Rempah-rempah adalah bagian tumbuhan yang beraroma atau berasa kuat yang digunakan dalam jumlah kecil di makanan sebagai pengawet atau perisa dalam masakan. Rempah-rempah biasanya dibedakan dengan tanaman lain yang digunakan untuk tujuan yang mirip, seperti tanaman obat, sayuran beraroma, dan buah kering.
Rempah-rempah merupakan barang dagangan paling berharga pada zaman prakolonial. Banyak rempah-rempah dulunya digunakan dalam pengobatan, tetapi sekarang ini berkurang.
Beberapa daerah penghasil rempah-rempah terpenting di dunia adalah India, Zanzibar, dan Kepulauan Maluku. Tetapi kebanyakan negara di dunia mengimpor rempah-rempah dari India karena India merupakan pusat rempah-rempah terbesar di dunia.
Perdagangan rempah-rempah di subbenua India dimulai setidaknya pada tahun 2000 Sebelum Masehi (SM).[1] Jenis rempah-rempah yang diperdagangkan terutama kayu manis dan lada hitam. Sementara bangsa-bangsa di Asia Timur memperdagangkan herba dan lada. Praktik mumifikasi dan kebutuhan lain Bangsa Mesir Kuno mendorong terjadinya perdagangan antarnegara. Hingga 1000 SM, pengobatan medis berbasis herba mulai digunakan di Tiongkok, Korea, dan India. Selain itu, rempah-rempah awalnya juga digunakan untuk kepentingan ritual, agama, dan tradisi.[2]
Cengkih sudah digunakan oleh Bangsa Mesopotamia pada 1700 SM.[catatan 1] Bangsa Romawi Kuno menggunakan cengkih pada abad pertama Masehi, dibuktikan dengan tulisan Pilinius Tua tentang rempah-rempah tersebut. Papirus Ebers bertanggal 1550 SM dari Mesir Kuno menjelaskan tentang delapan ratus prosedur pengobatan medis menggunakan herba.[4]
Pedagang dari Indonesia memperdagangkan rempah-rempah termasuk pala.[5] Kawasan yang menjadi tujuan penjualannya meliputi wilayah Tiongkok, India, Timur Tengah, hingga pantai timur Afrika. Sementara pedagang Arab membawa rempah-rempah dari timur ke Eropa untuk diperdagangkan. Hal ini menyebabkan Kota Iskandariyah (Alexandria) di Mesir menjadi kota pelabuhan yang penting dalam perdagangan rempah-rempah dunia saat itu. Ditemukannya angin muson menyebabkan rute perdagangan beralih dari yang semula melalui jalur darat menjadi jalur laut.[6]
Abad Pertengahan
Rempah-rempah merupakan salah satu produk paling mahal dan diminati pada Abad Pertengahan.[7] Komoditas yang paling umum diperdagangkan ialah lada hitam, kayu manis (beserta alternatifnya yaitu kayu manis tiongkok), jintan putih, pala, jahe, dan cengkih. Berkaitan dengan teori utama dalam dunia medis abad pertengahan, humoralisme, rempah-rempah dan herba dianggap penting dalam menyeimbangkan "humor" dalam makanan.[8] Selain digunakan dalam kedokteran abad pertengahan, kaum elit Eropa juga menggemari rempah-rempah. Salah satu contohnya ialah Raja Aragon yang mencurahkan banyak sumber daya untuk membawa rempah-rempah ke Spanyol pada abad ke-12. Ia bukanlah satu-satunya monarki Eropa yang mencari rempah-rempah dengan tujuan untuk ditambahkan ke dalam minuman anggur.[9]
Sebagian besar rempah-rempah diimpor dari Asia dan Afrika sehingga harganya cukup mahal. Sejak abad ke-8 hingga ke-15, Republik Venesia melakukan monopoli atas perdagangan rempah-rempah dengan Timur Tengah.[10] Monopoli perdagangan rempah-rempah juga diadakan oleh republik maritim dan kota-kota lain di Italia. Perdagangan tersebut membuat wilayah Venesia dan sekitarnya menjadi kaya. Diperkirakan sebanyak 1.000 ton lada dan 1.000 ton rempah-rempah lain diimpor menuju Eropa Barat selama Abad Pertengahan Akhir. Komoditas ini memiliki nilai yang setara dengan biji-bijian untuk 1,5 juta orang.[11]:65 Rempah-rempah paling eksklusif saat itu ialah safron yang digunakan sebagai perasa dan pewarna merah kekuningan pada makanan.[11]:15
