13.000 tentara 7.000 pasukan terjun payung 4.500 marinir
10.000 tentara 1.400 marinir 1.000 sukarelawan
Korban
214 tewas[1] 1 kapal motor torpedo tenggelam 2 kapal motor torpedo rusak
Tidak diketahui
Operasi Trikora (singkatan dari Operasi Tri Komando Rakyat) adalah operasi militer gabungan Uni Soviet-Indonesia yang bertujuan untuk merebut dan mencaplok wilayah luar negeri Belanda di Nugini Belanda pada tahun 1961 dan 1962.
Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus1945, Indonesia mengklaim seluruh wilayah Hindia Belanda, termasuk wilayah baratPulau Papua. Namun pemerintah Belanda menentang hal ini dan Papua menjadi daerah yang diperebutkan antara Indonesia dan Belanda. Hal ini kemudian dibicarakan dalam beberapa pertemuan dan dalam berbagai forum internasional. Dalam Konferensi Malino perwakilan Irian Barat berupa Frans Kaisiepo menyatakan dukungannya agar wilayahnya merdeka bersama wilayah Indonesia lainnya dan mempromosikan nama Irian yang berasal dari kata biak[5] dan juga akronim Ikut Republik Indonesia Anti Nederland.[6] Sedangkan sejak Konferensi Denpasar, perwakilan Irian Barat sudah tidak disertakan karena direncanakan tidak lagi menjadi bagian dari Negara Indonesia Timur bagian dari Republik Indonesia Serikat atas desakan dari Partai Katolik Belanda, walau Van Mook mengklaim didasari masalah keuangan dan perbedaan suku.[7][8][9] Pengucilan tokoh-tokoh Papua dari konferensi ini diprotes oleh Nicolaas Jouwe, Corinus Krey, dan Marthen Indey dalam telegram kepada Van Mook tertanggal 12 Desember 1946, walau tidak digubris sehingga melahirkan pemberontakan PIDRIS (Partai Irian Dalam Republik Indonesia Serikat).[10][11]
Dalam Konferensi Meja Bundar tahun 1949, Belanda dan Indonesia tidak berhasil mencapai keputusan mengenai Irian Barat, tetapi setuju bahwa hal ini akan dibicarakan kembali dalam jangka waktu 1 tahun. Pada bulan Desember 1950, PBB memutuskan bahwa Irian Barat memiliki hak merdeka sesuai dengan pasal 73e Piagam PBB.[butuh rujukan] Sejak tahun 1950 hingga 1953, terjadi perundingan antara Indonesia dan Belanda tentang status wilayah tersebut. Namun pada akhir tahun 1950, ketika struktur federasi RIS berubah menjadi kesatuan, menyebabkan Belanda tidak lagi memiliki andil dalam pemerintahan Indonesia. Lalu pemerintah Belanda menggunakan hal ini sebagai dasar untuk tidak menjalankan perjanjian tentang Irian Barat seperti dalam KMB. Pada tanggal 15 Februari 1952, parlemen Belanda memasukan wilayah Papua menjadi wilayahnya secara resmi dan tidak mau melanjutkan perundingan dengan Indonesia.[12][13] Pemerintah Belanda kemudian memulai persiapan untuk menjadikan Papua negara merdeka selambat-lambatnya pada tahun 1970-an.[butuh rujukan] Setelah Indonesia beberapa kali melakukan infiltrasi ke wilayah Irian Barat, Belanda mempercepat program pendidikan di Irian Barat untuk persiapan kemerdekaan. Hasilnya antara lain adalah sebuah akademi angkatan laut yang berdiri pada 1956 dan tentara Papua pada 1957.[butuh rujukan] Sebagai kelanjutan, pada 17 Agustus1956 Indonesia membentuk Provinsi Irian Barat dengan ibu kota di Soasiu yang berada di Pulau Tidore, dengan gubernur pertamanya, Zainal Abidin Syah yang dilantik pada tanggal 23 September 1956.
