Rumpun bahasa Ainu (Ainu: アイヌ イタク, aynu itak; bahasa Jepang: アイヌ語 ainu-go; aksara Kiril: Айну итак) adalah rumpun bahasa yang dituturkan oleh suku Ainu. Dalam bahasa Ainu, ainu atau aynu (アイヌ) berarti orang atau manusia.
Penutur bahasa ini adalah suku Ainu yang tinggal di Hokkaido, Jepang, serta Sakhalin dan Kepulauan Kuril di Rusia. Bahasa Ainu tidak memiliki hubungan dengan bahasa Jepang selain dari sejumlah kosakata yang diserap dari bahasa Jepang.
Status bahasa
Hingga kini tidak ada undang-undang yang menetapkan bahasa resmi di Jepang. Dalam Konferensi Penduduk Asli di Ainu Mosir 2008, Pemerintah Jepang mengeluarkan pernyataan "Bahasa Ainu sebagai bahasa resmi, dan dalam rangka program wajib belajar, bahasa ini wajib diajarkan di sekolah."[8]
Populasi suku Ainu yang sangat sedikit menyebabkan bahasa Ainu dimasukkan ke dalam salah satu bahasa terancam punah. Menurut perkiraan tahun 1996, hanya ada 15 orang penutur fasih bahasa Ainu dari sekitar 15.000 orang suku Ainu.[9] Menurut perkiraan yang lain, penutur asli bahasa Ainu yang terakhir di Kepulauan Kuril sudah meninggal dunia. Di Sakhalin, penutur asli bahasa Ainu diperkirakan sudah punah. Orang yang dapat berbicara bahasa Ainu di Hokkaido hanya ada kurang dari 10 orang, dan mereka pun rata-rata sudah berusia di atas 80 tahun.[10] UNESCO pada tahun 2009 memasukkan bahasa Ainu sebagai bahasa dalam keadaan kritis (critically endangered).[11]
Sejarah
Bahasa ini dulunya diajarkan secara turun temurun melalui tradisi lisan dan tidak memiliki bahasa tulisan. Bahasa Ainu pertama kali ditulis pada abad ke-16 oleh orang Eropa dengan memakai huruf Latin dan aksara Kiril. Orang Jepang suku Yamato menulis bahasa Ainu dengan aksara kana.
Pada zaman Meiji, misionaris Inggris John Batchelor bersama peneliti bahasa Ainu Kyōsuke Kindaichi mulai mendokumentasikan bahasa Ainu. Pada awal abad ke-20, orang suku Ainu mulai menuliskan sendiri bahasa Ainu dengan memakai huruf Latin.
Shigeru Kayano adalah salah seorang penutur asli bahasa Ainu yang aktif mempromosikan bahasa Ainu. Berkat jasanya, kursus bahasa Ainu dibuka di berbagai tempat di Hokkaido. Pada tahun 2007 terdapat 14 lokasi kursus bahasa Ainu di Hokkaido.[12]
Fonologi
Referensi
- ^ Templat:E08
- ^ D. Bradley, "Languages of Mainland South-East Asia," in O. Miyaoka, O. Sakiyama, and M. E. Krauss (eds), The vanishing languages of the Pacific Rim, Oxford: Oxford University Press (2007), pp. 301–336. .
- ^ Ethnologue (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-25, 19), Dallas: SIL International, ISSN 1946-9675, OCLC 43349556, Wikidata Q14790
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Ainu". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011.
- ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022.
- ^ "Rumpun bahasa Ainu". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
- ^ 「先住民族サミット」アイヌモシリ2008「日本政府への提言 Diarsipkan 2011-07-18 di Wayback Machine.」
- ^ Ethnologue.com. "Ethnologue report for Japan". Diakses tanggal 2009-12-20.
- ^ Juha Janhunen. "Endangered languages in Northeast Asia/ report". Diakses tanggal 2009-12-20.
- ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger". UNESCO. Diakses tanggal 2009-12-19.
- ^ "The saga of the Ainu language Number 1 - 2008". Diakses tanggal 2009-12-20.
Pranala luar