Kegunaan
Fungsi utama rempah-rempah yakni sebagai perasa makanan. Rempah-rempah juga digunakan sebagai bahan baku parfum kosmetik dan dupa.[12] Sejak awal ditemukan, rempah-rempah juga menjadi salah satu hal penting dalam pengobatan medis. Sifatnya yang mahal, langka, dan eksotis seringkali dikaitkan sebagai simbol kekayaan dan kelas sosial.[13]
Pewarna makanan
Selain memberikan aroma, rasa, dan tekstur pada makanan, rempah-rempah juga berfungsi sebagai zat warna alam yang tidak memberikan efek samping bagi manusia. Beberapa rempah-rempah yang memiliki fungsi sebagai pewarna alami yaitu bunga safron, paprika, kunyit, dan kesumba keling. Pada bunga safron terdapat kandungan senyawa aktif yaitu krosin dan krosetin yang mampu menghasilkan warna alami kuning-jingga.[14] Warna kuning-jingga juga dihasilkan dari kunyit yang memiliki kandungan pigmen warna kurkuminoid dengan senyawa kurkumin.[15] Kesumba keling juga dapat memberikan warna merah bata karena bijinya memiliki kandungan zat pigmen warna yaitu senyawa biksin.[16] Di Amerika, paprika juga digunakan sebagai pewarna makanan, seperti jus jeruk, keju, saus, hingga kuning telur. Namun, untuk penggunaan safron sebagai zat pewarna sangat terbatas karena tingginya harga rempah-rempah tersebut. Sehingga di beberapa negara mengganti penggunaan safron dengan bunga kesumba sebagai zat pewarna.[17]
Klaim pengawetan makanan
Terdapat klaim populer yang menyatakan bahwa rempah-rempah dapat digunakan untuk mengawetkan makanan atau menyembunyikan rasa daging yang telah busuk.[18] Klaim ini bermula pada awal tahun 1500, ketika belum adanya teknologi lemari es untuk mengawetkan makanan. Di beberapa negara seperti Yunani, mereka menggunakan bawang putih untuk mencegah kebusukan pada makanan. Begitupun juga di India, menggunakan jahe, bawang putih, kunyit dan cengkih untuk mengawetkan daging dan ikan.[19] Proses mumifikasi pada mesir kuno juga menggunakan rempah-rempah seperti kayu manis srilangka, bawang putih, dan jinten sarui.[20]
Faktanya, rempah-rempah tidak cukup efektif untuk mengawetkan makanan bila dibandingkan dengan pengasinan, pengasaman, pengasapan, dan pengeringan. Rempah-rempah juga tidak efektif dalam menyembunyikan rasa daging basi.[21] Selain itu, harga rempah-rempah tergolong mahal. Pada abad ke-15 di Oxford, harga seekor babi sama dengan satu pon lada yang merupakan rempah-rempah paling murah kala itu.[21]:2-3 Michael Krondl dalam bukunya menulis bahwa "buku masakan lama dengan jelas menunjukkan bahwa rempah-rempah tidak digunakan sebagai pengawet. Buku-buku tersebut biasanya menyarankan penambahan rempah-rempah di akhir proses pemasakan, yang mana tidak dimaksudkan sebagai pengawet." Pada abad ke-16, Cristoforo di Messisbugo menganggap penambahan lada justru dapat mempercepat pembusukan.[22]
Namun, penggunaan rempah-rempah sebagai pengawet makanan akan lebih efektif jika dikombinasikan dengan jenis rempah-rempah lainnya. Hal ini karena mikroorganisme yang beragam pada setiap makanan membuat tidak semua bakteri cocok dengan satu jenis rempah-rempah.[23]
Penghambat pertumbuhan bakteri
