Kopenhagen (bahasa Denmark: København[kʰøb̥m̩ˈhɑʊ̯ˀn] (listenⓘ)) adalah ibu kota dan kota terbesar di Denmark dengan jumlah penduduk kawasan urban (per Januari 2015) 1.263.698 jiwa dan kawasan metropolitan sebesar 2.013.009 jiwa. Nama ini berasal dari kata Købmandshavn, yang berarti "pelabuhan saudagar". Kopenhagen terletak di pesisir timur pulau (Sjælland) di tepi sungai Sont. Kota ini terbagi menjadi beberapa munisipalitas. Bagian inti "Munisipalitas Kopenhagen" misalnnya berisi enklav Frederiksberg, sebuah munisipalitas yang memiliki haknya sendiri.
Didirikan sebagai perkampungan perikanan pada abad ke-10, Kopenhagen menjadi ibu kota Denmark-Norwegia diawal abad ke-15. Di awal abad ke-17, di bawah Christian IV dari Jerman, Kopenhagen berkembang menjadi pusat regional Eropa yang penting, mengkonsolidasikan posisinya sebagai ibu kota Denmark dan Norwegia dengan sumber daya dari kedua kerajaan. Berbagai arsitektur megah didirikan dan menjadi tempat atraksi turis hingga hari ini, seperti Børsen (Bursa), Rundetårn (Menara Bundar), Kastil Rosenborg dan Frederiksstaden. Setelah mengalami efek akibat wabah dan kebakaran pada abad ke-18, kota ini mengalami sebuah periode pembangunan ulang. Hal ini termasuk diantaranya pembangunan distrik prestisius Frederiksstaden dan pendirian beberapa institusi budaya seperti Teater Kerajaan dan Royal Academy of Fine Arts. Setelah menghadapi bencana di awal abad 19 ketika Nelson menyerang armada Dano-Norwegian dan menghancurkan kota, pembangunan ulang pada Zaman Keemasan Denmark membawa tampilan Neoklasik pada tampilan arsitektur kota. Setelah Perang Dunia II, Finger Plan mengembangkan lebih jauh pusat bisnis dan kawasan hunian sepanjang jalur kereta sampai keluar dari pusat kota.
Meskipun rekaman sejarah tertua di Kopenhagen berasal dari akhir abad ke-12, para arkeologis terbaru menemukan adanya sisa reruntuhan bangunan dekat Kongens Nytorv yang berasal dari sekitar tahun 1020, tidak lepas berkat pengembangan jaringan rel kereta dalam kota. Pengerukan di Pilestræde juga menemukan sebuah sumur dari akhir abad 12. Sisa-sisa dari sebuah gereja kuno, dengan kuburan dari abad ke-11, juga ditemukan dekat Strøget.
Penemuan ini menunjukkan bahwa asal mula kota ini paling tidak dari abad ke-11.
Serangan ini, dikenal dengan "Operasi Carthage", dimulai 22 Maret 1945 dengan 3 gelombang. Pada gelombang pertama, keenam pesawat (masing-masing membawa bom) mengenai sasaran, namun satu pesawat jatuh dekat Sekolah Perempuan Frederiksberg. Akibat jatuhnya pesawat ini, 4 pesawat di gelombang berikutnya mengira bahwa sekolah itu adalah target militer, dan mengarahkan bom ke sekolah itu yang menyebabkan kematian 123 warga sipil, 87 diantaranya adalah siswa.[5] Namun, 18 dari 26 tahanan politik di Gedung Shell berhasil melarikan diri sedangkan arsip Gestapo rusak total.[5]
Tanggal 8 Mei 1945 Kopenhagen secara resmi dibebaskan oleh tentara Inggris yang dikomandani oleh Field MarshalBernard Montgomery yang juga menangani 30.000 tentara Jerman yang menyerah.[6]
Dekade pasca-perang
Tidak lama setelah perang berakhir, proyek pengembangan kota yang disebut Finger Plan muncul tahun 1947, mendorong pembangunan pembangunan kawasan hunian dan pusat bisnis yang tersebar dari sepanjang pusat kota menuju rute-rute S-train.[7][8] Selain itu, sekolah, rumah sakit, fasilitas olahraga juga kembali dibangun. Sebagai akibat kerusuhan mahasiswa akhir 1960an, Bådsmandsstræde Barrack di Christianshavn diduduki, dan mendorong pendirian Freetown Christiania bulan September 1971.[9]