Pada tanggal 6 Maret1959, harian New York Times melaporkan penemuan emas oleh pemerintah Belanda di dekat laut Arafura. Pada tahun 1960, Freeport Sulphur menandatangani perjanjian dengan Perserikatan Perusahaan Borneo Timur untuk mendirikan tambang tembaga di Timika, tetapi tidak menyebut kandungan emas ataupun tembaga.[butuh rujukan]
Persiapan
Militer
Indonesia mulai mencari bantuan senjata dari luar negeri menjelang terjadinya konflik antara Indonesia dan Belanda. Indonesia mencoba meminta bantuan dari Amerika Serikat, tetapi gagal. Akhirnya, pada bulan Desember 1960, Jenderal A. H. Nasution pergi ke Moskwa, Uni Soviet, dan akhirnya berhasil mengadakan perjanjian jual-beli senjata dengan pemerintah Uni Soviet senilai 2,5 miliar dollar Amerika dengan persyaratan pembayaran jangka panjang. Setelah pembelian ini, TNI mengklaim bahwa Indonesia memiliki angkatan udara terkuat di belahan bumi selatan.[14]Amerika Serikat tidak mendukung penyerahan Irian Barat ke Indonesia karena Bureau of European Affairs di Washington, DC menganggap hal ini akan "menggantikan penjajahan oleh kulit putih dengan penjajahan oleh kulit coklat". Tapi pada bulan April 1961, Robert Komer dan McGeorge Bundy mulai mempersiapkan rencana agar PBB memberi kesan bahwa penyerahan kepada Indonesia terjadi secara legal. Walaupun ragu, presiden John F. Kennedy akhirnya mendukung hal ini karena iklim Perang Dingin saat itu dan kekhawatiran bahwa Indonesia akan meminta pertolongan pihak komunis Soviet bila tidak mendapat dukungan AS.
Indonesia membeli berbagai macam peralatan militer, antara lain 41 HelikopterMI-4 (angkutan ringan), 9 Helikopter MI-6 (angkutan berat), 30pesawat jetMiG-15, 49 pesawat buru sergap MiG-17, 10 pesawat buru sergap MiG-19, 20 pesawat pemburu supersonikMiG-21, 12kapal selam kelas Whiskey, puluhan korvet, dan 1 buah Kapal penjelajah kelas Sverdlov (yang diberi nama sesuai dengan wilayah target operasi, yaitu KRI Irian). Dari jenis pesawat pengebom, terdapat sejumlah 22 pesawat pembom ringan Ilyushin Il-28, 14 pesawat pembom jarak jauh TU-16, dan 12 pesawat TU-16 versi maritim yang dilengkapi dengan persenjataan peluru kendali anti kapal (rudal) air to surface jenis AS-1 Kennel. Sementara dari jenis pesawat angkut terdapat 26 pesawat angkut ringan jenis IL-14 dan AQvia-14, 6 pesawat angkut berat jenis Antonov An-12B buatan Uni Soviet dan 10 pesawat angkut berat jenis C-130 Hercules buatan Amerika Serikat.[14]
Landasan Udara
Untuk mencapai keunggulan udara, persiapan-persiapan pertama yang dilakukan AURI adalah memperbaiki pangkalan-pangkalan udara yang rusak akibat perang, yang akan dipergunakan untuk operasi - operasi infiltrasi maupun menghadapi operasi terbuka di daratan Irian Barat. Pangkalan Udara dan Landing Strip yang banyak terdapat di sepanjang perbatasan Maluku dan Irian Barat, adalah peninggalan Jepang. Pangkalan Udara dan Landing Strip tersebut terakhir dipergunakan pada tahun 1945, dan setelah itu sudah tidak dipakai lagi. Keadaan Pangkalan Udara dan Landing Strip tersebut tidak terawat dan banyak yang rusak serta ditumbuhi ilalang dan pohon-pohon. Kesiapan operasional pangkalan udara dan landing strip itu pada akhir tahun 1961 adalah sebagai berikut:
Indonesia mendekati negara-negara seperti India, Pakistan, Australia, Selandia Baru, Thailand, Britania Raya, Jerman, dan Prancis agar mereka tidak memberi dukungan kepada Belanda jika pecah perang antara Indonesia dan Belanda. Dalam Sidang Umum PBB tahun 1961, Sekjen PBB U Thant meminta Ellsworth Bunker, diplomat dari Amerika Serikat, untuk mengajukan usul tentang penyelesaian masalah status Irian Barat. Bunker mengusulkan agar Belanda menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia melalui PBB dalam jangka waktu 2 tahun.