Rempah-rempah juga berfungsi sebagai zat antimikroba alami yang mampu menekan pertumbuhan bakteri. Beberapa penelitian telah menemukan bahwa larutan bawang putih mampu melawan bakteri seperti Escherichia Coli, Salmonella, dan Aeromonas hydrophila.[24] Hal ini juga berlaku pada ekstrak jahe yang mampu membunuh bakteri Escherichia Coli.[25] Selain itu, rempah-rempah seperti cengkih, oregano, daun timi, kayu manis, dan jinten juga mampu menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri.[26] Mulai dari bakteri penyebab kebusukan pada makanan seperti Bacillus subtilis dan Pseudomonas fluorescens, bakteri penyebab penyakit seperti Staphylococcus aureus dan Vibrio parahaemolyticus, hingga jamur saprofit penyebab penyakit pada tanaman seperti Aspergillus flavu.[27] Kemampuan setiap jenis rempah-rempah berbeda dalam menekan pertumbuhan bakteri, karena beberapa jenis rempah-rempah hanya mampu bekerja pada bakteri tertentu. Pada penelitian yang dilakukan oleh Universitas Cornell, ditemukan bahwa hanya bawang putih, oregano dan bawang yang mampu membunuh seluruh bakteri, sedangkan daun timi, kayu manis, tarragon dan jintan hanya mampu membunuh 80% bakteri, cabai hanya 75%, dan untuk lada hitam dan putih, jahe, adas manis dan seledri hanya sampai 25%.[28] Oleh karena itu, penggunaan rempah-rempah sebagai zat antimikroba akan lebih efektif jika dikombinasikan antar satu sama lain.
Antioksidan
Rempah-rempah dapat digunakan tubuh untuk melawan radikal bebas dan kanker.[29] Pada rempah-rempah terdapat kandungan senyawa yang dapat bertindak sebagai antioksidan, seperti kandungan rosmanol pada rosemari dan sage, polifenol pada jahe, dan eugenol pada cengkih. Kandungan tersebut dapat memperlambat proses oksidasi dan melindungi sel dari paparan radiasi bebas. Pada penelitian sebelumnya, ditemukan bahwa penggunaan minyak esensial berbahan dasar rosemari mampu membersihkan radikal bebas dalam tubuh sekaligus memberikan efek terapeutik.[30] Adapun beberapa jenis rempah-rempah yang memiliki senyawa antioksidan yang tinggi, yaitu sage, rosemari, oregano, ketumbar, timi dan marjoram.[31]
Penanganan dan penyimpanan
Alat paling sederhana untuk mengolah rempah-rempah adalah cobek dan ulekan.[32] Saat ini, terdapat alat yang lebih hemat tenaga yakni pemarut (untuk jumlah kecil) atau penggiling (untuk jumlah besar). Beberapa rempah-rempah juga dapat digiling dengan tangan menggunakan bantuan alat penggiling khusus. Namun untuk mengeluarkan karakteristik rasa dari setiap rempah-rempah secara maksimal, maka dibutuhkan cara pengelolaan yang sesuai, seperti dipotong, dibakar, digoreng, dipanggang dan lain-lain. Seperti dalam budaya Eropa dan Amerika Utara, mereka mengolah kayu manis dan ketumbar dengan cara direbus untuk mengeluarkan rasa khas dari rempah-rempah ini.[23] Berbeda dengan budaya India, mereka menggunakan teknik yang berbeda untuk mengeluarkan rasa dari setiap rempah-rempah. Seperti memasak biji mustar atau sesawi dengan metode tempering, di mana memasak dengan minyak goreng yang dipanaskan sampai sangat panas kemudian biji mustar ditambahkan dan digoreng.[33] Ada juga dengan teknik ditumis untuk mengelola jalapeno. Perbedaan metode memasak juga didasari pada perbedaan karakteristik setiap rempah-rempah. Karena tidak semua rempah-rempah mampu diolah dengan suhu yang tinggi, ada juga yang hanya perlu ditambahkan disaat penyajian makanan, seperti biji wijen.
