Semboyan: Ever Conscious of God We Aspire, Build and Advance as One People (Indonesia: "Dengan Penuh Kesadaran Pada Tuhan Kami Bercita-cita, Membangun, dan Maju Sebagai Satu Rakyat")
Grenada adalah sebuah negara kepulauan yang terletak di bagian paling selatan Kepulauan Windward, Karibia. Letaknya sekitar 161 km di sebelah utara Venezuela. Grenada merupakan negara terkecil kedua di belahan bumi Barat (setelah Saint Kitts dan Nevis). Grenada terdiri dari pulau Grenada sendiri, dua pulau kecil, Carriacou dan Petite Martinique, dan beberapa pulau kecil yang terletak di sebelah utara pulau utama dan merupakan bagian dari Grenadine. Itu terletak di barat laut Trinidad dan Tobago, timur laut Venezuela dan barat daya Saint Vincent dan Grenadine. Luasnya 348,5 kilometer persegi (134,6 sq mi), dan memiliki perkiraan populasi 112.523 pada Juli 2020. Ibukotanya adalah St. George's.[5] Grenada juga dikenal sebagai "Pulau Rempah" karena produksi tanaman pala dan bunga pala.[6]
Sebelum kedatangan orang Eropa di Amerika, Grenada dihuni oleh penduduk asli dari Amerika Selatan.[7]Christopher Columbus melihat Grenada pada tahun 1498 selama pelayarannya yang ketiga ke Amerika.[5] Menyusul beberapa upaya yang gagal oleh orang Eropa untuk menjajah pulau itu karena perlawanan dari penduduk Pulau Carib, pemukiman dan kolonisasi Prancis dimulai pada 1649 dan berlanjut selama abad berikutnya.[8] Pada 10 Februari 1763, Grenada diserahkan kepada Inggris di bawah Perjanjian Paris. Kekuasaan Inggris berlanjut hingga 1974 (kecuali untuk pengambilalihan Prancis singkat antara 1779 dan 1783).[9] Namun, pada 3 Maret 1967, Grenada diberikan otonomi penuh atas urusan dalam negerinya sebagai Negara Asosiasi, dan dari 1958 hingga 1962 Grenada menjadi bagian dari Federasi Hindia Barat, sebuah federasi berumur pendek dari koloni Hindia Barat Inggris.
Negara ini pernah menjadi tumpuan perhatian dunia ketika Amerika Serikat mengintervensi negara ini langsung pada 25 Oktober1983 dengan mengirim 1.900 serdadu. Serangan itu dilakukan atas permintaan organisasi negara Karibia Timur karena khawatir akan gerakan kiri yang dipimpin rezim Bernard Coard yang pro-Kuba. Alasan lainnya ialah melindungi 1.000 warga AS di sana.
Granada berasal dari gunung berapi,[5] sebagaimana terlihat pada tanahnya, interior pegunungan, dan beberapa kawah ledakan, termasuk Danau Antoine, Danau Grand Etang, dan Kolam Levera. Titik tertinggi Grenada adalah Gunung St. Catherine, dengan ketinggian 840 m (2.760 kaki) di atas permukaan laut.[5] Gunung besar lainnya termasuk Gunung Granby dan Gunung Tenggara. Beberapa sungai kecil dengan air terjun mengalir ke laut dari pegunungan ini. Garis pantainya berisi beberapa teluk, terutama di pantai selatan yang terbagi menjadi banyak semenanjung tipis.
Grenada adalah rumah bagi empat ekoregion: hutan lembap Kepulauan Windward, hutan kering Kepulauan Leeward, hutan kering Kepulauan Windward, dan belukar xeric Kepulauan Windward.[11] Ia memiliki skor rata-rata Indeks Integritas Lanskap Hutan 2018 sebesar 4,22/10, memeringkatnya ke-131 secara global dari 172 negara.[12]
Grenada adalah anggota Persemakmuran dengan Charles III sebagai kepala negara, diwakili secara lokal oleh seorang Gubernur Jenderal.[5][13] Kekuasaan eksekutif terletak pada Perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan. Peran gubernur jenderal sebagian besar bersifat seremonial, sedangkan perdana menteri biasanya adalah pemimpin partai terbesar di Parlemen.[5]
Parlemen Grenada terdiri dari Senat (13 anggota) dan Dewan Perwakilan Rakyat (15 anggota). Senator diangkat oleh pemerintah dan oposisi, sedangkan perwakilannya dipilih oleh penduduk untuk masa jabatan lima tahun. Grenada mengoperasikan sistem multi-partai, dengan partai terbesar adalah Partai Nasional Baru (NNP) kanan-tengah dan Kongres Demokratik Nasional (NDC) kiri-tengah.[5]
Pada Februari 2013, Kongres Demokrasi Nasional (NDC) yang berkuasa kalah dalam pemilihan. Oposisi Partai Nasional Baru (NNP) memenangkan semua 15 kursi dalam pemilihan umum. Keith Mitchell, pemimpin NNP, yang menjabat tiga periode sebagai perdana menteri antara 1995 dan 2008, kembali berkuasa.[14] Mitchell telah memimpin NNP memenangkan semua 15 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat dalam tiga kesempatan terpisah. Pada November 2021, Perdana Menteri Keith Mitchell mengatakan bahwa pemilihan umum mendatang yang secara konstitusional dijadwalkan paling lambat Juni 2023, akan menjadi yang terakhir baginya.[15]
Hubungan luar negeri
Grenada adalah anggota penuh dan berpartisipasi dari Komunitas Karibia (CARICOM) dan Organisasi Negara-Negara Karibia Timur (OECS).[5] Grenada adalah salah satu dari 35 negara bagian yang telah meratifikasi piagam OAS dan menjadi anggota Organisasi.[16][17] Grenada masuk ke dalam sistem Inter-Amerika pada tahun 1975 menurut situs OAS.[18]
