola untuk konsumsi pribadi dan dikirim ke berbagai wilayah lainnya[9]. Kecamatan ini memiliki pasar tradisional utama yakni pasar Pameungpeuk, Garut sebagai tempat jual beli dan juga pusat ekonomi terpenting bagi masyarakat di kecamatan Pameungpeuk dan sekitarnya. Selain pasar tradisional Pameungpeuk, terdapat juga Plaza Mandalakasih sebagai pusat perdagangan lainnya di Kecamatan Pameungpeuk. Kecamatan Pameungpeuk juga memiliki beberapa cabang ritel minimarket nasional seperti Indomaret, Alfamart dan Yomart yang tersebar di berbagai wilayah di dalam kecamatan Pameungpeuk. DemografiKependudukanTotal jumlah penduduk Kecamatan Pameungpeuk pada tahun 2022 mencapai 44.970 jiwa, terdiri dari 22.729 laki-laki dan 22.241 perempuan[10]. Wilayah ini memiliki kepadatan penduduk sebesar 318 jiwa per kilometer persegi, dengan rincian data penduduk per masing-masing desa yakni sebagai berikut
Kecamatan Pameungpeuk didominasi oleh penduduk dari Suku Sunda, dengan persentase mencapai 95,12% dari total populasi. Sementara itu, kelompok etnis lainnya tersebar dalam proporsi kecil, di antaranya Suku Jawa, Batak, Minangkabau, Madura, Melayu dan bersama dengan suku-suku lainnya dalam jumlah yang lebih kecil. Sebagai salah satu wilayah yang paling berkembang di kawasan selatan Kabupaten Garut, mayoritas penduduk Kecamatan Pameungpeuk menggantungkan mata pencahariannya pada sektor perdagangan, pertanian dan agrobisnis lainnya. Hal ini sejalan dengan karakteristik geografis dan ekonomi wilayah yang didominasi oleh kegiatan pertanian. BahasaBahasa yang dituturkan oleh masyarakat Kecamatan Pameungpeuk adalah bahasa Sunda dialek Priangan Timur dengan logat Pameungpeuk sebagai bahasa ibu dan bahasa komunikasi. Bahasa Indonesia juga aktif dituturkan sebagai bahasa kerja, pendidikan dan komunikasi antar-suku bagi masyarakat di Kecamatan Pameungpeuk. AgamaMayoritas penduduk kecamatan Pameungpeuk menganut Agama Islam (99,85%), dengan sebagian kecil masyarakat dari suku bukan Sunda beragama lainnya yakni Kristen Protestan dan Katolik[11]. TelekomunikasiKecamatan Pameungpeuk merupakan wilayah yang dapat dijangkau oleh sinyal telekomunikasi seluler 4G dari berbagai operator telepon seluler nasional Indonesia (Telkomsel, Indosat dan XL Axiata). Selain itu, jaringan telepon dan internet kabel dari Telkom Indonesia dapat menjangkau wilayah kecamatan Pameungpeuk dan sekitarnya dengan kode nomor telepon +62 262 - (521/522/2520-xxx). Kecamatan Pameungpeuk memiliki cabang kantor Pos Indonesia dan jasa pengiriman logistik dari penyedia jasa lainnya dengan kode pos 44175. PendidikanPada tahun ajaran 2022/2023 data-data sarana pendidikan di Kecamatan Pameungpeuk secara umum yakni sebagai berikut[10]
Sekolah DasarSekolah Dasar tersebar di 8 (delapan) desa seluruh Kecamatan Pameungpeuk, rata-rata masing-masing desa memiliki 4 s.d 5 Sekolah Dasar Negeri/Swasta. Sekolah Menengah PertamaKecamatan Pameungpeuk memiliki dua sekolah menengah pertama negeri yakni sebagai berikut:
Sekolah Menengah AtasKecamatan Pameungpeuk memiliki satu sekolah menengah atas dan satu madrasah aliyah negeri yakni sebagai berikut:
KesehatanKecamatan Pameungpeuk memiliki beragam sarana kesehatan untuk melayani kebutuhan masyarakatnya. Terdapat 1 (satu) Puskesmas Daerah Tingkat Pertama yaitu Puskesmas DTP Kecamatan Pameungpeuk dan 6 (enam) Puskesmas Pembantu (Pustu) yang tersebar di berbagai desa[9]. Terdapat rumah sakit umum daerah tingkat Provinsi di Kecamatan Pameungpeuk yakni RSUD Pameungpeuk yang menjadi pusat rujukan utama masyarakat dari wilayah selatan Kabupaten Garut dan sekitarnya[12]. TransportasiKecamatan Pameungpeuk memiliki lokasi strategis tepat di tengah wilayah pantai selatan Jawa Barat. Kecamatan ini dilintasi Jalan Nasional Pantai Selatan (Pansela) Jawa Barat, yang menghubungkan Pangandaran hingga Pelabuhan Ratu (Kabupaten Sukabumi)[13]. Pameungpeuk menjadi pusat jalur utama Jalan Raya Pameungpeuk - Garut Kota, yaitu rute jalan Kabupaten yang menghubungkan antara Garut bagian utara dengan Garut bagian selatan. Jarak dari Ibukota Kabupaten Garut menuju Kecamatan Pameungpeuk adalah 84 km yang dapat ditempuh dalam 3-4 jam perjalanan darat. Terdapat cukup banyak transportasi umum dari dan menuju wilayah Kecamatan Pameungpeuk yakni Bus dan Mikro (Minibus) dari Terminal Kecamatan Pameungpeuk dengan rute-rute sebagai berikut:
Selain transportasi umum antar kota, terdapat transportasi lokal antar wilayah sekitar kecamatan Pameungpeuk yang dikenal dengan Angkutan Desa dengan rute yakni sebagai berikut:
Transportasi lokal di sekitar Kecamatan Pameungpeuk melayani beberapa rute setiap hari dari pukul 05.00 hingga 13.00 WIB, serta tersedia Pangkalan Ojek yang tersebar di berbagai desa untuk menghubungkan antar desa di wilayah kecamatan Pameungpeuk. PariwisataKecamatan Pameungpeuk merupakan salah satu wilayah yang cukup terkenal dan menjadi pusat objek wisata di Kabupaten Garut, meskipun banyak objek wisata terletak di luar wilayah Kecamatan Pameungpeuk tetapi menurut beberapa orang dari luar daerah, banyak yang menganggap tempat wisata tersebut berada di Kecamatan Pameungpeuk. Objek wisata yang berada tepat di dalam wilayah kecamatan Pameungpeuk adalah sebagai berikut:
Lihat pulaPranala luar
Referensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia