Charles III dari Britania Raya
Charles III (Charles Philip Arthur George; lahir 14 November 1948) adalah Raja dari Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Utara beserta negara-negara berdaulat yang termasuk dalam alam Persemakmuran. Ia adalah anak sulung dari Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip. Ia naik takhta pada 8 September 2022 setelah kematian ibunya meskipun belum menjalani upacara penobatan. Upacara penobatannya digelar pada 6 Mei 2023, tujuh bulan setelah kematian ibunya. Sebagai Adipati Cornwall dan Adipati Rothesay mulai tahun 1952 hingga menaiki takhta, ia menjadi putra mahkota terlama dalam sejarah Britania Raya dan menyandang gelar Pangeran Wales terlama. Pada usia 73 tahun, Charles adalah orang tertua yang mengambil takhta kerajaan Britania Raya, sebuah rekor yang sebelumnya dipegang oleh William IV pada usia 64 tahun. Selama menjadi putra mahkota, Charles aktif dalam berbagai kunjungan kenegaraan sebagai perwakilan dari Ratu Elizabeth II, dengan lebih dari empat ratus kunjungan resmi dilakukan setiap tahunnya. Charles juga aktif dalam bidang kemanusiaan dan sosial, juga menjadi pelindung dan pendukung dari berbagai yayasan amal dan seni. Dalam bidang arsitektur, Charles dikenal sebagai pelindung dari gerakan Arsitekur Klasik Baru. Charles telah menikah dua kali. Dari pernikahannya yang pertama dengan Diana Spencer, dia memperoleh dua anak, William (lahir 1982) dan Henry (lahir 1984). Pasangan ini kemudian berpisah pada tahun 1996 setelah bersama selama 15 tahun. Pada 9 April 2005, dia menikah untuk kedua kalinya dengan Camilla Parker Bowles (nama gadisnya Camilla Rosemary Shand), teman lama dan kekasihnya sebelum menikah dengan Diana. Pernikahannya dengan Camilla yang seorang janda-cerai sempat menjadi kontroversi lantaran sebagai calon raja, kelak dia juga akan menjadi Gubernur Agung Gereja Inggris dan pernikahan dengan seorang janda-cerai dipandang sebagai sesuatu yang tidak pantas. Namun pernikahan tersebut berjalan lancar setelah baik pihak Ratu Elizabeth II, pemerintah, dan Gereja Inggris sendiri memberi dukungan kepada pasangan tersebut. Kehidupan cinta Charles telah lama menjadi sorotan media serta menarik perhatian masyarakat umum. Namanya telah beberapa kali dihubung-hubungkan dengan beberapa wanita, namun pernikahannya dengan Camilla akhirnya mengakhiri segala macam desas-desus yang beredar selama ini. Kehidupan awalCharles Philip Arthur George lahir di Istana Buckingham, London pada 14 November 1948 pada masa kekuasaan kakeknya. Ia adalah anak sulung dan putra pertama orangtuanya. Ibunya adalah Putri Elizabeth, anak sulung George VI, Raja Britania Raya yang berkuasa sejak 1936. Keadaan George VI yang tidak memiliki putra membuat Elizabeth berstatus sebagai pewaris sementara. Ayah Charles adalah Pangeran Philip, cucu dari George I, Raja Yunani yang berkuasa pada tahun 1863 sampai 1913. Pangeran Charles dibaptis pada 15 Desember 1948 di Ruang Musik Istana Buckingham oleh Uskup Agung Canterbury, Dr Geoffrey Fisher. Delapan wali baptisnya adalah:[1]