Sesuai dengan perkembangan situasi Trikora diperjelas dengan Instruksi Panglima Besar Komodor Tertinggi Pembebasan Irian Barat No.1 kepada Panglima Mandala yang isinya sebagai berikut:
Merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer dengan tujuan mengembalikan wilayah Irian Barat ke dalam kekuasaan Republik Indonesia.
Mengembangkan situasi di Provinsi Irian Barat sesuai dengan perjuangan di bidang diplomasi dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya di Wilayah Irian Barat dapat secara de facto diciptakan daerah-daerah bebas atau ada unsur kekuasaan/ pemerintah daerah Republik Indonesia.
Strategi yang disusun oleh Panglima Mandala guna melaksanakan instruksi tersebut.
Tahap Infiltrasi (penyusupan) (sampai akhir 1962),yaitu dengan memasukkan 10 kompi di sekitar sasaran-sasaran tertentu untuk menciptakan daerah bebas de facto yang kuat sehingga sulit dihancurkan oleh musuh dan mengembangkan pengusaan wilayah dengan membawa serta rakyat Irian Barat.
Tahap Eksploitasi (awal 1963), yaitu mengadakan serangan terbuka terhadap induk militer lawan dan menduduki semua pos-pos pertahanan musuh yang penting.
Tahap Konsolidasi (awal 1964),yaitu dengan menunjukkan kekuasaan dan menegakkan kedaulatan Republik Indonesia secara mutlak di seluruh Irian Barat.
Pelaksanaannya Indonesia menjalankan tahap infiltasi, selanjutnya melaksanakan operasi Jayawijaya, tetapi sebelum terlaksana pada 18 Agustus 1962 ada sebuah perintah dari presiden untuk menghentikan tembak-menembak.
Konflik bersenjata
Soekarno membentuk Komando Mandala, dengan Mayjen Soeharto sebagai Panglima Komando. Tugas komando Mandala adalah untuk merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Irian Barat dengan Indonesia. Belanda mengirimkan kapal induk Hr. Ms. Karel Doorman ke Irian Barat. Angkatan Laut Kerajaan Belanda menjadi tulang punggung pertahanan di perairan Irian Barat, dan sampai tahun 1950, unsur-unsur pertahanan Irian Barat terdiri dari:
Dinas Dirgantara Angkatan Laut Kerajaan Belanda (Marine Luchtvaartdienst/MLD)[15]
Keadaan ini berubah sejak tahun 1958, di mana kekuatan militer Belanda terus bertambah dengan kesatuan dari Koninklijke Landmacht (Angkatan Darat Belanda) dan Marine Luchtvaartdienst. Selain itu, batalyon infantri 6 Angkatan Darat merupakan bagian dari Resimen Infantri Oranje Gelderland yang terdiri dari 3batalyon yang ditempatkan di Sorong, Fakfak, Merauke, Kaimana, dan Teminabuan.[15]
Operasi-operasi Indonesia
Sebuah operasi rahasia dijalankan untuk menyusupkan sukarelawan ke Irian Barat. Walaupun Trikora telah dikeluarkan, tetapi misi itu dilaksanakan sendiri-sendiri dalam misi tertentu dan bukan dalam operasi bangunan.
Hampir semua kekuatan yang dilibatkan dalam Operasi Trikora sama sekali belum siap, bahkan semua kekuatan udara masih tetap di Pulau Jawa. Walaupun begitu, TNI Angkatan Darat lebih dulu melakukan penyusupan sukarelawan, dengan meminta bantuan TNI Angkatan Laut untuk mengangkut pasukannya menuju pantai Irian Barat, dan juga meminta bantuan TNI Angkatan Udara untuk mengirim 2 pesawat Hercules untuk mengangkut pasukan menuju target yang ditentukan oleh TNI AL.