Rasa sebagian rempah-rempah berasal dari senyawa (minyak asiri) yang teroksidasi atau menguap ketika terkena udara. Rempah-rempah yang digiling dapat meningkatkan luas permukaannya sehingga meningkatkan laju oksidasi dan penguapan.[34] Dengan demikian, rasa rempah-rempah dimaksimalkan dengan cara menyimpan bumbu secara utuh dan baru menggiling saat akan dibutuhkan. Rempah-rempah kering utuh dapat disimpan hingga kira-kira dua tahun, sementara rempah-rempah berbentuk bubuk dan biji-bijian dapat bertahan kira-kira enam bulan.[35] Selain lebih cepat basi, rasa rempah-rempah bubuk jauh lebih tidak bertahan lama.[catatan 2]
Rempah-rempah harus disimpan pada wadah tertutup, terhindar dari sinar matahari dan suhu tinggi. Hal ini bertujuan agar rasa dan aroma dari rempah-rempah tidak hilang akibat dari tingginya suhu dan paparan sinar matahari. Selain itu, suhu yang terlalu rendah juga memicu perubahan karakteristik pada rempah-rempah, seperti warna, aroma, dan rasa. Kelembapan yang terlalu [36] rendah juga dapat memicu munculnya bakteri pada rempah-rempah. Oleh karena itu, suhu terbaik untuk menyimpan rempah-rempah yaitu antara 10˚C hingga 15˚C dengan kelembapan relatif sekitar 55% sampai 60%.[17]
Beberapa elemen rasa rempah-rempah mudah larut dalam air, sementara beberapa elemen rasa lainnya mudah larut dalam minyak atau lemak. Umumnya, rempah-rempah membutuhkan waktu supaya rasanya meresap ke makanan sehingga harus ditambahkan saat proses awal memasak. Hal ini berbeda dengan herba yang ditambahkan di akhir proses.[37]
Kontaminasi Salmonella
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat terhadap pengiriman rempah-rempah ke Amerika Serikat pada tahun fiskal 2007-2009 menemukan bahwa sekitar 7% pengiriman terkontaminasi oleh bakteri Salmonella, beberapa di antaranya kebal terhadap antibiotik.[38] Rempah-rempah terkontaminasi yang dimasak sebelum dimakan tidak menimbulkan masalah. Meskipun demikian, beberapa rempah-rempah, seperti lada, tidak dimasak dan dapat menimbulkan penyakit. Rempah-rempah yang dikirim dari Meksiko dan India kerap ditemukan terkontaminasi Salmonella.[39]
Nutrisi
Rempah-rempah umumnya memiliki rasa yang kuat dan hanya digunakan dalam jumlah yang sedikit sehingga hanya memberi sedikit nutrisi, meskipun sebagian rempah-rempah berupa biji-bijian mengandung banyak lemak, protein, dan karbohidrat dengan proporsi yang besar. Apabila digunakan dalam jumlah yang besar, rempah-rempah dapat memberikan sejumlah mineral dan mikronutrien lain, seperti zat besi, magnesium, dan kalsium. Contohnya, satu sendok teh paprika mengandung sekitar 1130 IU Vitamin A, sekitar 20% kadar harian yang dianjurkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat.[40]
^Sebuah tim arkeologis yang dipimpin oleh Giorgio Buccellati menggali reruntuhan bangunan yang terbakar di situs Terqa, saat ini di Syria, dan menemukan sebuah pot keramik yang berisi cengkih. Rumah tersebut terbakar sekitar tahun 1720 SM dan menjadi bukti pertama digunakannya cengkih sebelum masa Romawi.[3]
^Rasa pala umumnya tidak bertahan lama beberapa hari setelah digiling.
