Yesaya 8 (disingkat Yes 8) adalah pasal kedelapan Kitab Yesaya dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1] Berisi Firman Allah yang disampaikan oleh nabi Yesaya bin Amos tentang Yehuda dan Yerusalem. Nabi ini hidup pada zaman raja Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia dari Kerajaan Yehuda sekitar abad ke-8 SM.[2] Merupakan kelanjutan dari pasal 7, dimana istri nabi (di naskah Ibrani disebut sebagai "nabiah") akan melahirkan seorang anak laki-laki. Sebelum dikandung ibunya, TUHAN memerintahkan nama anak itu ditulis di atas batu tulis besar dengan disaksikan 2 orang saksi yang dapat dipercaya, yaitu imam Uria dan Zakharia bin Yeberekhya. Setelah anak itu lahir, berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya: "Namailah dia: Maher-Syalal Hash-Bas, sebab sebelum anak itu tahu memanggil: Bapa! Ibu! maka kekayaan Damsyik dan jarahan Samaria akan diangkut di depan raja Asyur." Pada ayat 8 anak ini juga dipanggil "Imanuel".[3]
Teks
Naskah sumber utama
- Bahasa Ibrani:
- Bahasa Yunani:
Struktur
Terjemahan Baru (TB) membagi pasal ini:
Ayat 1
- Berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Ambillah sebuah batu tulis besar dan tuliskanlah di atasnya dengan tulisan biasa: Maher-Syalal Hash-Bas." (TB)[6]
Ayat 1 Bahasa Ibrani
Teks Masoret (baca dari kanan ke kiri)
- ויאמר יהוה אלי קח־לך גליון גדול וכתב עליו בחרט אנוש למהר שלל חש בז׃
Transliterasi
- wa-yō-mer Yah-weh ’ê-lay, qaḥ-lə-ḵā gi-lā-yōn gā-ḏōl; ū-ḵə-ṯōḇ ‘ā-lāw bə-ḥe-reṭ ’ĕ-nō-wōš lə-ma-hêr syā-lāl khāsy baz
Ayat 2
- Maka aku memanggil dua saksi yang dapat dipercaya, yaitu imam Uria dan Zakharia bin Yeberekhya. (TB)[7]
Ayat 3
- Kemudian aku menghampiri isteriku; ia mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Lalu berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Namailah dia: Maher-Syalal Hash-Bas, (TB)[8]
Ayat 4
- [Berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya:] "sebab sebelum anak itu tahu memanggil: Bapa! Ibu! maka kekayaan Damsyik dan jarahan Samaria akan diangkut di depan raja Asyur." (TB)[10]
Ayat 6
- "Oleh karena bangsa ini telah menolak air Syiloah yang mengalir lamban, dan telah tawar hati terhadap Rezin dan anak Remalya" (TB)[11]
"Air Syiloah" mendapatkan air dari sebuah mata air yang mengalir dengan tenang dan menjadi sumber air bawah tanah Yerusalem ketika dikepung oleh pasukan asing. Air ini melambangkan pemerintahan Allah yang penuh kemurahan dan lembut melalui raja-raja wakil-Nya—yaitu, keturunan Daud yang saleh. Karena Yehuda dan Yerusalem sedang menolak pemerintahan Allah yang baik ini, sebagai gantinya mereka akan mengalami "banjir yang meluap-luap" dari daerah Efrat, yaitu: banjir besar berupa serbuan pasukan Asyur (Yesaya 8:7–10). Dalam Perjanjian Baru dikenal sebagai kolam Siloam, yang berhubungan dengan mujizat Yesus mencelikkan mata seorang yang buta sejak lahir seperti tercatat pada Yohanes 9:7.[12]
Ayat 7
- "Sebab itu, sesungguhnya, Tuhan akan membuat air sungai Efrat yang kuat dan besar, meluap-luap atas mereka, yaitu raja Asyur dengan segala kemuliaannya; air ini akan meluap melampaui segenap salurannya dan akan mengalir melampaui segenap tebingnya" (TB)[13]
Ayat 8
- "Serta menerobos masuk ke Yehuda, ibarat banjir yang meluap-luap hingga sampai ke leher; dan sayap-sayapnya yang dikembangkan akan menutup seantero negerimu, ya Imanuel!" (TB)[14]
Di tengah-tengah nubuat Yesaya, Roh nubuat menunjuk kepada suatu pengharapan untuk masa depan. Apa pun juga yang terjadi, orang yang setia kepada Allah tidak perlu takut, karena Imanuel ("Allah menyertai kita", bandingkan Yesaya 7:14, Yesaya 8:10) menjadi jaminan bagi semua yang mengandalkan Dia. Dengan demikian "Imanuel" adalah semboyan kekal umat Allah sepanjang sejarah—masa lalu, masa kini, dan masa depan (Matius 1:23).[12]
Ayat 10
- Buatlah rancangan, tetapi akan gagal juga; ambillah keputusan, tetapi tidak terlaksana juga, sebab Allah menyertai kami! (TB)[15]
Ayat 23
- Tetapi tidak selamanya akan ada kesuraman untuk negeri yang terimpit itu. Kalau dahulu TUHAN merendahkan tanah Zebulon dan tanah Naftali, maka di kemudian hari Ia akan memuliakan jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, wilayah bangsa-bangsa lain. (TB)[17]
Kitab Yesaya berbicara tentang datangnya seorang pelepas yang pada suatu hari akan menuntun umat Allah kepada sukacita, damai sejahtera, kebenaran, dan keadilan; orang itu adalah Mesias -- Yesus Kristus, Anak Allah. Nubuat ini menyatakan beberapa kebenaran penting tentang Mesias yang akan datang.
Lihat pula
Referensi
Pranala luar