Lalu lintas jalan di kota ini naik drastis dan tahun 1972 trem kota digantikan oleh bus. Dari tahun 1960-an, berkat inisiatif dari arsitek muda Jan Gehl, jalur pedestrian dan sepeda dibangun di pusat kota.[10]Bandar Udara Kopenhagen juga diperbesar, menjadi penghubung untuk negara-negara Nordik. Tahun 1990-an, pembangunan perumahan skala besar direalisasikan di kawasan pelabuhan dan sebelah barat Amager.[11] The national library's Black Diamond building on the waterfront was completed in 1999.[12]
2000-sekarang
Sejak musim panas 2000, Kopenhagen dan kota Malmö di Swedia terhubung oleh Jembatan Øresund, yang terdiri dari jalur kereta dan jalan raya. Maka, Kopenhagen menjadi pusat metropolitan baru bagi kedua negara. Jembatan ini membawa perubahan cukup besar pada sistem transportasi umum dan pengembangan kawasan Amager secara ekstensif.[9] Sektor jasa dan perdagangan di kota ini telah berkembang dan sejumlah institusi perbankan dan finansial tersedia. Institusi pendidikan juga menjadi bagian penting, terutama Universitas Kopenhagen dengan 35.000 mahasiswanya.[13] Pembangunan penting lain di kota ini adalah Metro Kopenhagen, sistem angkutan cepat yang dibuka tahun 2000 yang pada tahun 2011 telah mengangkut 54 juta penumpang per tahunnya.[14]
Pusat kota ini terletak di kawasan yang pada awalnya berada di dalam benteng, yang sampai saat ini dikena dengan Cincin Fortifikasi (Fæstningsringen) dan sekelilingnya dijaga tetap hijau.[20] Kemudia muncullah daerah baru di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 seperti Østerbro, Nørrebro, Vesterbro dan Amagerbro. Kawasan Kongens Enghave, Valby, Vigerslev, Vanløse, Brønshøj, Utterslev dan Sundby berkembang tahun 1920 hingga 1960. Kawasan baru ini sebagian besar adalah kawasan perumahan, apartemen, dengan taman dan penghijauan.[21]
Iklim
Kopenhagen berada pada zona iklim lautan (Köppen: Cfb ).[22] Cuacanya bagian dari kawasan bertekanan rendah dari Atlantik sehingga kondisinya tidak stabil sepanjang tahun. Hujuan sering kali turun dari Juli hingga September, curah hujan moderat. Meski bisa ada salju dari akhir Desember hingga akhir April, bisa juga turun hujan dengan suhu rata-rata di sekitar titik beku.[23]
Juni adalah bulan paling banyak sinar matahari dengan rata-rata 8 jam sehari. Juli adalah bulan paling hangat dengan suhu harian rata-rata 20 °C. Sebaliknya, sinar matahari paling sedikit ada di bulan November, rata-rata kurang dari 2 jam sehari dan hanya 1,5 jam sehari dari Desember sampai Februari. Di musim semi menghangat kembali dengan sinar matahari rata-rata 4 hingga 6 jam sehari dari Maret sampai Mei. Februari adalah bulan paling kering sepanjang tahun.[24] Ada beberapa perkecualian di mana pada kondisi ekstrem, curah salju bisa mencapai 50 cm selama 24 jam di musim dingin,[25] sedangkan suhu di musim panas pernah mencapai 33 °C (91 °F).[26]
Karena letaknya di belahan bumi utara, jumlah sinar matahari sangat berbeda di musim panas dan musim dingin. Di musim panas, matahari bersinar mulai jam 04:26 dan terbenam jam 21:58, 17 jam 32 menit. Di musim dingin, matahari baru mulai bersinar pukul 08:37 dan terbenam jam 15:39, hanya 7 jam 2 menit.[27]
Munisipalitas Kopenhagen berbeda dengan kawasan urban Kopenhagen yang lebih luas. Kedudukan dewan kota Kopenhagen adalah di Balai Kota Kopenhagen (Københavns Rådhus). Dewan ini dikepalai oleh Wali kota—saat ini Matt Price—yang mengawasi kerja 55 perwakilan dewan.[32] Dewan biasanya bertemu tiap hari Kamis pukul 17.30.[32]
Mereka mendiskusikan berbagai isu seperti lapangan kerja, bisnis dan ekonomi, perencanaan kota, konstruksi, kesehatan, lalu lintas, dan berbagai fokus utama lainnya.[33]
Semua anggota dewan dipilih empat tahun sekali. Dalam pemilihan munisipalitas November 2013, Sosial Demokrat tetap berada di posisi 1 dengan 27.8% suara, sedangkan Aliansi Merah-Hijau di posisi kedua dengan 19.5%.[34][35] Sosial Demokrat telah memegang kursi wali kota selama 110 tahun terakhir.[36]
