Selama Perang Dunia II, ia memainkan peran penting dalam perjuangan politik Belanda. Ia mengikuti jejak ayahnya sebagai diplomat dan kemudian menjadi pejabat tinggi di Kementerian Luar Negeri. Sebagai menteri, ia awalnya digantikan oleh Eelco Nicolaas van Kleffens. Setelah 4 bulan kemudian, Dr. Jan Herman Van Roijen menggantikannya. Setelah menjadi menteri, ia menjadi duta besar Belanda untuk Kanada, Amerika Serikat, dan Britania Raya.
Pada tahun 1949, ia memimpin delegasi Belanda dalam Perjanjian Roem-Roijen yang akan membuka langkah mengakhiri konflik Indonesia-Belanda. Pada tahun 1962, sebagai diplomat, ia turut serta pula dalam menyelesaikan masalah Papua bagian barat. Saat Herman Van Roijen datang untuk Perjanjian Roem-Roijen, ia datang ke Jendral Spoor dan bertanya “berapa gulden yang diperlukan untuk mengamankan jalan dari Jakarta ke Bogor?“ tanya Roijen, Jendral Spoor berkata sejumlah gulden[sebutkan angka]. Saat itu Roijen berpikir, jika harga yang di perlukan tidak sebanding dengan yang di dapat.[butuh rujukan] Maka dari itu saat Perjanjian Roem-Roijen Roijen mengusulkan gencatan senjata.