Misi itu sangat rahasia, sehingga hanya ada beberapa petinggi di markas besar TNI AU yang mengetahui tentang misi ini. Walaupun misi ini sebenarnya tidaklah rumit, TNI AU hanya bertugas untuk mengangkut pasukan dengan pesawat Hercules, hal lainnya tidak menjadi tanggung jawab TNI AU. Kepolisian Republik Indonesia juga menyiapkan pasukan Brigade Mobil yang tersusun dalam beberapa resimen tim pertempuran (RTP). Beberapa RTP Brimob ini digelar di kepulauan Ambon sebagai persiapan menyerbu ke Irian Barat. Sementara itu Resimen Pelopor (unit parakomando Brimob) yang dipimpin Inspektur Tingkat I Anton Soedjarwo disiagakan di Pulau Gorom. Satu tim Menpor kemudian berhasil menyusup ke Irian Barat melalui laut dengan mendarat di Fakfak. Tim Menpor ini terus masuk jauh ke pedalaman Irian Barat melakukan sabotase dan penghancuran objek-objek vital milik Belanda. Pada tanggal 12 Januari1962, pasukan berhasil didaratkan di Letfuan. Pesawat Hercules kembali ke pangkalan. Namun, pada tanggal 18 Januari 1962, pimpinan angkatan lain melapor ke Soekarno bahwa karena tidak ada perlindungan dari TNI AU, sebuah operasi menjadi gagal.[16]
Pertempuran Laut Aru pecah pada tanggal 15 Januari 1962, ketika 3 kapal milik Indonesia yaitu KRI Macan Kumbang, KRI Macan Tutul yang membawa Komodor Yos Sudarso, dan KRI Harimau yang dinaiki Kolonel Sudomo, Kolonel Mursyid, dan Kapten Tondomulyo, berpatroli pada posisi 4°49' LS dan 135°02' BT. Menjelang pukul 21:00 WIT, Kolonel Mursyid melihat tanda di radar bahwa di depan lintasan 3 kapal itu, terdapat 2 kapal di sebelah kanan dan sebelah kiri. Tanda itu tidak bergerak, di mana berarti kapal itu sedang berhenti. Ketika 3 KRI melanjutkan laju mereka, tiba-tiba suara pesawat jenis Neptune yang sedang mendekat terdengar dan menghujani KRI itu dengan bom dan peluru yang tergantung pada parasut.[16]
Kapal Belanda menembakan tembakan peringatan yang jatuh di dekat KRI Harimau. Kolonel Sudomo memerintahkan untuk memberikan tembakan balasan, tetapi tidak mengenai sasaran. Akhirnya, Yos Sudarso memerintahkan untuk mundur, tetapi kendali KRI Macan Tutul macet, sehingga kapal itu terus membelok ke kanan.[16] Kapal Belanda mengira itu merupakan manuver berputar untuk menyerang, sehingga kapal itu langsung menembaki KRI Macan Tutul. Komodor Yos Sudarso gugur pada pertempuran ini setelah menyerukan pesan terakhirnya yang terkenal, "Kobarkan semangat pertempuran".
Operasi penerjunan penerbang Indonesia
Pasukan Indonesia di bawah pimpinan Mayjen Soeharto melakukan operasi infiltrasi udara dengan menerjunkan penerbang menembus radar Belanda. Mereka diterjunkan di daerah pedalaman Irian Barat. Penerjunan tersebut menggunakan pesawat angkut Indonesia, tetapi operasi ini hanya mengandalkan faktor pendadakan, sehingga operasi ini dilakukan pada malam hari. Penerjunan itu pada awalnya dilaksanakan dengan menggunakan pesawat angkut ringan C-47 Dakota yang kapasitas 18 penerjun, tetapi karena keterbatasan kemampuannya, penerjunan itu dapat dicegat oleh pesawat pemburu Neptune Belanda.[14]
Pada tanggal 19 Mei 1962, sekitar 81 penerjun payung terbang dari Bandar Udara Pattimura, Ambon, dengan menaiki pesawat Hercules menuju daerah sekitar Kota Teminabuan untuk melakukan penerjunan. Saat persiapan keberangkatan, komandan pasukan menyampaikan bahwa mereka akan diterjunkan di sebuah perkebunan teh, selain itu juga disampaikan sandi-sandi panggilan, kode pengenal teman, dan lokasi titik kumpul, lalu mengadakan pemeriksaan kelengkapan perlengkapan anggotanya sebelum masuk ke pesawat Hercules. Pada pukul 03:30 WIT, pesawat Hercules yang dikemudikan Mayor Udara T.Z. Abidin terbang menuju daerah Teminabuan.