Ekonomi
Kopenhagen adalah pusat keuangan dan ekonomi Denmark. Statistik tahun 2010 menunjukkan bahwa sekitar 350.000 orang bekerja di Kopenhagen, sebagian besar bekerja di sektor jasa, terutama transportasi, komunikasi, perdagangan, dan keuangan, sedangkan kurang dari 10.000 bekerja di industri manufaktur. Angkatan kerja pada sektor umum sekitar 110.000 orang, termasuk pendidikan dan kesehatan.[37] Tahun 2006 sampai 2011, pertumbuhan ekonomi tercatat 2.5%, sedangkan di bagian Denmark lain tercatat penurunan hingga 4%.[38]
Pada survei kerja Dansk Industri tahun 2013 di 96 munisipalitas Denmark, Kopenhagen menempati urutan pertama untuk kualifikasi pendidikan dan perkembangan perusahaan swasta. Tahun 2012, Kopenhagen menempati urutan ketiga sebagai kota terkaya di dunia dalam hal pendapatan kotor, turun dari nomor 1 tahun 2009.[39] Tahun 2011, survei UBS tentang harga dan pendapatan, Kopenhagen turun ke urutan kelima untuk tingkat harga dan menempati posisi ketiga untuk tingkat pendapatan.[40]
Kopenhagen termasuk dalam kota yang memiliki penghasilan kotor tertinggi di dunia.[45] Namun disertai pula dengan pajak yang tinggi. Disisi lain, kota ini juga merupakan salah satu kota termahal di Eropa.[46][47]
Kopenhagen banyak memiliki perusahaan dan institusi yang berfokus pada penelitian dan pengembanganbioteknologi dan biologi.[48] Kawasan Medicon Valley, adalah kerjasama kolaboratif yang didukung oleh Denmark dan Sweden, yang bertujuan untuk menguatkan posisi kawasan dan meningkatkan kerjasama antara perusahaan dan akademisi. Ratusan perusahaan ada di kawasan ini, sebagian besar ada di kawasan Denmark.[49][50]
Statistik pada kuarter keempat 2013 menunjukkan bahwa 439.824 (77.3%) penduduk Munisipalitas Kopenhagen adalah orang Denmark, 41.423 imigran dan 4.628 keturunan dari negara-negara barat (8.1%), 56.026 imigran dan 27.099 keturunan dari negara non-Barat (14.6%).[53]
Menurut data 2013, mayoritas penduduk yang tinggal di Kopenhagen adalah anggota Gereja Denmark Lutheran, sekitar 61.6% penduduk yang membayar pajak gereja masih dibawah rata-rata nasional 79.1%.[54] Sedangkan denominasi Kristen besar lainnya di kota ini adalah Katolik Roma.[55]
Agama terbesar kedua yang dianut penduduk adalah Islam, sekitar 10% populasi kota.[56][57][58] Meski tidak ada data resmi, diperkirakan ada sekitar 175.000-200.000 Muslim tinggal di kota ini, terbanyak di kawasan Nørrebro dan Vestegnen.[59] Ada juga 7.000 penganut Yahudi di Denmark, sebagian besar ada di kota ini.[60]
Lanskap kota
Penampilan kota hari ini dibentuk oleh perannya yang penting sebagai pusat regional selama ratusan tahun. Kopenhagen memiliki beberapa distrik dengan karakternya masing-masing. Salah satu keunikan Kopenhagen adalah tersedianya air yang melimpah beserta taman-taman dan adanya jalur sepeda di hampir semua jalan.[61]
Bagian tertua dari Kota Kopenhagen disebut dengan Middelalderbyen (Kota Pertengahan).[62] Namun, bagian paling beda dari kota ini adalah Frederiksstaden, dibangun ketika masa kekuasaan Frederick V. Bagian ini memiliki Istana Amalienborg di tengahnya dan didominasi oleh kubah Gereja Frederik dan beberapa mansion megah bergaya Rococo dari abad ke-18.[63] Di bagian dalam kota juga terdapat Slotsholmen, pulau kecil tempat Istana Christiansborg berada dan Christianshavn dengan kanal-kanalnya.[64] Di sekitar kawasan bersejarah dekat pusat kota terdapat beberapa kawasan hunian (Vesterbro, Inner Nørrebro, Inner Østerbro) yang sebagian besar berasal dari akhir abad ke-19. Kawasan ini dibangun di luar benteng ketika kota ini akhirnya bisa memperluas wilayah di luar bentengnya.[65]
