Museum Monumen Mandala Pembebasan Irian BaratMuseum Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 2, Kelurahan Baru, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Status museum ini adalah museum khusus yang mengoleksi diorama, tiruan pakaian dan ruang kerja Komando Mandala.[1] Museum terletak di samping Balai Besar Jenderal M Yusuf dan berhadapan dengan Rumah Sakit Militer Pelamonia.[2] Museum ini bisa dikunjungi setiap hari dari pukul 8.00 - 16.30 Wita dengan biaya retribusi Rp.10.000 per orang.[3] SejarahMuseum Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat dibangun dengan tujuan untuk mengenang dan menghargai para pahlawan yang berjuang pada pembebasan Irian Barat pada tahun 1962. Pembangunan museum dimulai sejak tahun 1994 yang diprakarsai oleh Gubernur Sulawesi Selatan, A. Zaenal Basri Palaguna.[1] Pembangunan dimulai pada tanggal 11 Januari 1994 dengan peletakan batu pertama yang dilakukan oleh Menteri Koordinator Politik dan Keamanan, Soesilo Soedarman. Kemudian, pada tanggal 19 Desember 1995, Museum Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat diiresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, yaitu Soeharto.[1] Selanjutnya, kepemilikan dan pengelola museum diserahkan kepada Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan,[4] khususnya UPT Museum Mandala dan Gedung Kesenian Societeit De Harmonie.[2] BangunanMuseum berada di lantai 4 Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat dengan ketinggian sekitar 73-75 meter dari permukaan tanah. Letak museum berada di titik koordinat: 5°08’15.5” Lintang Selatan dan 119°24’49.1” Bujur Timur. Akses ke museum dapat dari arah Bandar Udara Sultan Hasanuddin (20,7 km), Terminal Mallengkeri (7,8 km), Terminal Cappa Buda (12,1 km), atau Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar (3,3 km).[1] Di lantai 1 museum terdapat patung Sultan Hasanuddin dengan relief warna emas dan pajangan pakaian tentara Sulawesi Selatan saat melawan penjajah. Lantai ini bertujuan mengenalkan pahlawan lokal yang belum banyak diketahui orang-orang.[2] Lantai pertama juga memajang 12 diorama yang menggambarkan perjalanan perjuangan bangsa Indonesia di Pulau Sulawesi, tiga relief dan sembilan replika pakaian pejuang abad ke-XVII hingga XVIII.[5] Untuk lantai 2, terdapat galeri dan ruang pertemuan yang bisa digunakan untuk acara seminar maupun pertemuan lainnya.[6] Lantai ini juga memajang 12 diorama dan tiga relief yang menceritakan tentang perjuangan bangsa dalam rangka membebaskan Irian Barat. Pada lantai tiga berupa ruang kerja Panglima Mandala yang berisi peta Irian Barat, tanda jabatan, foto-foto persiapan persiapan bertugas ke Irian Barat, dan pakaian yang digunakan pada saat Operasi Mandala.[5] Sedangkan di lantai tiga, terdapat replika baju yang dipakai tentara Indonesia saat melakukan tugas di Irian Barat dan replika patung Mayor Jenderal Soeharto duduk di meja kerjanya sebagai panglima Mandala.[2] Selanjutnya di lantai keempat adalah ruang pandang untuk melihat Kota Makassar dari ketinggian.[5] Tata ruangDesain interior Museum Monumen Mandala sangat sempit. Bagian terluasnya hanya selebar 4 meter sedangkan beberapa ruangan ada yang hanya selebar 60 sentimeter. Jenis sirkulasi ruangan menerapkan sistem sirkulasi melingkar. Pengunjung hanya dapat masuk secara perorangan. Bagian diorama memiliki panjang 1 meter dengan lebar 2 meter. Sedangkan tingginya 4 meter. Pada lantai dua dan tiga, bentuk ruangan menyerupai segitiga sama kaki dengan panjang 10 meter di tiap sisinya. Tiap diorama hanya mampu dilihat bersama oleh maksimal 4 orang. Kunjungan secara berkelompok harus melakukan antri untuk masuk.[7] Lihat jugaReferensi
|