Dalam waktu tidak lebih dari 1 menit, proses pendaratan 81 penerjun payung selesai dan pesawat Hercules segera meninggalkan daerah Teminabuan. Keempat mesin Allison T56A-15 C-130B Hercules terbang menanjak untuk mencapai ketinggian yang tidak dapat dicapai oleh pesawat Neptune milik Belanda.[14]
TNI Angkatan Laut kemudian mempersiapkan Operasi Jayawijaya yang merupakan operasi amfibi terbesar dalam sejarah operasi militer Indonesia.[17] Lebih dari 100kapal perang dan 16.000 prajurit disiapkan dalam operasi tersebut.
Akhir dari konflik
Karena kekhawatiran bahwa pihak komunis akan mengambil keuntungan dalam konflik ini, Amerika Serikat mendesak Belanda untuk berunding dengan Indonesia. Karena usaha ini, tercapailah persetujuan New York pada tanggal 15 Agustus 1962. Pemerintah Australia yang awalnya mendukung kemerdekaan Papua, juga mengubah pendiriannya, dan mendukung penggabungan dengan Indonesia atas desakan AS.[18][19]
Belanda akan menyerahkan pemerintahan Irian Barat kepada United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA), yang didirikan oleh Sekretaris Jenderal PBB. UNTEA kemudian akan menyerahkan pemerintahan kepada Indonesia.
Bendera PBB akan dikibarkan selama masa peralihan.
Pengibaran bendera Indonesia dan Belanda akan diatur oleh perjanjian antara Sekretaris Jenderal PBB dan masing-masing pemerintah.
UNTEA akan membantu polisi Papua dalam menangani keamanan. Tentara Belanda dan Indonesia berada di bawah Sekjen PBB dalam masa peralihan.
Indonesia, dengan bantuan PBB, akan memberikan kesempatan bagi penduduk Irian Barat untuk mengambil keputusan secara bebas melalui
musyawarah dengan perwakilan penduduk Irian Barat
penetapan tanggal penentuan pendapat
perumusan pertanyaan dalam penentuan pendapat mengenai kehendak penduduk Papua untuk
tetap bergabung dengan Indonesia; atau
memisahkan diri dari Indonesia
hak semua penduduk dewasa, laki-laki dan perempuan, untuk ikut serta dalam penentuan pendapat yang akan diadakan sesuai dengan standar internasional
Penentuan pendapat akan diadakan sebelum akhir tahun 1969.
Pada tanggal 1 Mei1963, UNTEA menyerahkan pemerintahan Irian Barat kepada Indonesia. Ibu kota Hollandia dinamai Kota Baru, dan pada 5 September 1963, Irian Barat dinyatakan sebagai "daerah karantina". Pemerintah Indonesia membubarkan Dewan Papua dan melarang bendera Papua dan lagu kebangsaan Papua. Keputusan ini ditentang oleh banyak pihak di Papua, dan melahirkan Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada 1965. Untuk meredam gerakan ini, dilaporkan bahwa pemerintah Indonesia melakukan berbagai tindakan pembunuhan, penahanan, penyiksaan, dan pengeboman udara. Menurut Amnesty International, lebih dari 100.000 orang Papua telah tewas dalam kekerasan ini. OPM sendiri juga memiliki tentara dan telah melakukan berbagai tindakan kekerasan.
Pada tahun 1969, diselenggarakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) yang diatur oleh Jenderal Sarwo Edhi Wibowo. Menurut anggota OPM Moses Werror, beberapa minggu sebelum Pepera, angkatan bersenjata Indonesia menangkap para pemimpin rakyat Papua dan mencoba membujuk mereka dengan cara sogokan dan ancaman untuk memilih penggabungan dengan Indonesia.[20][21]
Pepera ini disaksikan oleh dua utusan PBB, tetapi mereka meninggalkan Papua setelah 200 suara (dari 1054) untuk integrasi.[22] Hasil PEPERA adalah Papua bergabung dengan Indonesia, tetapi keputusan ini dicurigai oleh Organisasi Papua Merdeka dan berbagai pengamat independen lainnya. Walaupun demikian, Amerika Serikat, yang tidak ingin Indonesia bergabung dengan pihak komunis Uni Soviet, mendukung hasil ini, dan Irian Barat menjadi provinsi ke-26 Indonesia, dengan nama Irian Jaya.