^Parthasarathy, V.A; Kandiannan, K.; Srinivasan, V. (2008). Organic Spices (dalam bahasa Inggris). New India Publishing. hlm. 13. ISBN978-81-89422-84-4.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Food Bacteria-Spice Survey Shows Why Some Cultures Like It Hot Citat: "...Garlic, onion, allspice and oregano, for example, were found to be the best all-around bacteria killers (they kill everything)...Top 30 Spices with Antimicrobial Properties..."
August 18, 1998, Common Kitchen Spices Kill E. Coli O157:H7Diarsipkan 1999-10-05 di Wayback Machine. Citat: "...The study is the first in the United States that looks at the effect of common spices on E. coli O157:H7. Previous studies have concluded spices kill other foodborne pathogens. "In the first part of our study, we tested 23 spices against E. coli O157:H7 in the laboratory," Fung said. "We found that several spices are good at killing this strain of E. coli."..."
Football player and manager (1924–2011) Yosef Merimovich Personal informationDate of birth (1924-07-24)24 July 1924Place of birth Margo, Cyprus[1]Date of death 5 May 2011(2011-05-05) (aged 86)Place of death IsraelPosition(s) ForwardYouth career Maccabi Tel AvivSenior career*Years Team Apps (Gls)1940–1958 Maccabi Tel Aviv 74 (67)International career1948–1956 Israel 14 (4)Managerial career1958–1960 Maccabi Tel Aviv1964–1965 Israel1966–1968 Hapoel Tel Aviv1968–1969 Maccab…
Italian Christian theologian, Catholic abbot, and apocalyptic thinker Joachim of FioreJoachim of Flora, in a 15th-century woodcutBorn1135Celico, Calabria, Kingdom of SicilyDied1202EraMedieval philosophyRegionWestern philosophySchoolJoachimitismHistoricismNotable ideasPremillennialismThree Eras Joachim of Fiore, also known as Joachim of Flora (Italian: Gioacchino da Fiore; Latin: Ioachim Florensis; c. 1135 – 30 March 1202), was an Italian Christian theologian, Catholic abbot, and the founder of…
Військово-музичне управління Збройних сил України Тип військове формуванняЗасновано 1992Країна Україна Емблема управління Військово-музичне управління Збройних сил України — структурний підрозділ Генерального штабу Збройних сил України призначений для плануван…
Uranium acid mine drainage refers to acidic water released from a uranium mining site using processes like underground mining and in-situ leaching.[1] Underground, the ores are not as reactive due to isolation from atmospheric oxygen and water. When uranium ores are mined, the ores are crushed into a powdery substance, thus increasing surface area to easily extract uranium. The ores, along with nearby rocks, may also contain sulfides. Once exposed to the atmosphere, the powdered tailings…
Princess consort of Hohenlohe-Langenburg Alexandra of Saxe-Coburg and GothaPrincess Alexandra in 1905Princess consort of Hohenlohe-LangenburgTenure9 March 1913 – 16 April 1942BornPrincess Alexandra of Edinburgh(1878-09-01)1 September 1878Schloss Rosenau, Coburg, Duchy of Saxe-Coburg and Gotha, German EmpireDied16 April 1942(1942-04-16) (aged 63)Schwäbisch Hall, Free People's State of Württemberg, Nazi GermanySpouse Ernst II, Prince of Hohenlohe-Langenburg (m. …
Japanese intelligence agency Public Security Intelligence Agency公安調査庁Kōanchōsa-chōAgency overviewFormedJuly 21, 1952; 71 years ago (1952-07-21)Preceding agenciesInvestigation Bureau (IB), Home Ministry (1946)[1]Internal Affairs Bureau (IAB), 2nd Office (1948)[1]Special Investigation Board (SIB), Attorney General's Office (1948-1949)[4][5]JurisdictionGovernment of JapanHeadquartersChiyoda, Tokyo, JapanEmployees+/- 1,740 officers (As o…
Gradual growth and change of an ecosystem on new substrate This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Primary succession – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (August 2016) (Learn how and when to remove this message) Primary succession occurring over time. The soil depths increase with respect to t…
