Aleksandria
Aleksandria (bahasa Arab: الإسكندرية, translit. Al-Iskandariyyah; bahasa Yunani: Ἀλεξάνδρεια, translit. Alexándreia; bahasa Koptik: Rakotə) adalah pelabuhan utama di Mesir, dan kota terbesar kedua di negara tersebut, dan juga ibu kota pemerintahan Kegubernuran Aleksandria yang terletak di pantai Laut Tengah. Kota ini terletak pada koordinat 31°12′N 29°15′E / 31.200°N 29.250°E, 208 km di sebelah barat laut Kairo, memiliki populasi 3.341.000.[3] Aleksandria merupakan tempat penguasa Ptolemaik Mesir yang dengan cepat menjadi kota termegah dari dunia Helenistik; menjadi nomor dua setelah Roma dalam luas dan kekayaan. Tetapi, setelah pendirian Kairo oleh penguasa Islam Mesir pada zaman pertengahan statusnya sebagai ibu kota negara berakhir, dan mengalami kemunduran, yang pada akhir periode Utsmaniyah menyusut hingga menjadi desa perikanan kecil belaka.[4] Aleksandria didirikan sekitar tahun 331 SM oleh Aleksander Agung, raja dari Makedonia dan pemimpin Liga Khorintos Yunani, selama penaklukan terhadap Kekaisaran Akhemeniyah. Sebuah desa Mesir bernama Rhacotis ada di lokasi tersebut dan tumbuh menjadi kawasan Mesir di Aleksandria. Aleksandria berkembang pesat menjadi pusat penting peradaban Helenistik dan tetap menjadi ibu kota Mesir Ptolemeus dan Mesir Romawi dan Bizantium selama hampir 1.000 tahun, sampai penaklukan Mesir oleh Muslim. Pada tahun 641 M, ketika sebuah ibu kota baru didirikan di Fustat (kemudian diserap ke Kairo). Aleksandria Yunani terkenal karena Mercusuar Aleksandria (Pharos), salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno, Perpustakaan Besar (yang terbesar di dunia kuno); dan Nekropolis, salah satu dari Tujuh Keajaiban Abad Pertengahan. Aleksandria adalah pusat pendidikan dan kebudayaan dunia Mediterania kuno untuk sebagian besar zaman Helenistik dan zaman kuno akhir. Aleksandria pernah menjadi kota terbesar di dunia kuno sebelum akhirnya diambil alih oleh Roma.[5] Kota ini merupakan pusat utama Kekristenan awal dan merupakan pusat Patriarkat Aleksandria, yang merupakan salah satu pusat utama Kekristenan di Kekaisaran Romawi Timur. Di dunia modern, Gereja Ortodoks Koptik dan Gereja Ortodoks Yunani di Aleksandria sama-sama mengklaim warisan kuno ini.[6] Setelah penaklukan Mesir oleh Arab pada 641 M, kota ini dijarah dan kehilangan signifikansinya sebelum muncul kembali pada era modern. Sejak akhir abad ke-18, Aleksandria menjadi pusat utama industri perkapalan internasional dan salah satu pusat perdagangan terpenting di dunia, karena memperoleh keuntungan dari koneksi darat yang mudah antara Laut Mediterania dan Laut Merah, dan perdagangan menguntungkan kapas Mesir.[7] Lihat pula
Referensi
Bacaan lebih lanjut
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai ٱلْإِسْكَنْدَرِيَّةُ. Wikiwisata memiliki panduan wisata Alexandria.
|