Raja George VI mangkat pada 1952. Dikarenakan sang raja tidak memiliki putra sampai akhir hayatnya, Elizabeth yang berstatus sebagai pewaris sementara naik takhta sebagai Ratu Britania Raya. Dengan kenaikan takhta ibunya, Charles yang merupakan anak sulung sang ratu otomatis menjadi pewaris tetap berdasarkan hukum Britania. Sesuai dengan ketetapan Raja Edward III pada tahun 1337, Charles dianugerahi gelar Adipati Cornwall, gelar yang diperuntukkan untuk putra tertua raja atau ratu yang sedang berkuasa. Masa mudaPendidikanPangeran Charles sempat berpindah-pindah sekolah ketika ia masih kecil. Pertama, ia bersekolah di Hill House School di London bagian barat tanpa menerima perlakuan khusus dari kepala sekolahnya. Kemudian, Pangeran Charles pindah ke sekolah ayahnya dulu di Cheam Preparatory School, Berkshire, dan akhirnya pindah ke Gordonstoun, sebelah timur laut Skotlandia. Selama studinya di Gordonstoun, ia juga menuntut ilmu di Australia. Charles dikenal sebagai murid yang pintar. Ia mendapatkan nilai A untuk mata pelajaran Sejarah dan Bahasa Prancis di sekolahnya. Tahun 1967-1970, Pangeran Charles melanjutkan studinya di Trinity College, bagian dari Universitas Cambridge dengan spesialisasi antropologi, arkeologi, dan sejarah. Ia dikenal aktif di kegiatan kampus, salah satunya di klub polo. Pangeran Wales ini lulus dari Trinity College pada 1970 dengan gelar Sarjana Seni. Kelulusannya ini membuat Pangeran Charles menjadi anggota keluarga kerajaan ke-3 yang mendapat gelar sarjana. Setelah dari Trinity College, Pangeran melanjutkan studinya ke jenjang Magister di Universitas Cambridge. Ia juga belajar bahasa dan sejarah Wales di Universitas Wales, Aberystwyth.[2] Menjadi Pangeran WalesCharles dinobatkan sebagai Pangeran Wales pada 26 Juli 1958.[3] Pelantikan resminya diadakan pada 1 Juli 1969 ketika dia dimahkotai oleh ibunya di Kastil Kaernarfon yang disiarkan di televisi.[4] Setelahnya, Charles juga mulai menjalani berbagai tugas publik, seperti mendirikan "The Prince's Trust", yayasan amal yang dia dirikan pada tahun 1976 untuk membantu kawula muda.[5] Dia juga memulai kunjungan resmi ke Amerika Serikat pada 1981.[6] Mengikuti tradisi keluarga, Charles juga bergabung di angkatan udara dan laut. Setelah meminta dan menerima pelatihan dari Royal Air Force (Angkatan Udara Britania Raya) pada tahun keduanya di Cambridge, pada 8 Maret 1971, dia bergabung di Royal Air Force College Cranwell untuk berlatih menjadi pilot pesawat jet.[7] Ketertarikan sosialAmalSetelah mendirikan The Prince's Trust pada 1976, Charles kembali membangun enam belas yayasan amal lain dan dia sendiri menjadi presiden bagi semua yayasan tersebut.[8] Yayasan-yayasan itu bersama-sama membentuk persekutuan dengan nama The Prince's Charities.[8] Selain itu, Charles juga menjadi pelindung bagi lebih dari 350 yayasan amal lain,[9] dan turut serta membawa tugas ini keluar sepanjang Wilayah Persemakmuran. Misalnya, dia menggunakan kunjungannya ke Kanada sebagai jalan untuk membantu menarik perhatian terkait masalah pemuda, orang berkebutuhan khusus, lingkungan hidup, seni, kesehatan, orang-orang lansia, perlindungan warisan kebudayaan, dan pendidikan.[10] Di Kanada, dia mendukung program kemanusiaan bersama kedua putranya dan ambil bagian dalam upacara menandai Hari Internasional untuk Menghapus Diskriminasi Ras pada 1998.[10] Pada 2013, Charles mendonasikan sejumlah uang kepada British Red Cross Syria Crisis dan DEC, yang dijalankan oleh 14 lembaga amal Britania untuk menolong korban Perang Saudara Suriah.[11][12] Menurut surat kabar The Guardian, dipercaya setelah Charles menginjak usia 65 tahun pada 2013, dia menyumbangkan pensiunnya untuk sebuah yayasan yang mendukung para lansia.