Kopenhagen adalah kota hijau dengan begitu banyak taman besar dan kecil. Taman Raja (Kongens Have), taman dari Kastil Rosenborg adalah yang tertua dan paling sering dikunjungi.[66] Dibangun oleh Christian IV pada 1606. Tiap tahunnya dikunjungi lebih dari 2.5 juta wisatawan[67] dan di musim panas dipenuhi oleh orang-orang yang bermain atau berpiknik. Juga terletak di pusat kota adalah Kebun Raya yang didalamnya terdapat kompleks rumah kaca besar dari abad ke-19 yang disumbangkan oleh pendiri Carlsberg, J. C. Jacobsen.[68]Fælledparken dengan luas 58 ha (140 ekar) adalah taman terbesar di Kopenhagen.[69]
Kopenhagen sering digunakan untuk perhelatan olahraga dan menjadi tuan rumah beberapa acara tahunan, termasuk konser opera, karnival dan perayaan Hari Buruh, dan Copenhagen Historic Grand Prix (balapan untuk [[mobil antik]). Ruang hijau bersejarah di kota ini adalah Kastellet, citadel bergaya Renaisans yang sekarang berperan sebagai taman.[70] Taman populer lainnya adalah Taman Frederiksberg, taman seluas 32-hektar bergaya romantik.[71] Dari taman ini bisa terlihat gajah dan rumah gajah yang didesain oleh arsitek terkenal Inggris Norman Foster di Kebun Binatang Kopenhagen, kebun binatang terbesar di Denmark.[72]Langelinie, sebuah taman dan promenade di sepanjang pesisir dalam Øresund, adalah tempat salah satu atraksi turis utama di Kopenhagen yaitu patung Duyung Kecil.[73]
Di Kopenhagen, banyak pemakaman yang berperan ganda sebagai taman, meski hanya untuk aktivitas yang lebih sunyi seperti berjemur, membaca, dan meditasi. Pemakaman Assistens, tempat peristirahatan Hans Christian Andersen, adalah ruang hijau utama di distrik Nørrebro. Ada juga Vestre Kirkegaard yang merupakan pemakaman terbesar di Denmark (54 ha (130 ekar)) dan di dalamnya terdapat banyak kebun, rerumputan, jalan berkelok, monumen, danau dan masih banyak kelengkapan taman lainnya.[74]
Sudah merupakan aturan resmi di Kopenhagen bahwa per tahun 2015 semua penduduk harus dapat mencapai taman atau pantai dengan berjalan kaki kurang dari 15 menit.[75] Maka, dengan adanya aturan ini, dibangunlah beberapa taman baru, termasuk Superkilen yang inovatif di distrik Nørrebro.[76]
Marka tanah menurut distrik
Indre By
Pusat sejarah kota, Indre By atau Kota Dalam, berisi banyak monumen dan atraksi terpopuler di kota ini. Kawasan Frederiksstaden, dikembangkan oleh Frederik V di pertengahan abad 18 bergaya Rococo, memiliki 4 mansion Amalienborg, tempat tinggal kerajaan, dan Gereja Frederik dengan kubah lebar di pusatnya.[77] Terletak langsung seberang air dari Amalienborg, ada Opera Kopenhagen yang baru selesai yang ada di pulau Holmen.[78] Sebelah selatan Frederiksstaden, kanal Nyhavn dikelilingi oleh rumah bewarna-warni dari abad ke-17 dan 18, banyak juga restoran dan bar.[79] Kanal ini memanjang dari harbourfront ke lapangan Kongens Nytorv yang dibangun oleh Christian V tahun 1670. Gedung pentingnya diantaranya Istana Charlottenborg, terkenal akan pameran seninya, Istana Thott (sekarang Kedubes Prancis), Teater Kerajaan Denmark dan Hotel D'Angleterre, yang ada sejak 1755.[80] Marka tanah lain di Indre By termasuk gedung parlemen Christiansborg, Balai Kota dan Rundetårn, dulunya sebuah observatorium. Ada juga beberapa museum di kawasan ini termasuk Museum Thorvaldsen yang berasal dari nama pematung abad ke-18 Bertel Thorvaldsen.[81] Ditutup dari lalu lintas sejak 1964, Strøget adalah jalur pedestrian tertua terpanjang di dunia dengan panjang 32 km (20 mi) dari Rådhuspladsen sampai Kongens Nytorv. Dengan berbagai toko, kafe, restoran, dan busker, kawasan ini selalu ramai dan juga termasuk lapangan kuno Gammel Torv dan Amagertorv.[82]Kastil Rosenborg di Øster Voldgade dibangun oleh Christian IV tahun 1606 sebagai istana musim panas bergaya Renaisans. Kastil ini berisi perhiasan mahkota Denmark dan crown regalia, coronation throne, dan permadani yang menggambarkan kemenangan Christian V di Perang Skania.[83]
