Vanili (Vanilla planifolia) atau kemeli adalah tanaman penghasil bubuk vanili yang biasanya dijadikan bahan untuk memberi aroma atau pengharum pada makanan. Bubuk ini dihasilkan dari buah vanili yang berbentuk polong.
Tanaman vanili dikenal pertama kali oleh orang-orang Indian di Meksiko, negara asal tanaman tersebut. Nama daerah dari vanili adalah Panili atau Perneli. Vanili dapat bereproduksi dengan dua cara, yaitu reproduksi generatif dan vegetatif.
Penyebaran
Pada awalnya tanaman vanili hanya tumbuh di Meksiko. Pada abad ke-15, salah satu suku pendalaman Meksiko yaitu Suku Aztec memanfaatkan buah vanili sebagai pewangi di minuman cokelat.[1] Minuman coklat ini dikenal sebagai cacahuatl[2] dan selalu dihidangkan di ritual kebudayaan Suku Aztec. Oleh suku Aztec sendiri, vanili disebut Thilxochitl yang berarti bunga hitam.[1][2]
Selanjutnya sekitar tahun 1519, seorang bangsa Eropa bernama Fernando Cartos berkunjung ke Meksiko dan mencicipi minuman cacahuatl. Setelah kepulangannya, Fernando Cartos memperkenalkan vanili kepada teman-teman Eropanya. Setelah diperkenalkan di Eropa, vanili mulai diminati dan dijadikan komoditas yang dibawa dari Meksiko ke Eropa. Pada tahun 1602, apoteker Ratu Inggris Elizabeth I bernama Hugh Morgan menyarankan penambahan vanili sebagai penambah rasa dan aroma. Memasuki tahun 1700-an vanili sudah ditambahkan diberbagai produk seperti alkohol, tembakau dan parfum.[1] Namun walau begitu, di Eropa vanili baru masuk(dibudidayakan) tahun 1721.[3][4]
Sedangkan, penyebaran vanili ke Indonesia baru masuk tahun 1819 melalui ahli botani Belanda yakni Prof. Dr. Reinwadt. Pada awalnya, bibit yang dibawa hanya sebagai koleksi untuk Kebun Raya Bogor, ternyata tanaman vanili berhasil dibudidayakan di berbagi wilayah terutama Jawa Tengah dan Jawa Barat. Menurut data dari Badan Pusat Statistika Nasional, luas tanah budidaya vanili tahun 2014 mencapai 13,60 ribu hektar.[5] Sekarang ini pun vanili berhasil dibudidayakan di wilayah lain seperti Bali, NTT dan Sulawesi. Indonesia sendiri masih menjadi salah satu negara pengekspor vanili terbesar.[4]
Akar vanili memiliki sistem perakaran yang dangkal. Akar utama berasal dari batang, kemudian cabang-cabangnya tersebar ke lapisan tanah. Akar tanaman vanili memiliki kemampuan menyerap air dari udara, hal tersebut menyebabkan vanili menjadi tahan dari kekeringan.[8]
Batang atau sulur dari tanaman vanili kira-kira sebesar jari tangan manusia, berwarna hijau, agak lunak, beruas dan umumnya berbuku. Panjang rata-rata 15 cm. Tumbuhan melekat pada pohon atau tonggak yang telah disediakan.[8]
Daun vanili merupakan daun tunggal. Letaknya berselang-seling pada masing-masing buku. Warnanya hijau terang, dengan kepanjangan 10–25 cm serta lebar 5–7 cm. Bentuk daun pipih, berdaging, bulat telur, jorong atau lanset dengan ujung lancip. Tulang daun sejajar, tampak setelah daun tersebut tua atau mengering, sedangkan pada waktu daun masih muda tidak jelas kelihatan.[8]
Rangkaian bunga vanili adalah bunga tandan yang terdiri dari 15-20 bunga. Bunga keluar dari ketiak daun bagian pucuk batang. Bentuk bunganya duduk, berwarna hijau-biru agak pucat, panjang 4–8 cm dan berbau agak harum.[8]
Bunga vanili terdiri dari 6 daun bunga (3 sepal, 3 petal) yang terletak dalam dua lingkaran. Daun bunga bagian luar (sepal) sedikit lebih besar daripada bagian dalam petal. Satu dari petalnya berubah bentuk, menggulung seperti corong yang disebut bibir (rostellum).