Pada tanggal 6 Juli 1994 di Sherbourne Conference Center di St. Michael, Barbados, George Brizan menandatangani Perjanjian Double Taxation Relief (CARICOM) atas nama Pemerintah Grenada.[19] Pada tanggal 30 Juni 2014, Grenada menandatangani perjanjian Model 1 dengan Amerika Serikat sehubungan dengan Undang-Undang Kepatuhan Pajak Rekening Asing (FATCA).[20] Pada Desember 2014, Grenada bergabung dengan Aliansi Bolivarian untuk Rakyat Amerika Kita (ALBA) sebagai anggota penuh. Perdana Menteri Mitchell mengatakan bahwa keanggotaan tersebut merupakan perpanjangan alami dari kerjasama yang telah dilakukan Grenada selama bertahun-tahun dengan Kuba dan Venezuela.[21]
Perekonomian negara ini bertumpu dari sektor pariwisata, pertanian, dan perbankan. Di sektor pertanian prestasi Grenada cukup bagus, di mana Grenada merupakan penghasil buah/biji pala terbesar ke-2 di dunia setelah Kepulauan Banda, Maluku, Indonesia. Selain itu, Grenada juga merupakan negara penghasil pisang, kakao, ubi jalar, dan buah jeruk terbesar di kawasan Karibia. Negara kecil ini juga banyak menghasilkan ikan, rumput laut, dan kayu pinus. Umumnya, hasil pertanian diolah di dalam negeri, baru kemudian dikonsumsi dalam negeri/diekspor. Tercatat pendapatan per kapita warga Grenada sekitar 8.000 dolar AS.
Grenada menderita masalah utang luar negeri yang berat, dengan pembayaran layanan utang pemerintah mencapai sekitar 25% dari total pendapatan pada 2017; Grenada terdaftar sebagai kesembilan dari bawah dalam studi dari 126 negara berkembang.[24]
Mayoritas orang Grenadia (82%) adalah keturunan orang Afrika yang diperbudak.[5][13] Keturunan India merupakan 2,2% dari populasi.[5] Ada juga komunitas kecil keturunan Prancis dan Inggris.[13] Penduduk lainnya adalah keturunan campuran (13%).[26]
Grenada, seperti banyak pulau Karibia, tunduk pada migrasi keluar dalam jumlah besar, dengan sejumlah besar anak muda mencari lebih banyak prospek di luar negeri. Titik migrasi populer bagi orang Grenadia meliputi pulau-pulau yang lebih makmur di Karibia (seperti Barbados), Kota-kota di Amerika Utara (seperti Kota New York, Toronto, dan Montreal), Inggris Raya (khususnya, London dan Yorkshire).[27]
Budaya pulau sangat dipengaruhi oleh akar Afrika dari sebagian besar orang Grenadia, ditambah dengan pengalaman panjang pemerintahan kolonial di bawah Inggris. Meskipun pengaruh Prancis pada budaya Grenadian jauh lebih sedikit terlihat daripada di beberapa pulau Karibia lainnya, nama keluarga dan nama tempat tetap dalam bahasa Prancis, dan bahasa sehari-hari dicampur dengan kata-kata Prancis dan bahasa Kreol setempat, atau Patois.[5]
Minyak bawah, rebusan, dianggap sebagai hidangan nasional. Namanya mengacu pada hidangan yang dimasak dengan santan sampai semua santan terserap, menyisakan sedikit minyak kelapa di dasar panci. Resep awal membutuhkan campuran kuncir asin, kaki babi (trotters), daging sapi dan ayam asin, pangsit yang terbuat dari tepung, dan perbekalan seperti sukun, pisang hijau, ubi dan kentang. Daun callaloo terkadang digunakan untuk menahan uap dan menambah rasa.[28]
Teh kakao merupakan minuman andalan bagi masyarakat di sana. Masyarakat Grenada biasa meminum teh kakao saat pagi hari.
^Hanna, Jonathan A. (2019). "Camáhogne's Chronology: The Radiocarbon Settlement Sequence on Grenada". The Journal of Anthropological Archaeology. 55: 101075. doi:10.1016/j.jaa.2019.101075.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Martin, John Angus (2013). Island Caribs and French Settlers in Grenada: 1498-1763. St George’s, Grenada: Grenada National Museum Press. ISBN9781490472003.
^"Grenada - The World Factbook". The World Factbook. Central Intelligence Agency (CIA). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-11. Diakses tanggal 15 January 2021.
Adkin, Mark. 1989. Urgent Fury: The Battle for Grenada: The Truth Behind the Largest US Military Operation Since Vietnam. Trans-Atlantic Publications. ISBN0-85052-023-1
Beck, Robert J. 1993. The Grenada Invasion: Politics, Law, and Foreign Policy Decisionmaking. Boulder: Westview Press. ISBN0-8133-8709-4
Brizan, George 1984. Grenada Island of Conflict: From Amerindians to People's Revolution 1498–1979. London, Zed Books Ltd., publisher; Copyright, George Brizan, 1984.
Martin, John Angus. 2007. A–Z of Grenada Heritage. Macmillan Caribbean.
"Grenada Heritage". Grenadaheritage.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 May 2011. Diakses tanggal 28 June 2010.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Stark, James H. 1897. Stark's Guide-Book and History of Trinidad including Tobago, Grenada, and St. Vincent; also a trip up the Orinoco and a description of the great Venezuelan Pitch Lake. Boston, James H. Stark, publisher; London, Sampson Low, Marston & Company.