Christianshavn
Christianshavn terletak di tenggara Indre By di sisi lain pelabuhan. Kawasan ini dikembangkan oleh Christian IV di awal abad ke-17. Terkesan dengan kota Amsterdam, ia mengundang arsitek Belanda untuk membuat kanal di dalam benteng yang masih dirawat dengan baik hingga hari ini.[84] Kanalnya sendiri bercabang ke Christianshavn Canal dan di sepanjang kanal banyak terdapat rumah kapal dan kapal santai yang menjadi salah satu atraksi di kawasan ini. Lalu tempat lainnya adalah Freetown Christiania, sebuah kawasan lumayan besar yang dulu pernah diduduki mahasiswa ketika berdemo tahun 1971. Titik penting lain di Christianshavn termasuk diantaranya Gereja Sang Penyelamat dan Gereja Kristen yang beraliran Rococo. Rumah Atlantik Utara yang dulunya merupakan gudang saat ini menyajikan budaya dari Islandia dan Greenland dan didalamnya terdapat restoran Noma, dikenal akan masakan Nordiknya.[85][86]
Nørrebro di sebelah barat laut pusat kota belakangan berkembang dari distrik kalangan pekerja menjadi kawasan kosmopolitan dengan sejumah toko antik, pertokoan makanan etnik, dan restoran. Sebagian besar aktivitas berpusat di Sankt Hans Torv.[93] Pemakaman bersejarah Kopenhagen, Assistens Kirkegård, adalah tempat peristirahatan sejumlah orang terkenal seperti Søren Kierkegaard, Niels Bohr dan Hans Christian Andersen namun juga digunakan penduduk sebagai taman dan rekreasi.[94]
Østerbro
Terletak di bagian utara pusat kota, Østerbro adalah distrik kelas menengah-atas dengan sejumlah perumahan mewah, beberapa diantaranya sekarang menjadi kedutaan besar.[95] Distrik ini memanjang dari Nørrebro hingga waterfront di mana patung Duyung Kecil dapat dilihat dari Langelinie. Terinspirasi dari kisah dongeng karya Hans Christian Andersen, patung ini dibuat oleh Edvard Eriksen dan selesai tahun 1913.[96] Tidak jauh dari Duyung Kecil, dapat terlihat Citadel (Kastellet). Dibangun oleh Christian IV, Citadel adalah salah satu benteng terbaik di Eropa Utara. Ada juga sebuah kincir angin.[97]Air Mancur Gefion (Gefionspringvandet) didesain oleh Anders Bundgaard dan selesai tahun 1908 berdiri tidak jauh dari tenggara Kastellet. Gambarnya melambangkan legenda Nordik.[98]
Frederiksberg
Sebagai munisipalitas terpisah, Frederiksberg terletak sebelah barat Nørrebro dan Indre By dan sebelah utara Vesterbro. Marka tanahnya yang terkenal antara lain Kebun Binatang Kopenhagen yang telah didirikan sejak 1869 dengan lebih dari 250 spesies dari seluruh dunia dan Istana Frederiksberg yang dibangun sebagai tempat peristirahatan musim panas oleh Charles IV yang terinspirasi oleh arsitektur Italia. Sekarang sebagai akademi militer, bangunan ini menghadap ke Taman Frederiksberg dengan air terjun, danau, dan hiasan lainnya.[99] Jalan Frederiksberg Allé menghubungkan Vesterbrogade dengan Taman Frederiksberg dan dipenuhi dengan sejumlah teater dan hiburan. Dari sekian teater lama yang sudah tutup, Teater Betty Nansen dan Aveny-T masih aktif sampai sekarang.[100]
Selain sebagai ibu kota, Kopenhagen juga berperan sebagai pusat budaya bagi Denmark dan Skandinavia. Sejak akhir 1990-an, kota ini bertransformasi dari ibu kota biasa menjadi kota metropolitan internasional sekelas Barcelona dan Amsterdam.[103]Copenhagen Fashion Week adalah ajang fashion terbesar di Eropa Utara, diselenggarakan tiap tahun bulan Februari dan Agustus.[104][105]
Kopenhagen memiliki 2 [taman hiburan]] tertua di dunia.[114][115]