[13] PembangunanPangeran Charles secara terbuka menyatakan gagasannya secara terbuka terkait arsitektur dan perancangan tata kota, juga mendorong kemajuan Arsitektur Klasik Baru, gerakan dalam arsitektur yang berusaha menerapkan arsitektur klasik dan pribumi.[14][15] Dalam bukunya dan dokumentasi BBC A Vision of Britain (1987) juga mengkritisi arsitektur modern dan Charles tetap melanjutkan kampanyenya untuk mendukung perbaikan bangunan bersejarah dan pembangunan berkelanjutan.[16] Pada 1997, Pangeran Charles mengunjungi Rumania untuk melihat dan meninjau biara-biara Ortodoks dan desa-desa Sachsen Transilvania yang dihancurkan pada masa pemerintahan komunis, Nicolae Ceaușescu.[17][18][19] Sejarawan Tom Gallagher menulis dalam surat kabar Rumania România Liberă pada 2006 bahwa Charles diminta untuk naik takhta Rumania oleh para pendukung monarki di sana, tetapi Charles menolaknya,[20] tetapi pihak Istana Buckingham menolak laporan tersebut.[21] Charles juga memiliki "pemahaman mendalam tentang seni dan arsitektur Islam," dan dia sendiri terlibat dalam pembangunan bangunan dan taman di Oxford Centre for Islamic Studies yang menggabungkan gaya arsitektur Islam dan Oxford.[22] Charles terkadang turut campur tangan dalam beberapa proyek arsitektur yang menggunakan gaya arsitektur seperti modernisme dan fungsionalisme, gaya arsitektur yang hanya menekankan pembangunan sebuah bangunan berdasarkan tujuan didirikannya.[23][24][25] Pada 2009, Charles menulis kepada keluarga kerajaan Qatar, developer situs Barak Chelsea, menyebut desain Richard Rogers tidak cocok untuk situs tersebut. Sebagai kelanjutannya, Rogers dibebastugaskan dari proyek tersebut dan The Prince's Foundation for the Built Environment, salah satu yayasan Charles dalam bidang arsitektur, ditunjuk untuk mengusulkan penyelesaian alternatifnya.[26] Rogers menyatakan bahwa Pangeran Charles juga turut campur tangan untuk menolak desainnya terkait pembangunan Royal Opera House dan Paternoster Square dan menyatakan bahwa sang putra mahkota telah melakukan perbuatan yang "menyalahgunakan pengaruh" dan "tidak berdasar hukum."[26] Pada tahun 2010, The Prince's Foundation for the Built Environment memutuskan untuk membangun dan mendesain ulang bangunan-bangunan di Port-au-Prince, ibu kota Haiti, setelah mengalami kerusakan akibat gempa bumi.[27] Yayasan tersebut juga diketahui melakukan perbaikan berbagai bangunan bersejarah di Kabul (ibu kota Afghanistan) dan Kingston (ibu kota Jamaika). Proyek ini digambarkan sebagai tantangan terbesar bagi yayasan tersebut.[28] Atas kiprahnya sebagai pelindung dari Arsitektur Klasik Baru, Pangeran Charles dianugerahi penghargaan Driehaus Architecture oleh Universitas Notre Dame pada 2012. Penghargaan ini disebutkan sebagai penghargaan tertinggi untuk Arsitektur Klasik Baru.[29] LingkunganSejak awal 1980, Charles sudah mempromosikan tentang kepedulian lingkungan.[30] Setelah pindah ke Highgrove House, kediaman Charles yang berada di Gloucestershire, dia mulai mengembangkan ketertarikannya kepada pertanian organik yang puncaknya dia mengeluarkan merek organiknya sendiri, Duchy Originals,[31] merek dagang makanan organik, dengan keuntungannya disumbangkan pada The Prince's Charities.