Pembakaran buku, biblioklasme atau librisida adalah tindakan memusnahkan, kadang secara seremonial, buku atau media tulisan lainnya. Pada masa modern, bentuk media lainnya, misalnya rekaman fonograf, kaset video, atau CD juga telah secara seremonial dibakar, dihancurkan, atau dimusnahkan. Tindakan ini biasanya dilakukan di depan umum, dan sering didasari atas motif moral, keagamaan, atau politik.
Penulis berkebangsaan Jerman, Heinrich Heine, dalam sandiwaranya yang berjudul Almansor tahun 1821, merujuk pembakaran Al-Quran pada masa Inkuisisi Spanyol dalam sebuah kutipan populer tenang pembakaran buku, "di mana mereka membakar buku, mereka akhirnya juga akan membakar manusia." ("Dort, wo man Bücher verbrennt, verbrennt man auch am Ende Menschen."). Lebih dari seabad kemudian, buku-buku Heine termasuk ke dalam ribuan buku yang dibakar oleh Nazi, meskipun puisinya yang berjudul Die Lorelei terus dicetak ulang dalam buku-buku sekolah Jerman sebagai karya awanama. Rezim Nazi kemudian melakukan tindakan genosida budaya lebih besar, hanya beberapa tahun setelah membakar buku Heine, Nazi melakukan Holokaus.