Muhammad VI dari Maroko
Muhammad VI (bahasa Arab: محمد السادس, translit. Muḥammad as-sādis; lahir 21 Agustus 1963)[1] adalah Raja Maroko sejak 23 Juli 1999, setelah kematian ayahnya, Raja Hassan II dari Maroko. Ia merupakan Raja Maroko dari Dinasti Alawi.[2] Muhammad VI memiliki banyak bisnis di beberapa sektor ekonomi di Maroko. Kekayaan bersihnya diperkirakan antara US$2,1 miliar[3] dan lebih dari US$8,2 miliar.[4][5] Pada tahun 2015, Forbes menobatkannya sebagai raja terkaya di Afrika dan raja terkaya kelima di dunia.[6][7] Setelah naik takhta, Muhammad VI awalnya memperkenalkan sejumlah reformasi dan mengubah undang-undang keluarga, Mudawana, yang memberikan perempuan di Maroko lebih banyak kekuasaan.[8] Kabel diplomatik yang bocor dari WikiLeaks pada tahun 2010 menyebabkan munculnya tuduhan korupsi di pengadilan Muhammad VI, yang melibatkan dia dan para penasihat terdekatnya.[9] Pada tahun 2011, unjuk rasa di Maroko yang dianggap sebagai bagian dari Musim Semi Arab yang lebih luas terjadi terhadap dugaan korupsi pemerintah. Sebagai tanggapan, Muhammad VI memberlakukan beberapa reformasi dan memperkenalkan konstitusi baru. Reformasi ini disahkan oleh referendum publik pada tanggal 1 Juli 2011.[10] Silsilah kerajaanRaja Muhammad VI adalah Muhammad bin Hassan II dari Maroko bin Muhammad bin Yusuf bin Hasan bin Muhammad bin Abdurrahman bin Hisyam bin Muhammad bin Abdul Khatib bin Ismail bin Maula Syarif, lahir di Rabat (Maroko pada 21 Agustus 1963 sebagai anak kedua pasangan Raja Hassan II dan Lalla Latifa Hammou dari sebuah keluarga Berber yang penting. Sebelum tampil sebagai raja, ia menyandang gelar Pangeran Mahkota. Ia menerima gelar mahkota kerajaan pada 23 Juli 1999 setelah sang ayah wafat. Raja muda ini segera dikenal sebagai generasi modern yang memimpin kerajaan konstitusional. Raja Muhammad VI mencetuskan kantor Perdana Menteri Moroko. Tak lama setelah naik tahta, Raja Muhammad VI berpidato mengenai kondisi negara di televisi dan berjanji menghapuskan dan menangani korupsi serta menciptakan pekerjaan dan meningkatkan penanganan hak asasi manusia. Muhammad VI secara umum ditentang oleh gerakan Islam konservatif. Dukungannya untuk pluralisme politik telah membangkitkan kemarahan beberapa kaum fundamentalis. Seri Baginda Raja Muhammad VI memiliki seorang saudara lelaki bernama Pangeran Moulay Rachid dan tiga saudara perempuan masing-masing; Puteri Lalla Meryem, Puteri Lalla Asma, dan Puteri Lalla Hasna. Raja Mohammed VI menikah dengan Salma Benani (Puteri Lalla Salma) yang seorang insinyur komputer dari Fez di Rabat pada 21 Maret 2002. Puteri Lalla Salma langsung diberikan gelar Puteri setelah menjadi istri raja. Keluarga kerajaan ini memiliki seorang anak yaitu Pangeran Mahkota Maulay Hassan yang lahir pada 8 Mei 2003. Referensi
Pranala luar
|