Pristina telah dihuni sejak zaman dahulu kala. Kawasan ini dihuni oleh orang Iliria. Raja Bardilis dari Dardani mengundang berbagai suku untuk menetap disini pada abad ke-4 SM dan mendirikan Kerajaan Dardania.[2][3][4] Peninggalan budaya pada zaman klasik dapat ditemukan di Ulpiana, yang merupakan salah satu kota Romawi berpengaruh di Semenanjung Balkan. Setelah Kekaisaran Romawi terbelah menjadi dua, bagian barat dan timur, kawasan ini adalah bagian dari Kekaisaran Romawi Timur, pada abad ke-5 hingga ke-9 M. Di pertengahan abad ke-9, kawasan ini jatuh ke kekuasaan Kekaisaran Bulgaria Pertama, sebelum kembali lagi ke kekuasaan Romawi Timur pada awal abad ke-11. Pada akhir abad ke-11, kawasan ini dikuasai oleh Kekaisaran Bulgaria Kedua.
Di akhir abad pertengahan, Pristina menjadi kota penting Serbia dan menjadi kediaman keluarga Kerajaan Serbia.[5] Setelah penaklukan oleh Ottoman di kawasan Balkan, Pristina menjadi kota pertambangan dan pusat perdagangan yang penting karena lokasinya yang strategis di dekat kota pertambangan Novo Brdo. Beberapa komoditas yang terkenal adalah kulit kambing dan bubuk mesiu.[6] Masjid pertama di Pristina dibangun pada akhir abad ke-14 pada masa kekuasaan Serbia.[7]
Setelah pengurangan hak otonom Kosovo oleh Presiden SerbiaSlobodan Milošević pada tahun 1989, represi oleh pemerintah Yugoslavia dirasakan oleh etnis Albania seperti pemecatan masal pada perusahaan dan institusi negara. Tentara Pembebasan Kosovo mulai menyerang pasukan Serbia dan Yugoslavia pada tahun 1996, Pristina relatif aman hingga Perang Kosovo pada Maret 1999 dimulai. Pristina merasakan kerusakan kota yang hebat, dibandingkan kota-kota seperti Gjakova atau Peja yang dilakukan oleh pasukan Serbia.
Kekerasan secara masif terjadi di Pristina. Pasukan Serbia dan Yugoslavia membombardir distrik-distrik dan kelompok paramiliter melakukan penjarahan dan pengrusakan berbagai properti etnis Albania. Etnis Albania diungsikan menggunakan kereta api melalui stasiun utama Pristina untuk menuju ke Makedonia Utara.[8]
Mayoritas populasi Albania meninggalkan Pristina untuk kabur dari kebijakan Serbia dan kelompok paramiliter. Pasukan Forsvarets Spesialkommando dan pasukan Inggris Special Air Service 22 S.A.S di bawah bendara NATO,[9][10] pertama kali tiba di Pristina pada awal Juni 1999, meskipun menurut sumber lain, pasukan Rusia yang pertama kali tiba di Pristina. Beberapa target diserang oleh NATO dan pasukan Yugoslavia selama perang. Serangan-serangan tersebut mengakibatkan banyak pemukiman hancur. Di akhir perang, orang-orang Serbia menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh ekstremis Albania Kosovo. Pada beberapa kasus, orang Serbia dibunuh oleh ekstremis karena menggunakan bahasa Serbia di area publik dan teridentifikasi sebagai orang Serbia.[11] Kekerasan mencapai puncaknya pada 2004 ketika ekstremis Albania Kosovo menjarah penduduk dari apartemen ke apartemen.[12] Penduduk beretnis Serbia sebanyak 45.000 orang meninggalkan Kosovo.[13]
Sebagai ibu kota dan pusat administrasi PBB (UNMIK), Pristina mendapatkan perhatian internasional yang besar dengan mendapatkan bantuan dari berbagai organisasi internasional. Pendanaan rekronstruksi dari pendonor mengakibatkan ledakan ekonomi dalam waktu singkat. Berbagai restoran dan sektor swasta dapat memenuhi kebutuhan di Pristina dan menandai era baru di kota.[butuh rujukan]
Abad ke-21
Pada Oktober 2013, Bandar Udara Internasional Pristina membuka terminal baru untuk memenuhi kebutuhan perjalanan udara di Kosovo.[14] Pada bulan November di tahun yang sama, jalur bebas hambatan R7 dibuka untuk menghubungkan Pristina dengan kota di Albania, Durrës.[15] Pada tahun 2019, jalur bebas hambatan R6 dibuka untuk menghubungkan Pristina dengan Skopje, Makedonia Utara.[16]
