Fonem-fonem pada bahasa Proto-Luzon Utara tidak menunjukkan kemunculan yang baru dari bahasa Proto-Melayu-Polinesia yang akan membedakannya dari bahasa Filipina lainnya. Namun ada dua inovasi fonologis yang menjadi ciri bahasa Luzon Utara:
Hilangnya akhiran *ʔ (< *q)
Metatesis dari bunyi *s dan *t, contohnya Proto-Luzon Utara *saŋit < Proto-Melayu-Polinesia *taŋis (berarti "tangis"), *Rasut < *Ratus (berarti "ratus").
Kosakata
Inovasi leksikal yang hanya ditemukan dalam bahasa Luzon Utara meliputi: *dutdut (berarti "bulu" atau "rambut"), *kəməl (berarti "remas"), *lətəg (berarti "bengkak"), *yəgyəg (berarti "gempa"), *takdəg (berarti "berdiri"), *ʔubət (berarti "pantat/bokong"). Pergeseran semantik juga terjadi, seperti *ʔatəd (berarti "beri"; bandingkan *hatəd berarti "kawal" dalam Proto-Filipina) dan *laman (berarti "babi liar"; bandingkan *laman berarti "daging" dalam Proto-Filipina).[2]
^ abRobinson, Laura C. and Jason William Lobel (2013). "The Northeastern Luzon Subgroup of Philippine Languages." Oceanic Linguistics 52.1 (2013): 125-168.
^Himes, Ronald S. 2005. The Meso-Cordilleran Group of Philippine Languages. In Hsiu-chuan Liao and Carl R. Galvez Rubino (eds.), Current Issues in Philippine Linguistics and Anthropology: Parangal kay Lawrence A. Reid, 81-92. Manila, Philippines: Linguistic Society of the Philippines and SIL Philippines.
^Reid, Lawrence A. (2006). "On reconstructing the morphosyntax of Proto-Northern Luzon". Philippine Journal of Linguistics. 32 (1): 1–63.