Setelah penggabungan
Setelah Irian Barat digabungkan dengan Indonesia sebagai Irian Jaya, Indonesia mengambil posisi sebagai berikut:
Irian Barat telah menjadi daerah Republik Indonesia sejak 17 Agustus1945 namun masih dipegang oleh Belanda
penggabungan Irian Barat dengan Indonesia adalah tindakan merebut kembali daerah Indonesia yang dikuasai Belanda
penggabungan Irian Barat dengan Indonesia adalah kehendak rakyat Papua.
Hal ini diajarkan di sekolah dan ditulis dalam buku teks sejarah nasional.[14][15]
Setelah Jenderal Soeharto menjadi Presiden Indonesia, Freeport Sulphur adalah perusahaan asing pertama yang diberi izin tambang dengan jangka waktu 30 tahun mulai dari tahun 1981 (walaupun tambang ini telah beroperasi sejak tahun 1972), dan kontrak ini diperpanjang pada tahun 1991 sampai tahun 2041. Setelah pembukaan tambang Grasberg pada tahun 1988, tambang ini menjadi tambang emas terbesar di dunia. Penduduk setempat dengan bantuan Organisasi Papua Merdeka memprotes berbagai tindakan pencemaran lingkungan hidup dan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan Freeport dan pemerintah Indonesia dengan berbagai cara, termasuk peledakan pipa gas dan penculikan beberapa pegawai Freeport dari Eropa dan Indonesia pada tahun 1996. Dalam kejadian ini, 2 tawanan dibunuh dan sisanya dibebaskan.
Pada tahun 1980-an, Indonesia memulai gerakan transmigrasi, di mana puluhan ribu orang dari pulau Jawa dan Sumatra dipindahkan ke provinsi Irian Jaya dalam jangka waktu 10 tahun. Penentang program ini mencurigai usaha Indonesia untuk mendominasi provinsi Irian Jaya dengan cara memasukkan pengaruh pemerintah pusat.[23][24][25]
Pada tahun 2000, presiden Abdurrahman Wahid memberi otonomi khusus kepada provinsi Papua untuk meredam usaha separatis. Provinsi ini kemudian dibagi dua menjadi provinsi: Papua dan Irian Jaya Barat (sekarang Papua Barat) melalui instruksi Presiden Megawati Soekarnoputri pada tahun 2001.
^Gunawan, Restu; Leirissa, R.Z.; Haryono, P. Suryo; Lumintang, Onnie; Nurhajirini, Dwi Ratna (1997). Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare. Jakarta: Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta. hlm. 43. Diakses tanggal 11 October 2022.
^Gunawan, Restu; Leirissa, R.Z.; Haryono, P. Suryo; Lumintang, Onnie; Nurhajirini, Dwi Ratna (1997). Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare. Jakarta: Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta. hlm. 42–43. Diakses tanggal 24 October 2020.
