Kota Prima (Latin: "prima, peringkat pertama") [1] adalah kota terbesar di suatu negara atau di suatu wilayah, yang secara tidak proporsional berukuran jauh lebih besar daripada kota lain dalam hierarki perkotaan.[2]Distribusi kota Prima adalah distribusi peringkat ukuran, di mana satu kota yang sangat besar dikelilingi sejumlah kota kecil, sementara tidak ada kota lain yang berukuran menengah, hal ini disebut: efek King, terlihat sebagai garis luar pada grafik linier lain, ketika sisa data sesuai dengan hukum kekuatan atau fungsi eksponensial yang diperluas.[3]
Hukum kota prima pertama kali diajukankan oleh ahli geografi Mark Jefferson pada tahun 1939.[4] Ia mendefinisikan kota prima sebagai "setidaknya berukuran dua kali lipat lebih besar dari kota terbesar berikutnya, dan lebih dari dua kali lebih penting."[5] Di samping karena ukuran dan pengaruh ekonominya, kota prima biasanya diutamakan dalam segala aspek kehidupan masyarakat di negara tersebut; seperti menjadi pusat politik, pusat kantor media nasional, pusat kebudayaan dan pendidikan, serta menjadi tujuan bagi sebagian besar migrasi internal di negara tersebut.
Makna
Tidak semua negara memiliki kota prima, tetapi di negara-negara yang memilikinya, telah muncul perdebatan apakah kota seperti ini sesungguhnya bersifat merusak (parasit) atau membangun.[6] Kehadiran suatu kota prima di suatu negara dapat mengindikasikan adanya ketimpangan pembangunan – biasanya berupa wilayah inti kota yang sangat maju, sementara wilayah pinggirannya tertinggal, di mana kota ini sangat bergantung pada pasokan tenaga kerja dan sumber daya dari wilayah sekitarnya.[7] Akan tetapi, struktur kota tidak secara langsung bergantung pada tingkat perkembangan ekonomi suatu negara.[2]
Kebanyakan jumlah penduduk kota Prima mewakili persentase jumlah penduduk terbesar di negara tersebut. Hal ini mungkin disebabkan berkurangnya jumlah pekerja tradisional akibat mekanisasi di industri manufaktur, pertanian, dan industri kerah biru lainnya, yang umumnya berlokasi di daerah pinggiran dan tersebar di seluruh negeri. Pada saat yang sama, jumlah tenaga kerja yang berpendidikan tinggi di bidang bisnis dan jasa meningkat; seperti banyaknya jumlah pekerja di sektor politik, ekonomi, budaya, media, dan pendidikan tinggi. Sektor-sektor seperti itu sering kali bertempat di ibu kota, tempat di mana terpusatnya kekuasaan dan uang.
Contoh
Banyak kota global dunia sekaligus berperan menjadi kota Prima nasional dan/atau kawasan.[5][8] Contohnya dua kota alfa dunia++ London di Britania Raya (nasional) dan Kota New York di Amerika Serikat (kawasan). Akan tetapi, Amerika Serikat tidak memiliki kota Prima pada skala nasional.[9] Contoh kota prima lainnya di dunia, misalnya Budapest, Jakarta, Lima, Mexico City, dan Seoul, kota-kota ini disebut-sebut sebagai kota prima di negara masing-masing.[10]
Bangkok, ibu kota Thailand, disebut-sebut sebagai "kota paling prima di dunia", karena kota ini sembilan kali lebih besar daripada kota terbesar kedua di Thailand; Chiang Mai.[11]
Mengambil konsep dari penelitiannya tentang kota prima selama protes politik Thailand 2010, dan menerapkannya pada peran yang dimainkan kota prima jika sekaligus berperan sebagai ibu kota nasional, penelitian Fong mencatat bahwa ketika kota prima seperti Bangkok juga berfungsi sebagai ibu kota nasional, maka pada hakikatnya kota ini sangat rentan terhadap dinamika politik, seperti pemberontakan oleh kalangan bawah dan golongan yang tertindas. Dia menjelaskan fakta sederhana, bahwa kebanyakan kota prima yang juga berfungsi sebagai ibu kota nasional, merupakan lokasi hampir semua kantor pusat institusi penting di negara itu. Jadi, secara logistik, kota ini "efisien" untuk dijadikan sebagai sasaran nasional untuk diperebutkan dan dikuasai, karena semua institusi penting terletak dalam satu lingkungan di dalam kota utama ini.[12]
^ abJefferson. "The Law of the Primate City", in Geographical Review 29 (April 1939)
^London, Bruce (Oct 1977). "Is the Primate City Parasitic? The Regional Implications of National Decision Making in Thailand". The Journal of Developing Areas. 12: 49–68.
^Brunn, Stanley et al. Cities of the World. Boulder, CO: Rowman & Littlefield Publishers, Inc, 2003