"Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya." [10]
Ayat 4
"Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran;"[11]
Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: "Lihat, itu Allahmu!"" (TB)[15]
Ayat 22
Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman![16]
"bulatan" diterapkan pada "bentuk bola" atau "bentuk globular" bumi ini,[17] dengan kubah langit yang menyelubunginya (Ayub 22:14; Amsal 8:27).[18]
"membentangkan langit" (dari bahasa Ibrani: נוטה שמים, no-tehshā-ma-yim; bahasa Inggris: stretcheth out the heavens): suatu frasa favorit pada bagian kitab Yesaya pasal 40 dan selanjutnya (Yesaya 42:5, Yesaya 44:24, dsb.), kemungkinan dikutip dari Mazmur 104:2.[18]
"kain" (dari bahasa Ibrani: דק, doq; bahasa Inggris: curtain) merujuk pada "kerai" atau "tudung kain" (bahasa Inggris: awning) yang dipakai orang-orang Timur untuk menutupi halaman kosong di tengah rumah mereka sebagai pelindung terhadap hujan atau panas.[17]
Ayat 15
Sesungguhnya, bangsa-bangsa adalah seperti setitik air dalam timba dan dianggap seperti sebutir debu pada neraca. Sesungguhnya, pulau-pulau tidak lebih dari abu halus beratnya. (TB)[19]
"Setitik air dalam timba" dalam bahasa Inggris berupa parafrase "a drop ini the bucket" yang menjadi istilah kiasan populer.[20]
Ayat 31
Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. (TB)[21]
Referensi silang: Keluaran 19:4
Berharap kepada Tuhan ialah mempercayakan sepenuhnya kehidupan kita kepada-Nya; hal itu meliputi juga memandang Dia sebagai sumber pertolongan dan kasih karunia ketika diperlukan (bandingkan Mazmur 25:3–5; 27:14; Lukas 2:25,36–38). Orang yang berharap kepada Tuhan dijanjikan:
(1) kekuatan Allah untuk menyegarkan mereka di tengah-tengah kelelahan dan kelemahan, penderitaan dan pencobaan;
(2) kemampuan untuk mengatasi persoalan-persoalan mereka bagaikan rajawali yang terbang naik ke langit; dan
(3) kesanggupan untuk berlari secara rohani tanpa merasa lelah dan terus berjalan maju tanpa merasa letih bila Allah menangguhkan pertolongan-Nya. Allah berjanji bahwa jikalau umat-Nya dengan sabar mengandalkan Dia, maka Dia akan memberikan apa pun yang mereka perlukan untuk menopang mereka senantiasa (1 Petrus 1:5).[22]
Catatan
^Penomoran pasal pertama kali digunakan dalam edisi Alkitab bahasa Latin Vulgata pada abad ke-13,[1][2] kemudian digunakan pertama kali dalam edisi Alkitab bahasa Ibrani pada abad ke-14 oleh Rabbi Solomon ben Ismael.[1]