Suburb of London For other uses, see Beddington (disambiguation). Not to be confused with Bedlington. Human settlement in EnglandBeddingtonBeddington Park in the London Borough of SuttonBeddingtonLocation within Greater LondonPopulation21,004 OS grid referenceTQ305655London boroughSuttonCeremonial countyGreater LondonRegionLondonCountryEnglandSovereign stateUnited KingdomPost townWallingtonPostcode districtSM6Post townCroydonPostcode districtCR0Dialli…
Questa voce o sezione sull'argomento scienza ha problemi di struttura e di organizzazione delle informazioni. Motivo: Voce ipertrofica (155 kB), come suggerito qui, l'enorme tabella sulle derivate potrebbe essere trasferita in una voce a sé, sono 45 kB solo quella, anche perché esistono diversi abbozzi in voci a sé stanti, basterebbe un veloce riassunto in questa pagina. Risistema la struttura espositiva, logica e/o bibliografica dei contenuti. Nella discussione puoi collaborare con altr…
In 2015, 251 million tubes of toothpaste were sold in the United States.[1] A single tube holds roughly 170 grams of toothpaste, so approximately 43 kilotonnes of toothpaste get washed into the water systems annually.[2] Toothpaste contains silver nanoparticles, also known as nanosilver or AgNPs, among other compounds.[2] Each tube of toothpaste contains approximately 91 mg of silver nanoparticles, with approximately 3.9 tonnes of silver nanoparticles entering the en…
This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: 1990 Georgia Tech vs. Virginia football game – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (November 2012) (Learn how and when to remove this message) College football gameConference game Georgia Tech Yellow Jackets Virginia Cavaliers (6–0–1) (7–0) 41 38 Hea…
Book by Orson Scott Card The Last Shadow First editionAuthorOrson Scott CardCover artistJohn HarrisLanguageEnglishSeriesEnder's Game seriesGenreScience fictionPublisherTor BooksPublication date16 November 2021Publication placeUnited StatesPreceded byChildren of the Mind, Shadows in Flight The Last Shadow is a 2021 science fiction novel by American writer Orson Scott Card, part of his Ender's Game series. It links the Shadow Saga (the parallel companion series) back to the origina…
Rachmat Kartakusuma Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung bidang Politik dan KeamananMasa jabatan1978–1979PresidenSoehartoWakil PresidenAdam MalikPendahuluSarbiniPenggantiDjatikoesoemoSekretaris Jenderal Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional ke-1Masa jabatan1970–1978PresidenSoehartoWakil PresidenHamengkubuwana IXPenggantiAchmad WiranatakusumahKepala Staf Pertahanan dan Keamanan ke-1Masa jabatan1966–1969PresidenSoehartoPenggantiSoemitro Informasi pribadiLahir(1918-06-21)21 Juni 1918…
العلاقات البريطانية الباهاماسية المملكة المتحدة باهاماس المملكة المتحدة باهاماس تعديل مصدري - تعديل العلاقات البريطانية الباهاماسية هي العلاقات الثنائية التي تجمع بين المملكة المتحدة وباهاماس.[1][2][3][4][5] مقارنة بين البلدين هذه مقارنة …
Sporting arena in New Zealand Westpac Centre redirects here. For the Melbourne-based sports centre, see Melbourne Sports and Entertainment Centre. This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Wolfbrook Arena – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (March 2021) (Learn how and when to remove this message…
Scharnhorst-class battleship of Nazi Germany's Kriegsmarine For other ships of the same name, see Scharnhorst. Scharnhorst History Nazi Germany NameScharnhorst NamesakeGerhard Johann von Scharnhorst (1755–1813)[1] BuilderKriegsmarinewerft Wilhelmshaven Laid down15 June 1935 Launched3 October 1936 Commissioned7 January 1939 MottoScharnhorst immer voran (Scharnhorst ever onward)[2] FateSunk at 72°16′N 28°41′E / 72.267°N 28.683°E / 72.267; 28.683 th…