Kengkrea adalah kota kuno yang menjadi lokasi pelabuhan kapal bagi kota besar Korintus.
Sekarang disebut Kechries (bahasa Yunani: Κεχριές, kadang disebut Κεχρεές; bahasa Yunani kuno dan Katharevousa: Κεγχρεαί, Kenchreai; bahasa Inggris: Cenchreae) sebuah desa di daerah kota Korintus di Corinthia, Yunani. Merupakan bagian dari komunitas "Xylokeriza". Terletak sekitar 7 kilometer (4,3 mi) di barat daya Korintus dan 7 kilometer (4,3 mi) sebelah tenggara persimpangan Epidavros dengan jalan bebas hambatan "GR-8A"/E94, di sebelah utara Galataki dan Kato Almyri, sebelah timur dari Examilia, sebelah tenggara Xylokeriza, sebelah selatan dari Kiras Vrysi serta sebelah barat/barat daya dari kota modern Isthmia.
Geografi
Saat ini Kechries adalah sebuah desa dengan satu sekolah dan satu gereja tanpa dataran sentral atau "plateia". Jumlah penduduknya sedikit. Banyak rumah di sini hanya digunakan musiman dan pemiliknya mempunyai tempat tinggal tetap di tempat lain. Pegunungan Oneia terletak di sebelah selatan, di mana terdapat penggalian batu besar, and desa ini dikelilingi oleh tanah subur yang digunakan untuk perkebunan zaitun, anggur dan buah-buahan. Teluk yang lebar terletak di sisi barat dari Teluk Saronic, disebut "Kechries Bay", terletak langsung di sebelah timur desa. Garis pantainya merupakan ujung paling timur dari "Patahan Korintus" ("Corinth Fault"). Area ini sering ditimpa gempa bumi, yang mengakibatkan perubahan besar pada garis pantai dibandingkan zaman dulu.
Sejarah
Di zaman dulu, Kengkrea atau "Kenchreai" adalah satu dari dua pelabuhan laut untuk kota-negara Korintus. Kenchreai melayani jalur perdagangan timur lewat Teluk Saronic, sedangkan Lechaion (Lechaeum) di Teluk Corinthian melayani jalur ke barat ke Italia dan wilayah Eropa lainnya. Karena terletak di sisi timur "Isthmus of Corinth", Kenchreai menjadi titik persimpangan alami untuk kapal-kapal yang datang dari timur dan jalur darat utara selatan antara Yunani Tengah dan Semenanjung Peloponnesus. Asal mula Kenchreai tidak diketahui, tetapi rupanya sudah dihuni sejak zaman prasejarah, karena pelabuhan laut dalam alami yang menguntungkan bagi kapal-kapal berlabuh. Area ini juga kaya dengan mata air, sumber batu bangunan yang bagus dari jenis "oolitic limestone", dan sejumlah posisi pertahanan dengan titik pandang yang bagus. Nama tempat ini tampaknya berakar dari kata bahasa Yunani untuk "jawawut", dan kapasitas pertanian di daerah ini masih terlihat.
Sumber tulisan tertua di Kenchreai adalah prasasti (epitaph') dari periode Archaic akhir (akhir abad ke-6th sampai awal abad ke-5 SM) serta rujukan sejarah dan geografi dalam tulisan pada zaman Klasik sampai Hellenistic (abad ke-5 sampai ke-2 SM), menunjukkan adanya daerah pemukiman tetap dan benteng angkatan laut. Tidak banyak peninggalan arkeologi yang ditemukan dari pemukiman mula-mula, tampaknya ada di sebelah barat dari pantai modern, sepanjang tebing terjal yang membatasi desa modern ke arah utara.
Kenchreai berkembang pada zaman Kekaisaran Romawi, dimana pemukiman terutama terletak sekitar pelabuhan berbentuk bulan sabit yang dikelilingi oleh beton masif pemecah air dan dilindungi oleh tembok-tembok laut. Komunitas setempat kecil tetapi sejahtera, dan dapat dibedakan dari keragaman sosial, budaya dan agama. Tulisan dan prasasti kuno di lokasi ini menunjukkan adalah penyembahan dewa/dewi Aphrodite, Isis, Asklepios, Poseidon, Dionysos, dan Pan. Kekristenan tiba pada zaman gereja mula-mula. Menurut Kisah Para Rasul 18:18rasul Paulus dalam perjalanan penginjilan yang kedua tinggal beberapa hari di Korintus, lalu ia, disertai oleh Priskila dan Akwila, minta diri kepada saudara-saudara di situ, dan berlayar ke Siria, "sesudah ia mencukur rambutnya di Kengkrea, karena ia telah bernazar".[1]. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus menyebut tempat ini dan seorang diaken bernama Febe yang melayani jemaat di sana.[2] Ada juga tradisi gereja yang mencatat keberadaan seorang uskup (penilik jemaat) di Kengkrea, tetapi tidak dapat dipastikan.
Pelabuhan kuno diekskavasi sebagian pada tahun 1962-1969 oleh satu tim yang disponsori oleh American School of Classical Studies at Athens di bawah pimpinan Profesor Robert Scranton. Penggalian ini menemukan sejumlah bangunan yang membuktikan vitalitas perdagangan dari pelabuhan ini selama zaman Romawi sampai pada abad ke-7 M, ketika aktivitas maritim dan pemukiman setempat rupanya menurun. Bangunan-bangunan yang paling mengesankan terletak di ujung utara dan selatan pelabuhan ini, meliputi ruang-ruang di dekat tepi laut, yang kemungkinan adalah gudang-gudang; tangki ikan, kompleks monumen yang dihiasi dengan ukiran marmer (kemungkinan bagian dari kuil untuk dewi Aphrodite dan Isis yang disebutkan oleh penulis Pausanias pada abad ke-2 M), jalan-jalan bermosaik, tembok bergambar (baik struktur suci, villa tepi laut mewah, atau rumah orang kaya); dan sebuah basilikaKristen kecil. Penemuan paling penting adalah lebih dari 100 potongan panel kaca yang masih ada dalam kemasan kayu aslinya, siap untuk dipasang, mungkin di kuil Isis, di mana diselenggarakan festival tahunan yang menjadi klimaks novel Apuleius "Metamorphosis" tentang satu orang yang berubah menjadi keledai dan pulih lagi atas kuasa dari dewi ini. Sejak tahun 1975 tim dari Chicago telah menerbitkan 6 jilid laporan tentang arsitektur, panel gelas, keramik, mata uang logam, lampu dan potongan perabot dari ekskavasi ini. Sejak tahun 2002, survey dan ekskavasi yang disponsori oleh American School dan Greek Ministry of Culture berpusat pada daerah di utara pelabuhan pada tebing pantai rendah yang disebut "Koutsongila", terutama pada tempat penguburan Romawi sampai zaman Byzantine awal, yang menunjukkan kekayaan penduduknya. Tulisan sejarah dan geografi pada zaman Byzantine dan sesudahnya menunjukkan bahwa pelabuhan Kenchreai masih digunakan, walaupun tidak menjadi besar dan sampai awal zaman modern digunakan untuk mengirim hasil bumi setempat, termasuk biji-bijian, jeruk dan tomat.