Geografi
Pristina berlokasi di dataran aluvial di kawasan Llap dan dataran Kosovo di dekatn perbukitan Gollak di Kosovo Tengah dan Timur.[17] Danau Badovac dan Batlava dan Sungai Llap, Pristevka, dan Vellusha adalah wilayah perairan yang ada di Munisipalitas Pristina.[17]
Kawasan pemukiman Pristina memiliki masalah air yang paling rumit di Kosovo.[18] Masyarakat di kota ini mengantisipasi kekurangan air dengan mengumpulkan air dari hujan dan salju, yang menggambarkan kondisi memilukan tentang suplai air di kota.[18] Danau Batlava dan Badovac adalah sumber suplai air bagi 92% populasi Pristina.[19] Meskipun begitu, pemerintah telah meningkatkan situasi yang ada dan mengurangi dampak krisis air di kota.[20]
Iklim
Menurut klasifikasi Köppen, Pristina termasuk zona iklim lautan (Cfb) dengan temperatur rata-rata tahunan 10,6 °C (51,1 °F).[21] Bulan paling hangat di Pristina terjadi pada Agustus dengan suhu rata-rata 218 °C (424 °F) dan bulan paling dingin pada Januari dengan suhu rata-rata −0,6 °C (30,9 °F).[21] Bulan Juli adalah bulan dengan sinar matahari terlama dengan 11,5 jam per hari dan yang paling singkat adalah 4,5 jam per hari pada bulan Januari.[21]
Menurut Badan Statistik Kosovo (KAS) pada sensus 2011, 198.897 orang menghuni Munisipalitas Pristina, menjadi kota dengan penduduk terbanyak di Kosovo.[1] Kawasan metropolitan diperkirakan dihuni oleh 160.000 penduduk dan kawasan pedesaan 37.000 penduduk.[1][23]
97,77% penduduk beretnis Albania, 1,08% Turki, 0,20% Ashkali, 0,22% Serbia, 0,2% Bosnia, 0,1 Goran, dan 0,03% Rom.[24] 98,09% menggunakan bahasa Albania, yang menjadi bahasa utama.[24]Islam adalah agama mayoritas di Pristina dengan 193.474 (97,27%) penduduk, 1.170 (0,59%) penduduk adalah Katolik Roma, 480 (0,24%) penduduk adalah Kristen Ortodoks, 344 (0,17%) penduduk beragama lain, dan 660 (0,33%) diidentifikasi tidak beragama.[24][25]
^Zadruga, Srpska Književna (1913). Izdanja. hlm. 265.
^Warrander, Gail; Verena Knaus (2010). Kosovo. Bradt Travel Guides Ltd, UK. hlm. 85. ISBN978-1-84162-331-3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-05-02. Diakses tanggal 2023-02-19.
^Warrander, Gail; Verena Knaus (2010). Kosovo. Bradt Travel Guides Ltd, UK. hlm. 86. ISBN978-1-84162-331-3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-05-02. Diakses tanggal 2023-02-19.
^"Krigere og diplomater". Norli. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 March 2016. Diakses tanggal 17 November 2015.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Tittel". Norli. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 April 2014. Diakses tanggal 17 November 2015.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Bird, Chris (30 November 1999). "Serbs shot in mob attack". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 September 2020. Diakses tanggal 17 Agustus 2018.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Albania – Kosovo Highway Project". Road Traffic Technology. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Januari 2021. Diakses tanggal 18 January 2022.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ ab"Plani Zhvillimor Komunal i Prishtinës 2012–2022"(PDF) (dalam bahasa Albania). Komuna e Prishtinës. hlm. 10–18. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 30 Agustus 2021. Diakses tanggal 2 October 2021.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abc"Climate: Pristina". Climate-Data. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Oktober 2021. Diakses tanggal 2 October 2021.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)