^Audrey and George Kahin, Subversion as Foreign Policy, p.45
^United States Department of State. "95/03/06 Foreign Relations, 1961-63, Vol XXIII, Southeast Asia" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-08-13. Diakses tanggal 2007-09-20.Parameter |accessdaymonth= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Parameter |accessyear= yang tidak diketahui mengabaikan (|access-date= yang disarankan) (bantuan)
^John F. Kennedy. "Surat John F. Kennedy" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-09-26. Diakses tanggal 2007-09-20.Parameter |accessdaymonth= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Parameter |accessyear= yang tidak diketahui mengabaikan (|access-date= yang disarankan) (bantuan)
^Saltford, John Francis. "UNTEA and UNRWI: United Nations Involvement in West New Guinea During the 1960's" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-07-17. Diakses tanggal 2007-09-20. Indonesia's final preparation for the assembly meetings have been described by several people, including assembly members. They allege that members were isolated beforehand in camps for several weeks. Forbidden to contact friends and relatives and often under armed guard, they were then subjected to a series of threats and bribes by the authorities to do exactly as they were told.Parameter |accessdaymonth= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Parameter |accessyear= yang tidak diketahui mengabaikan (|access-date= yang disarankan) (bantuan)
^M.Adriana Sri Adhiati & Armin Bobsien (ed.). "Indonesia's Transmigration Programme - An Update" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-02. Diakses tanggal 2007-09-20.Parameter |accessdaymonth= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Parameter |accessyear= yang tidak diketahui mengabaikan (|access-date= yang disarankan) (bantuan)Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: authors list (link)
^The World Bank. "Transmigration in Indonesia" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-03-20. Diakses tanggal 2007-09-20.Parameter |accessdaymonth= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Parameter |accessyear= yang tidak diketahui mengabaikan (|access-date= yang disarankan) (bantuan)
^Beberapa sumber menyatakan komando ketiga Trikora adalah "Bersiaplah untuk mobilisasi umum untuk mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa",[4] padahal perkataan komando ini tidak dikatakan dalam pidato Soekarno.[3]
Pranala luar
Wikisumber memiliki naskah asli yang berkaitan dengan artikel ini:
هنودمعلومات عامةنسبة التسمية الهند التعداد الكليالتعداد قرابة 1.21 مليار[1][2]تعداد الهند عام 2011ق. 1.32 مليار[3]تقديرات عام 2017ق. 30.8 مليون[4]مناطق الوجود المميزةبلد الأصل الهند البلد الهند الهند نيبال 4,000,000[5] الولايات المتحدة 3,982,398[6] الإمارا…
1242 - MCCXLII(1995 A.U.C.)782 år sedan År1239 | 1240 | 124112421243 | 1244 | 1245 Årtionde1220-talet | 1230-talet 1240-talet1250-talet | 1260-talet Århundrade1100-talet 1200-talet1300-talet Årtusende1000-talet Året Födda | AvlidnaBildanden | Upplösningar 1242 (MCCXLII) var ett normalår som började en onsdag i den Julianska kalendern. Händelser 5 april – Slaget på sjön Peipus utkämpas mellan Tyska orden och Republiken N…
Championnats du monde deski acrobatique Généralités Sport Ski acrobatique Création 1986 Organisateur(s) FIS Catégorie International Périodicité Bisannuel Site web officiel www.fis-ski.comm Palmarès Tenant du titre Voir palmarès Plus titré(s) Mikaël Kingsbury (8) Perrine Laffont (5) Pour la dernière compétition voir : Championnats du monde de ski acrobatique 2023 modifier Les Championnats du monde de ski acrobatique est une compétition créée par la fédération internati…
Type of furnace once used widely for smelting iron from its oxides For other uses, see Bloomery (disambiguation). This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Bloomery – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (May 2018) (Learn how and when to remove this message) Look up bloomery in Wiktionary, the free…
The Scent of Green PapayaSutradaraTran Anh HungProduserChristophe RossignonDitulis olehTran Anh HungPenata musikTôn-Thât TiêtSinematograferBenoît DelhommePenyuntingNicole DedieuJean-Pierre RoquesDistributorPrésident FilmsTanggal rilis8 Juni 1993Durasi104 menitNegaraPrancisBahasaVietnamPendapatankotor$1,700,992[1] The Scent of Green Papaya (Vietnam: Mùi đu đủ xanh, Prancis: L'Odeur de la papaye verte) merupakan suatu film berbahasa Vietnam 1993 yang diproduksi di Prancis o…