Dyrehavsbakken adalah taman hiburan yang didirikan tahun 1583, terletak di Klampenborg sebelah utara Kopenhagen di kawasan hutan Dyrehaven. Dibuat sebagai taman hiburan yang dilengkapi dengan permainan, wahana, dan restoran oleh Christian IV, taman ini adalah taman hiburan tertua di dunia.[114] Dyrehavsbakken biasanya disingkat dengan Bakken saja. Tarif masuknya gratis dan Stasiun Klampenborg di Jalur C terletak tidak jauh dari taman ini.[116]
Taman Tivoli adalah taman hiburan yang terletak di pusat kota, antara Lapangan Balai Kota dan Stasiun Sentral Kopenhagen. Dibuka tahun 1843, menjadikannya taman hiburan tertua kedua di dunia. Di antara wahananya ada rollercoaster tertua di dunia yang masih beroperasi, Rutschebanen, sejak tahun 1915 dan ferris wheel tertua yang masih dijalankan, dibuka tahun 1943.[117] Taman Tivoli juga digunakan sebagai tempat berbagai seni pertunjukan.[118]
Sistem pendidikan tinggi di Kopenhagen bergantung pada universitas negeri. Salah satunya yang terkenal adalah Universitas Kopenhagen. Didirikan tahun 1479, universitas ini menjadi yang tertua di Denmark. Universitas ini juga tergabung dalam Aliansi Universitas Riset Internasional (International Alliance of Research Universities, IARU), yang mendorong kerjasama internasional antara universitas-universitas top dunia seperti Oxford, Cambridge, Yale, Berkeley dan Australian National University. Universitas ini juga menarik sekitar 1.500 mahasiswa internasional tiap tahunnya.[125]
Universitas Teknik Denmark (DTU), Danmarks Tekniske Universitet, terletak di Lyngby di bagian utara Kopenhagen. Tahun 2013, universitas ini adalah salah satu institusi teknik terbaik di Eropa Utara.[126]
Universitas TI Kopenhagen adalah universitas termuda di Denmark, berfokus lebih kepada sisi teknis, sosial, dan bisnis teknologi informasi.[127]
Kawasan Kopenhagen Raya memiliki infrastruktur transportasi yang sudah terbangun dengan baik. Bandara Kopenhagen adalah bandara terbesar di kawasan Skandinavia yang terletak di Kastrup, pulau Amager. Bandara ini telah beroperasi sejak 1925. Bandara ini terhubung ke pusat kota dengan metro dan layanan jalur kereta lainnya.[132]
Kopenhagen memiliki jaringan jalan raya yang menghubungkan kota ini dengan berbagai kota lain di Denmark, dan Swedia melalui Jembatan Øresund.[133] Mobil masih menjadi bentuk transportasi paling umum, sekitar dua per tiga dari jarak total tempuh. Hal ini tentunya menimbulkan kemacetan parah pada jam sibuk.[134]
Kopenhagen juga memiliki layanan feri harian ke Oslo di Norwegia.[135] Tahun 2012, Pelabuhan Kopenhagen melayani 372 kapal cruise dan 840.000 penumpang.[135]
Jaringan S-train, Metro Kopenhagen dan kereta regional digunakan kira-kira setengah penduduk kota, sisanya menggunakan bus kota. Stasiun Nørreport dekat pusat kota melayani penumpang dengan berbagai jalur layanan kereta baik jalur utama, S-train, kereta regional, metro dan bus. Sekitar 750.000 penumpang menggunakan fasilitas transportasi umum tiap hari.[133]Stasiun Sentral Kopenhagen adalah penghubung utama bagi jaringan kereta DSB yang melayani Denmark dan tujuan internasional lain.[136]
Kopenhagen juga dikenal sebagai salah satu kota paling ramah sepeda di dunia, dengan jumlah sepeda lebih banyak daripada jumlah penduduknya.[137][138] Pada tahun 2012, sekitar 36% penduduk pergi bekerja atau bersekolah menggunakan sepeda. Sekitar 75% penduduk kota ini rutin bersepeda sepanjang tahun.[139]Infrastruktur pesepeda di kota ini sangat ekstensif dan sangat digunakan, memanjang sejauh 400 km jalur sepeda yang tidak menjadi satu dengan mobil atau pejalan kaki, terkadang mempunyai sistem signalnya sendiri - memberikan para pesepeda beberapa detik lebih awal untuk berjalan lebih dulu.[138][140]
^Henning Poulsen, "Dansk Modstand og Tysk Politik" ("Danish opposition and German Politics") in Jyske Historiker 71(1995), p.10.