Reproduksi
Reproduksi generatif
Reproduksi generasi merupakan teknik perbanyakan yang melibatkan pembuahan biji. Namun teknik memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dan memakan waktu yang lama.[9]
Di negara asalnya, Meksiko, tanaman vanili dapat berbuah karena ada seranggaLebah Melipona yang membantu penyerbukannya. Putik pada bunga vanili tertutup oleh bibir, sehingga penyerbukan secara alamiah terhalang, kepala sari (anther) berisi dua butir tepung sari, letaknya lebih tinggi daripada kepala putik. Keistimewaan dari bunga vanili yaitu kepala putiknya berisi cairan perekat. Bila tepung sari diletakkan disana akan segera menempel dan terjadilah pembuahan.
Bunga vanili yang telah mekar hanya dapat bertahan satu hari. Jika bunga yang telah mekar itu tidak segera dikawinkan, akan layu dan kemudian rontok. Oleh sebab itu harus sering keliling kebun untuk mengontrol perkembangan vanili. Mengingat kesulitan melakukan pembuahan secara alami, di kawasan budidaya, pembuahan/penyerbukan sering kali dilakukan dengan bantuan manusia. Teknik bantuan ini pertama kali dikembangkan di Leige oleh Moreen tahun 1836, dan disempurnakan oleh Edmond Albius para tahun 1841.[10]
Saat yang baik untuk mengawinkan bunga vanili adalah pada pagi hari. Hari-hari basah dan kering sekali tidak baik untuk penyerbukan. Berhasil atau tidaknya penyerbukan akan tampak setelah dua atau tiga hari. Bunga yang berhasil diserbuki akan berubah warnanya menjadi lebih pucat. Enam buah daun bunganya akan layu tetapi tangkai bunganya tetap menempel pada tandan bunga. Bunga yang tidak berhasil diserbuki akan gugur. Setelah terjadi pembuahan antara 10-15 buah, bunga pada tandan yang masih kuncup sebaiknya dipangkas, agar zat makanan yang dihisap oleh tanaman diakumulasikan pada pembentukan dan pembesaran buah.
Pada waktu bunga mekar, panjang bakal buah 2–4 cm dengan garis tengah 5 mm. Satu minggu setelah penyerbukan bakal buah itu dapat mencapai panjang 8–10 cm. Lima minggu kemudian buah telah mencapai panjang maksimal 20–25 cm, dengan garis tengah 1,5 cm. Setelah buah mencapai perkembangan yang maksimal, lima atau enam bulan kemudian buah akan masak.
Warna buah mula-mula hijau muda, kemudian hijau tua disertai dengan garis-garis kuning menjelang masak. Buah yang telah masak berwarna coklat tua. Jika dibiarkan masak di pohon, buah akan pecah menjadi dua bagian, dan menyebarkan aroma vanili. Biji buah kecil-kecil, banyak sekali jumlahnya, berwarna hitam dan berukuran kira-kira 0,2 mm.
Reproduksi vegetatif
Reproduksi vegetatif tanaman vanili menggunakan teknik setek batang atau sulur. Cara setek ini dilakukan dengan memotong batang induk vanili menjadi beberapa ruas sesuai teknik yang digunakan. Ada dua macam teknik setek vanili. Pertama teknik setek panjang, teknik ini dilakukan dengan cara memotong lima ruas batang induk, panjangnya berkisar pada 50–60 cm.[9] Bisa juga memotong batang antara 4-8 ruas, kisaran panjang mencapai 1-2 meter.[11] Batang yang telah dipotong ini dinamakan bibit, satu bibit akan menjadi satu tanaman vanili baru. Bibit yang diperoleh menggunakan teknik setek panjang cenderung cepat berbuah sehingga jangka waktu panen lebih singkat. Namun, jika menggunakan teknik stek panjang, maka diperlukan bibit induk yang banyak dan luas kebun yang cukup besar.
Kedua, teknik stek pendek. Teknik ini dilakukan cara memotong batang induk menjadi 1-2 ruas, panjangnya berkisaran antara 10–25 cm. Dari satu potongan batang, nantinya akan diperoleh 4-9 tanaman baru. Oleh sebagian petani budidaya vanili, teknik ini dipandang lebih efektif dan efesien.[11]
^ ab"Pertumbuhan Empat Klon Harapan Vanili (Vanilla planifolia) Pada Umur Fisiologis dan Posisi Ruas yang Berbeda". Jurnal Littri. 17 (1): 1–5. 2011.Parameter |first1= tanpa |last1= di Authors list (bantuan)
^ abSerba-Serbi Vanili. Depok: PT Trubus Swadaya. 2020. hlm. 14–18.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Parameter |first1= tanpa |last1= di Authors list (bantuan)