[31][32] Pada tahun 2007, Pangeran Charles meluncurkan program The Prince's May Day Network, grup bisnis yang berkomitmen untuk melawan perubahan iklim. Di hadapan Parlemen Eropa pada 14 Februari 2008, dia memanggil para pemimpin Uni Eropa untuk memerangi perubahan iklim. Meski ajakan Charles mendapat sambutan dan tepuk tangan, Nigel Farage, pemimpin United Kingdom Independence Party tetap duduk dan menyatakan bahwa ajakan Charles terlalu naif.[33] Saat kembali bicara di hadapan Parlemen Eropa tentang Low Carbon Prosperity Summit pada 9 Februari 2011, Charles menyatakan bahwa orang yang meragukan perubahan iklim telah memainkan permainan yang berisiko dengan masa depan planet dan memiliki "dampak merusak" pada pendapat masyarakat.[34] Agama dan filsafatPangeran Charles menerima penguatan oleh Uskup Agung Canterbury, Michael Ramsey, pada Paskah 1965, di Kapel Santo George, Kastel Windsor.[35] Dia menghadiri pelayanan ibadah di berbagai gereja Anglikan di sekitar Highgrove[36] dan hadir di Crathie Kirk (Gereja Skotlandia kecil di desa Skotlandia) bersama anggota keluarga kerajaan lain saat mereka berada di Istana Balmoral. Charles juga beberapa kali mengunjungi (kadang secara rahasia) biara Ortodoks di Gunung Athos,[37] begitu juga di Rumania.[17] Charles juga menjadi pelindung bagi Oxford Centre for Islamic Studies di Universitas Oxford. Pada tahun 2000-an, Charles meresmikan Markfield Institute of Higher Education yang ditujukan untuk pengajaran Islam dalam konteks plural multikultural.[22][38][39] Laurens van der Post menjadi teman Charles pada 1977, dia adalah "guru spiritual" dan ayah baptis dari putra Charles, Pangeran William. Dari Van der Post, Charles mulai memusatkan perhatiannya pada filsafat, khususnya filsafat Timur dan Timur Tengah. Dia juga megagumi seni Kabala.[40] Tugas resmiPada 2008, The Daily Telegraph menyatakan Charles sebagai "anggota keluarga kerajaan yang paling bekerja keras."[41] Dia melakukan sejumlah 560 kunjungan resmi pada tahun 2008,[41] 499 pada 2010,[42] dan lebih dari 600 pada 2011. Sebagai Pangeran Wales, Charles bertindak sebagai wakil dari Ratu dan Wilayah Persemakmuran. Dia juga melakukan kunjungan dan hadir dalam beberapa pemakaman tokoh-tokoh terkemuka.[43] Pada saat menghadiri acara pemakaman Paus Yohanes Paulus II, terdapat sebuah kejadian kontroversial, yakni Charles bersalaman dengan Robert Mugabe, Presiden Zimbabwe yang terkenal diktator. Salaman ini dapat ditafsirkan bahwa Charles berada di pihak Mugabe. Namun pihak resmi Charles melakukan klarifikasi bahwa sang putra mahkota melakukan tersebut secara tidak sengaja karena tempat duduk Mugabe yang berada di sebelah Charles membuatnya tidak dapat menolak ajakan salaman Mugabe yang tiba-tiba. Lebih lanjut, dijelaskan pula bahwa Charles termasuk pendukung Zimbabwe Defence and Aid Fund yang merupakan pihak penentang rezim Mugabe.[44] Selain kunjungan kenegaraan, Charles juga menjadi wakil Ratu di berbagai acara skala nasional dan internasional. Pada tahun 2010, Charles hadir sebagai wakil Ratu di acara pembukaan Pesta Olahraga Persemakmuran 2010 di Delhi, India.[45] Pada 15 sampai 17 November 2013, Charles hadir untuk pertama kali dalam pertemuan para pemimpin negara persemakmuran di Kolombo, Sri Lanka.