^"The Occupation of Denmark" (dalam bahasa Danish). Denmark.dk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-19. Diakses tanggal 15 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^ ab"Københavns historie" (dalam bahasa Danish). Københavns Kommune. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-02. Diakses tanggal 15 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Københavns historie siden 1914
^"The Black Diamond" (dalam bahasa Danish). Danish architecture guide. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-02. Diakses tanggal 15 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"København" (dalam bahasa Danish). Danmarkshistorien.dk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-04-13. Diakses tanggal 15 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"What is the Øresund Region?" (dalam bahasa Danish). Øresund. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-17. Diakses tanggal 17 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Parker I Indre By" (dalam bahasa Danish). Copenhagen Municipality. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 October 2013. Diakses tanggal 25 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama kgdsd
^"Denmark". Weather Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-12. Diakses tanggal 17 November 2013.
^"Average weather in Copenhagen, Denmark" (dalam bahasa Danish). World Weather and Climate Information. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-16. Diakses tanggal 17 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Klimanormaler" (dalam bahasa Danish). Danmarks Meteorologiske Institut. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-04. Diakses tanggal 1 February 2014.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Exceptionel varm sommerdag i København" (dalam bahasa Danish). BT. 21 September 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-23. Diakses tanggal 17 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Sol op/ned" (dalam bahasa Danish). Almanak. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-05. Diakses tanggal 17 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Københavns bydele". Københavns Kommune. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 September 2013. Diakses tanggal 31 December 2012.
^ ab"Borgerrepræsentationen" (dalam bahasa Danish). Københavns Kommune. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 December 2013. Diakses tanggal 28 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Indsatsområder og politikker" (dalam bahasa Danish). Københavns Kommune. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 November 2013. Diakses tanggal 28 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Prices and earnings"(PDF) (dalam bahasa Danish). UBS. September 2012. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 2015-09-24. Diakses tanggal 18 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Copenhagen - Open for Business" (dalam bahasa Danish). New European Economy. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-18. Diakses tanggal 18 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Organisations" (dalam bahasa Danish). Medicon Valley Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-25. Diakses tanggal 19 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama dstfolk1
^"Medlemmer af folkekirken" (dalam bahasa Danish). Ministeriet for Ligestilling og Kirke. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-01. Diakses tanggal 26 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^Nydell, Margaret K. (2012). Understanding Arabs: a contemporary guide to Arab society. Boston, MA: Intercultural Press. hlm. 132. ISBN9780983955801. In 2011 they constituted 25 percent of Rotterdam, Marseilles, and Amsterdam; 20% of Malmö; 15 percent of Brussels and Birmingham; and 10 percent of London, Paris, Copenhagen, and Vienna. Muslim in Western Europe originate from both Arab and non-Arab countries. Those in the United Kingdom are primarily from South Asia, in France from North and West Africa, in Germany from Turkey, in Belgium from Morocco, and in the Netherlands from Morocco and Turkey.
^Farmer, Brian R. (2010). Radical Islam in the West: ideology and challenge. Jefferson, N.C.: McFarland & Co. hlm. 8. ISBN9780786459537. Muslims living in the West are also concentrated in urban area. Muslims are currently estimated to compose almost one-forth of the population of Amsterdam. one-fifth of Marseilles, and 15 percent of Paris, Brussels, and Birmingham. Muslims are currently make up approximately 10 percent of the populations in London and Copenhagen.
^Micklethwait, John; Wooldridge, Adrian (2009). God is back how the global revival of faith is changing the world. New York: Penguin Press. ISBN9781101032411. Muslims are highly concentrated—they make up 24 percent of the population in Amsterdam; 20 percent in Malmö and Marseille; 15 percent in Paris, Brussels, Bradford, and Birmingham; and 10 percent or more in London and Copenhagen.
^Muslimer i København(PDF) (dalam bahasa Danish). Open Society Foundations. 2011. hlm. 24, 33–38. ISBN978-1-936133-10-9. Diarsipkan(PDF) dari versi asli tanggal 2013-12-02. Diakses tanggal 26 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Jødedom i Danmark" (dalam bahasa Danish). Religion-dk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-15. Diakses tanggal 26 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Københavns forskellige bydele" (dalam bahasa Danish). Visit Denmark. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-13. Diakses tanggal 18 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"København - byen ved vandet ..." (dalam bahasa Danish). Guides.dk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-12. Diakses tanggal 20 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Lidt Nørrebro-historie" (dalam bahasa Danish). Nørrebro Lokalhistoriske Forening og Arkiv. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-05. Diakses tanggal 21 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^Af Kasper Olsen (15 November 2007). "Fælledparken". AOK. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-01-18. Diakses tanggal 2016-02-26.
