Henri mempunyai empat saudara kandung, diantaranya :
Adipati Agung Marie Astrid dari Austria (lahir 1954)
Pangeran Jean dari Luksemburg (lahir 1957)
Putri Margaretha dari Liechtenstein (lahir 1957)
Pangeran Guillaume dari Luksemburg (lahir 1963)
Pada 12 November 1964, ketika Henri berusia sembilan tahun, neneknya turun tahta dan ayahnya menjadi Adipati Agung. Melalui dua keputusan kedaulatan tanggal 14 April 1973, Adipati Agung memutuskan bahwa "Henri akan dianggap telah mencapai usia dewasa mulai tanggal 16 April 1973, tanggal di mana ia akan mencapai usia delapan belas tahun" dan "bahwa Yang Mulia Pangeran Henri akan menyandang, dalam kapasitasnya sebagai Pewaris Mahkota Kadipaten Agung Luksemburg dan Perwalian Adipati Agung, gelar Adipati Agung Luksemburg, Pangeran Nassau, Pangeran Bourbon dari Parma."
Pangeran Henri menjadi pewaris takhta setelah nenek dari pihak ayahnya, turun takhta pada 12 November 1964. Dari tahun 1980 hingga 1998, ia dmenjadi anggota Dewan Negara.
Pada tanggal 4 Maret 1998, Pangeran Henri diangkat menjadi wakil ayahnya dan hal ini sekaligus menjadikan Henri mengambil sebagian besar kekuasaan konstitusional ayahnya. Kemudian pada 7 Oktober 2000, setelah ayahnya turun takhta, Henri langsung dinobatkan menjadi Adipati Agung Luksemburg dan mengucapkan sumpah konstitusional Dewan Perwakilan Luksemburg.
Pada tanggal 2 Desember 2008, diumumkan bahwa Adipati Agung Henri telah menyatakan bahwa dia akan menolak memberikan persetujuannya terhadap undang-undang baru tentang euthanasia yang telah disahkan pada awal tahun oleh Dewan Perwakilan.[2] Berdasarkan konstitusi, Adipati Agung dapat "memberikan sanksi dan mengumumkan undang-undang" yang berarti perlunya sanksi atau persetujuan Adipati Agung agar undang-undang tersebut dapat diberlakukan. Karena tidak adanya kejelasan mengenai implikasi jangka panjang terhadap posisi konstitusional Adipati Agung yang diakibatkan oleh penolakan tersebut, Perdana Menteri Jean-Claude Juncker mengumumkan bahwa amandemen konstitusi akan diajukan.
Hal serupa juga pernah terjadi pada tahun 1912, dimana Dewan Penguasa telah mencoba membatasi keputusan parlemen saat Adipati Agung Marie- Adelaide menolak untuk menandatangani undang-undang untuk mengurangi peran pendeta Katholik Roma di dalam sistem pendidikan.
Peran & Minat
Sebagai kepala monarki konstitusional, tugas Adipati Agung Henri pada dasarnya hanya sebatas perwakilan. Namun ia tetepa mempunyai kekuasaan konstitusional untuk menunjuk Perdana Menteri dan kabinet, membubarkan Dewan Perwakilan, serta mengumumkan undang-undang dan menglantik duta besar.
Di bidang militer juga, ia adalah Panglima Tertinggi Angkatan Darat Luksemburg di mana ia memegang pangkat Jenderal penuh. Selain itu juga ia memegang posisi sebagai Mayor kehormatan di Resimen Parasut Angkatan Darat Inggris pada 19 Juli 1989.[3]
Selain itu juga, fungsi utama dari Adipati Agung adalah mewakili Luksemburg di dalam bidang hubungan luar negeri. Hal ini terlihat pada Mei 2001, dimana Adipati Agung Henri dan Adipati Agung Wanita Maria Teresa melakukan kunjungan kenegaraan pertama mereka seteleh pelantikan pada tahun lalu, dimana kunjungan ini atas dasar memenuhi undangan Raja Juan Carlos dan Ratu Sofia dari Spanyol.
Ia tinggal bersama keluarganya di Kastil Berg di Luksemburg. Selain itu juga ia memiliki kediaman di Cabasson, sebuah desa di komune Bormes-les-Mimosas di wilayah Prancis Selatan.[4]
Keluarga
Saat belajar di Jenewa, ia bertemu dengan Maria Teresa Mestre y Batista, seorang perempuan kelahiran Kuba, yang pada saat itu juga sebagai mahasiswa ilmu politik. Mereka kemudian menikah pada 14 Februari 1981 dan memiliki 5 orang anak, diantaranya :
Pada 3 Februaari 2011, Henri dirawat di Centre Hospitalier de Luxembourg karena jatuh sakit. Tak lama kemudian, dikeluarkan pernyataan bahwa Sang Adipati Agung akan menjalani Angioplasti. Sehari setelahnya, Kepala Komunikasi Kerajaan mengumumkan bahwa prosedur tersebut berhasail dan Adipati Agung dalam keadaan yang stabil.
Turun Takhta
Pada 23 Juni 2024, di hari ulang tahun resminya sebagai Adipati Agung, ia mengumumkan bahwa akan mengundurkan diri dari Takhta pada Oktober 2024 mendatang dan mengangkat Putranya, Guillaume, sebagai Adipati Agung berikutnya. Hal ini kemudian menandai berakhirnya kekuasaan dirinya setelah lebih dari 20 tahun bertakhta.[5][6][7]
^Slovak republic website, State honours (click on "Holders of the Order of the 1st Class White Double Cross" to see the holders' table): 1st Class received by Grand-Duke in 2002, i.e. during the state visitDiarsipkan 16 October 2007 di Wayback Machine. (French) of President Rudolf Schuster in Luxembourg (november 2002).