[46][47] Kehidupan pribadiHubungan asmaraPada masa mudanya, Pangeran Charles kerap dihubung-hubungkan dengan banyak wanita. Paman ayahnya, Louis Mountbatten menasihati Charles muda, "Untuk kasus sepertimu, seorang pria harus menabur gandum liar dan memiliki banyak pasangan sebelum akhirnya menetapkan satu pilihan, tapi untuk istri, dia harus memilih gadis yang cocok, menarik, dan berwatak manis sebelum sang gadis bertemu orang lain yang mungkin akan membuatnya tertarik." Beberapa wanita yang disebut pernah menjadi kekasih Charles antara lain Georgiana Russell, putri Duta Britania untuk Spanyol;[48] Jane Wellesley, putri Adipati Wellington ke-8;[49] Davina Sheffield;[50] Sarah Spencer;[51] dan Camilla Shand.[52] Pada tahun 1973, hubungan Charles dengan Camilla berakhir seiring dengan bergabungnya dirinya dengan angkatan laut.[53][54] Pada awal 1974, Louis Mountbatten berunding dengan Charles terkait kemungkinannya untuk menikahi cucu Louis, Amanda Knatchbull.[55][56] Charles menulis surat kepada ibu Amanda sekaligus ibu baptisnya, Patricia Mountbatten, terkait ketertarikannya kepada Amanda. Patricia sendiri menerimanya, meski kemudian memberi nasihat bahwa usia Amanda yang belum 17 tahun dipandang terlalu dini.[57] Empat tahun kemudian, Louis Mountbatten berusaha mengatur agar dirinya dan Amanda bisa mendampingi Charles dalam kunjungannya ke India pada 1980, tetapi rencana ini ditentang ayah dari kedua belah pihak. Ayah Charles, Pangeran Philip, menolak karena ditakutkan ketenaran Louis Mountbatten sebagai Gubernur Jenderal India pertama akan membayang-bayangi pamor Charles. Ayah Amanda, John Knatchbull, menolak lantaran kekhawatiran media yang akan menjadikan Charles dan Amanda sebagai pusat perhatian, padahal rencana pernikahan mereka belum pasti.[58] Namun sebelum Charles berkunjung sendiri ke India, Louis Mountbatten dibunuh Tentara Republik Irlandia Sementara. Setelah kembali, Charles melamar Amanda. Namun kematian kakeknya, juga disusul meninggalnya nenek dan adiknya karena bom, membuat Amanda menjadi enggan bergabung menjadi anggota keluarga kerajaan.[58] Pernikahan pertamaSaat masih berstatus sebagai kekasih Sarah Spencer, Charles mengunjungi kediaman keluarga Sarah pada 1977 dan bertemu adiknya, Diana Spencer. Charles tidak menjalin hubungan romantis dengan Diana sampai saat pertengahan 1980. Pada tahun tersebut dikabarkan juga bahwa Charles sesungguhnya kembali menjalin hubungan dengan Camilla.[59] Saat Charles dan Diana berkunjung ke acara barbeque seorang teman, Charles menyebutkan tentang kematian Louis Mountbatten dan Diana menanggapi bahwa Charles terlihat sangat sedih dan membutuhkan perhatian saat pemakaman Louis. Menurut Jonathan Dimbleby, biografer Charles, Charles mulai memandang bahwa Diana sangat potensial untuk menjadi calon pengantinnya. Diana kemudian mendampingi Charles dalam kunjungannya ke Istana Balmoral dan Sandringham House.[60] Kakak Amanda, Norton Knatchbull, dan istrinya mengatakan pada Charles bahwa Diana tampak hanya tertarik dengan kedudukan Charles dan Charles sendiri tampak tidak mencintainya.[61] Meski begitu, Charles tetap melanjutkan hubungannya dengan Diana dan itu menarik perhatian awak media. Saat Pangeran Philip menasihati bahwa segala spekulasi media dapat membuat nama baik Diana rusak jika Charles tidak segera menikahinya, Charles menafsirkan nasihat sang ayah sebagai peringatan untuk melamar Diana sesegera mungkin.[62] Charles melamar Diana pada Februari 1981 dan kedua pasangan tersebut menikah pada 29 Juli di Katedral Santo Paul. Sarah Spencer yang hadir dalam pernikahan adiknya memberikan tanggapan, "Aku saling mengenalkan mereka. Aku ini Kupido."