Pembakaran buku di Efesus adalah sebuah peristiwa yang tercatat dalam Kisah Para Rasul 19 dimana para petobat Kristen di Efesus, yang dipengaruhi oleh Santo Paulus, membakar buku-buku sihir mereka. Kis 19 menyatakan "Banyak juga di antara mereka, yang pernah melakukan sihir, mengumpulkan kitab-kitabnya lalu membakarnya di depan mata semua orang. Nilai kitab-kitab itu ditaksir lima puluh ribu uang perak." (ayat 19).
Ayat berikutnya menyatakan "makin tersiarlah firman Tuhan dan makin berkuasa". Simon Kistemaker memandang bahwa pernyataan tersebut sangat berkaitan: "Kota Efesus membersihkan dirinya dari sastra buruk dengan membakar buku-buku sihir dan menjadi tempat penyimpanan sastra suci yang terdiri dari kanon Perjanjian Baru."[2]
Referensi
^Crease, Robert P. (2019-03-18). "The rise and fall of scientific authority — and how to bring it back". Nature (dalam bahasa Inggris). 567: 309. doi:10.1038/d41586-019-00872-w. Hanging in the Louvre Museum in Paris is an imposing painting, The Preaching of St Paul at Ephesus. In this 1649 work by Eustache Le Sueur, the fiery apostle lifts his right hand as if scolding the audience, while clutching a book of scripture in his left. Among the rapt or fearful listeners are people busily throwing books into a fire. Look carefully, and you see geometric images on some of the pages.