View that the economic policies of postwar Japan will uplift Asian economies Geese in V formation The flying geese paradigm (Japanese: 雁行形態論, Hepburn: Gankō keitai-ron) is a view of Japanese scholars regarding technological development in Southeast Asia which sees Japan as a leading power. It was developed in the 1930s, but gained wider popularity in the 1960s, after its author, Kaname Akamatsu, published his ideas in the Journal of Developing Economies.[1] Akamatsu's third fl…
Bound state of a proton and antiprotron An illustration of the protonium atom. For the isotope 1H and the corresponding hydrated ion, see Protium and Hydronium. Protonium (symbol: Pn)[citation needed], also known as antiprotonic hydrogen, is a type of exotic atom in which a proton (symbol: p) and an antiproton (symbol: p) are bound to each other.[1] Since protonium is a bound system of a particle and its corresponding antiparticle, it is an example of a type of exotic atom called…
ني بيلا تقسيم إداري البلد اليونان [1] إحداثيات 40°45′55″N 22°29′30″E / 40.765277777778°N 22.491666666667°E / 40.765277777778; 22.491666666667 السكان التعداد السكاني 1275 (resident population of Greece) (2021)1586 (resident population of Greece) (2001)1619 (resident population of Greece) (1991)1510 (resident population of Greece) (2011) الرمز الجغرافي 734995 ت…
2009 video game 2009 video gameRig'n'RollNorth American cover artDeveloper(s)SoftLab-NSKPublisher(s)1C Company (Russia & UK)Rondomedia (Germany)Cenega (Poland & CZE)Focus Multimedia (UK)THQ[1] (North America)Designer(s)Igor BelagoPlatform(s)Microsoft WindowsReleaseBoxed/retailRU: November 27, 2009CZE: May 7, 2010GER: May 22, 2010POL: June 11, 2010UK: June 25, 2010NA: July 14, 2010[1]Digital downloadRU: November 18, 2009EN: April 16, 2010GER: May 20, 2010Genre(s)Truck simu…
Broadway musical based on play by Ossie Davis PurlieMusicGary GeldLyricsPeter UdellBookOssie DavisPhilip Rose Peter UdellBasisOssie Davis's play Purlie VictoriousProductions1970 Broadway 1971 U.S. tour 1972 Broadway revival 1975 2nd U.S. tour 1981 U.S. Television 2004 London fringe festival 2005 Encores! Purlie is a musical with a book by Ossie Davis, Philip Rose, and Peter Udell, lyrics by Udell and music by Gary Geld. It is based on Davis's 1961 play Purlie Victorious. Plot Purlie is set in an…
الدوري التركي الممتاز 2016–17 تفاصيل الموسم الدوري التركي الممتاز النسخة 59 البلد تركيا التاريخ بداية:19 أغسطس 2016 نهاية:21 مايو 2017 المنظم اتحاد تركيا لكرة القدم البطل نادي بشكتاش مباريات ملعوبة 306 عدد المشاركين 18 الموقع الرسمي الموقع الرسمي الدو…
هذه المقالة تحتاج للمزيد من الوصلات للمقالات الأخرى للمساعدة في ترابط مقالات الموسوعة. فضلًا ساعد في تحسين هذه المقالة بإضافة وصلات إلى المقالات المتعلقة بها الموجودة في النص الحالي. (أغسطس 2023) مذبحة نافارين جزء من المذابح خلال حرب الاستقلال اليونانية المعلومات البلد ال…
Public college in Hillsborough County, Florida, US Hillsborough Community CollegeCollege logoMottoThe Community College of Tampa BayTypePublic community collegeEstablished1968; 56 years ago (1968)Parent institutionFlorida College SystemEndowment$7.6 million (2020)[1]PresidentKen AtwaterStudents43,000LocationHillsborough County, Florida, United StatesNicknameHawksWebsitewww.hccfl.edu Hillsborough Community College (HCC) is a public community college in Hillsborough Count…
2008 book by Natan Sharansky Defending Identity: Its Indispensable Role in Protecting Democracy AuthorNatan Sharansky with Shira Wolosky WeissLanguageEnglishGenreNon-fictionPublisherPublic AffairsPublication date2008Publication placeUnited StatesPublished in EnglishJune 1, 2008Media typePrint (Hardback & Paperback)Pages234 pp.Preceded byThe Case for Democracy Defending Identity: Its Indispensable Role in Protecting Democracy is the third book by Natan Sharansky, publishe…
جزء من سلسلة مقالات حولاليهود في المشرق تاريخ مملكتي إسرائيل ويهوذا القديمتين تاريخ مملكتي إسرائيل ويهوذا القديمتين ما قبل التاريخ كنعانيون بنو إسرائيل مملكة إسرائيل الموحدة مملكة إسرائيل (الشمالية) مملكة يهوذا الأسر البابلي الهيكل الثاني الهيكل الثاني يهود مديناتأ سوري…