[63] Saat itu Diana baru menginjak usia 20 tahun dan Charles berusia 32 tahun. Pernikahan mereka disebut-sebut sebagai "pernikahan negeri dongeng" yang diperkirakan disaksikan oleh 750 juta pasang mata melalui televisi.[64][65] Dari pernikahannya dengan Diana, Charles memiliki dua orang putra: William Arthur (lahir 1982) dan Henry Charles (nama panggilan "Harry", lahir 1984). Ada dugaan bahwa ayah Henry adalah James Hewwit yang memiliki persamaan fisik antara Henry dan James Hewwit. Meski begitu, dikatakan bahwa Henry lahir saat hubungan Diana dan Hewwit baru dimulai.[66][67] Charles yang dikenal sebagai calon mempelai paling layak di dunia pada 1970-an[68] justru kemudian dibayang-bayangi dengan kepopuleran Diana. Kecemasan Diana dengan hubungan Charles dan Camilla[69] yang kemudian diikuti dengan Diana yang menjalin hubungan dengan lelaki lain, ditambah perbedaan usia Charles dan Diana yang lebih dari sepuluh tahun, membuat bahtera pernikahan mereka tidak dapat dipertahankan lebih lama lagi. Mereka berpisah pada 1992 dan resmi bercerai pada 1996. Diana sendiri kemudian meninggal bersama kekasihnya, Dodi al-Fayed, pada kecelakaan mobil di Paris pada 1997. Pernikahan keduaPasca perceraiannya dengan Diana, Charles menyatakan bahwa hubungannya dengan Camilla "tidak dapat ditawar."[70][71] Pernikahan Charles yang seorang duda-cerai dengan Camilla yang seorang janda-cerai sempat menjadi kontroversi lantaran sebagai calon raja yang berarti juga calon Gubernur Tertinggi Gereja Inggris, Charles diharapkan dapat menerapkan nilai Kekristenan, khususnya dalam pernikahan. Hal ini karena pada dasarnya, dalam prinsip Kristen, perceraian adalah sesuatu yang sangat tidak pantas.[i] Namun dengan persetujuan Ratu Elizabeth II,[72] pemerintah,[73] dan Gereja Inggris, keduanya dapat melangsungkan pernikahan. Perdana Menteri Tony Blair dan Uskup Agung Canterbury, Rowan Williams, memberikan ucapan selamat di media.[74] Charles dan Camilla pada akhirnya menikah pada 9 April 2005 secara sipil di Windsor Guildhall dan dilanjutkan prosesi pemberkatan di Kapel Santo George. Charles merupakan keluarga kerajaan Inggris pertama yang menikah secara sipil. Orangtua Charles, Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip, tidak hadir dalam acara pernikahan Charles, sangat mungkin karena kedudukan Ratu sebagai Gubernur Tertinggi Gereja Inggris.[75] Ayah Camilla juga tidak hadir dalam upacara pernikahan mereka,[76] tetapi putra Camilla, Thomas Parker Bowles, dan putra Charles, Pangeran William, menjadi saksi atas penyatuan dua pasangan tersebut.[77] Ratu Elizabeth II dan suami, Pangeran Philip, baru hadir dalam pemberkatan mereka. Lebih lanjut, acara resepsi diadakan oleh Ratu untuk kedua mempelai baru di Kastel Windsor.[78] Gelar dan lambangGelar dan sapaan resmi
Tanda Kehormatan• The Most Noble Order of the Garter • Most Ancient and Most Noble Order of the Thistle • Queen Elizabeth II Coronation Medal • Queen Elizabeth II Silver Jubilee Medal • Queen Elizabeth II Gold Jubilee Medal • Queen Elizabeth II Diamond Jubilee Medal • Queen Elizabeth II Platinum Jubilee Medal • Long Service and Good Conduct Medal • New Zealand 1990 Commemorative Medal • New Zealand Armed Forces Award Catatan kaki
Rujukan
Pranala luar
|