^"Kastellets historie" (dalam bahasa Danish). Kastellets Venner & Historiske Sampling. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. Diakses tanggal 21 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Frederiksberg Have" (dalam bahasa Danish). Slotte & Kulture-Ejendomme. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-02. Diakses tanggal 21 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Langelinie". Visit Copenhagen. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-02. Diakses tanggal 21 November 2013.
^"Kirkegårde" (dalam bahasa Danish). Københavns Kommune. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-23. Diakses tanggal 21 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Frederiksstaden" (dalam bahasa Danish). Den Store Danske. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-30. Diakses tanggal 27 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^Charlotte Haase, Susanne Nørgaard. "Operaen" (dalam bahasa Danish). Faktalink. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-02. Diakses tanggal 27 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Nyhavn". Copenhagenet.dk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-02. Diakses tanggal 27 November 2013.
^"King's New Square". Visit Copenhagen. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-29. Diakses tanggal 27 November 2013.
^"SAS-hotellet" (dalam bahasa Danish). Den Store Danske. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-01-09. Diakses tanggal 7 December 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Det Ny Teater". Visit Copenhagen. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-11. Diakses tanggal 8 December 2013.
^"Assistens Kirkegård" (dalam bahasa Danish). Københavns Kommune. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-23. Diakses tanggal 28 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Østerbro" (dalam bahasa Danish). Den Store Danske. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-01-07. Diakses tanggal 28 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"The Little Mermaid". Copenhagen Pictures. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1999-11-28. Diakses tanggal 28 November 2013.
^Fleischer, Jens (1985). "Gefionspringvandet" (dalam bahasa Danish). Selskabet for Københavns Historie. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 30 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Museer og teatre på Frederiksberg" (dalam bahasa Danish). Oplev Frederiksberg. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. Diakses tanggal 2 December 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^Tyznik, Michael. "Grundtvigs Kirke". Web Archive: Michael Tyznik design portfolio. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-17. Diakses tanggal 7 December 2013.
^"Cool Boom Towns". Spiegel Special. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-12-30. Diakses tanggal 9 January 2009.
^"Who are we?". SMK. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-30. Diakses tanggal 21 November 2013.
^"Ny Carlsberg Glyptotek" (dalam bahasa Danish). AOK. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-02. Diakses tanggal 21 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Louisiana". Louisiana. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. Diakses tanggal 21 November 2013.
^"Design Museum". Design Museum Danmark. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-16. Diakses tanggal 21 November 2013.
^"Thorvaldsens Museum". Thorvaldsens Museum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 December 2013. Diakses tanggal 21 November 2013.
^Tourist Press Travel Trade Meeting Planner. "Tivoli Gardens" (dalam bahasa Lingala). VisitDenmark. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-03-15. Diakses tanggal 9 March 2013.
^"Tivoli" (dalam bahasa Danish). Den Store Danske. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-01-09. Diakses tanggal 22 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Studerende på UCC" (dalam bahasa Danish). UCC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-17. Diakses tanggal 22 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Velkommen til KEA" (dalam bahasa Danish). KEA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-01. Diakses tanggal 22 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Det Kongelige Danske Kunstakademi" (dalam bahasa Danish). Den Store Danske. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-20. Diakses tanggal 8 December 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^ abTørsløv, Niels (May 2010). "Traffic in Copenhagen 2009". Copenhagen Traffic Department. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-02. Diakses tanggal 25 November 2013.
^"Les pactes d'amitié et de coopération" (dalam bahasa French). Mairie de Paris. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 October 2007. Diakses tanggal 21 August 2015.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Lauring, Kåre (2003). Byen brænder - den store brand i København 1728 (dalam bahasa Danish). Copenhagen: Gyldendal. ISBN87-02-01895-0.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Raabyemagle, Hanne (1998). "Harsdorff shows the way". Dalam Raabyemagle, H.; Smidt, C. (eds.). Classicism in Copenhagen. Denmark: Gyldendal. ISBN87-00-34356-0.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: editors list (link) Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: editors list (link)
Skaarup, Bi; Jensen, Johan R. M. (2002). Arkæologien i metroens spor — The archaeology in the tracks of the metro (dalam bahasa Danish and English). The Orestad Development Corporation and Copenhagen City Museum. ISBN87-90143-15-9.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)