Pada Januari 2016, melalui SK Bupati Maros museum ini mulai dibentuk sebagai Museum Daerah Kabupaten Maros yang berada di pusat perkotaan Kabupaten Maros. Museum ini terletak di pusat Kota Turikale dan dekat dari perlintasan Jalan Raya Trans Sulawesi, sehingga memudahkan pengunjung dari luar daerah. Museum dibuka setiap hari, kecuali pada hari libur nasional. Museum Daerah Kabupaten Maros berada di bawah kepemilikan Pemerintah Kabupaten Maros serta dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Maros.[3] Pada 19 Maret 2019, museum ini ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya tingkat kabupaten melalui SK Bupati Maros No. SK:1224/kpts/430/III/2018.[1]
Sejarah
Bangunan Museum Daerah Kabupaten Maros ini awalnya merupakan Rumah Jabatan Asisten Residen pada masa pendudukan kolonial Hindia Belanda di wilayah Maros. Bangunan ini memiliki luas 1.370 m² terdiri dari halaman, teras, dan 8 ruangan.[1] Pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, mereka mendirikan Hulp Besteur Asseisten atau Rumah Dinas Pemerintahan dengan gaya Landhuis. Pada masa Kemerdekaan RI, bangunan ini dijadikan sebagai rumah dinas Bupati Maros. Rumah dinas ini sudah berapa kali mengalami pemugaran dan penggantian fungsi namun beberapa komponen bangunan model Belanda masih tetap terpasang, seperti model bangunan, tembok, jendela dan pintu.[1]
Jadwal kunjungan
Museum ini dibuka untuk umum, setiap hari dari pukul 08.00 hingga 16.00 UTC+8 dan hari besar nasional, museum ini ditutup untuk umum.
Hari
Tiket Masuk
Jam Operasi
Senin
Rp. 5000
08:00:00 - 16:00:00 WITA
Selasa
Rp. 5000
08:00:00 - 16:00:00 WITA
Rabu
Rp. 5000
08:00:00 - 16:00:00 WITA
Kamis
Rp. 5000
08:00:00 - 16:00:00 WITA
Jumat
Rp. 5000
08:00:00 - 16:00:00 WITA
Sabtu
Rp. 5000
08:00:00 - 16:00:00 WITA
Minggu
Rp. 5000
08:00:00 - 16:00:00 WITA
Tanggal Merah/Libur Nasional
-
Tutup
Koleksi museum
Museum Daerah Kabupaten Maros memiliki koleksi foto dan benda-benda yang berhubungan dengan sejarah, kebudayaan, dan arkeologi di wilayah Kabupaten Maros. Koleksi museum berupa artefak 44 buah, peralatan rumah tangga 23 buah, peralatan pertanian 39 buah, perlengkapan adat 14 buah, dan transportasi 2 buah.[2]
Lukisan tertua di dunia yang sudah berumur 39.000 tahun[4]
Temuan fosil rangka manusia purba di Leang Jarie dan Leang Petta kere[4]
Nama yang dimiringkan berarti merupakan cagar budaya peringkat provinsi di Indonesia. Nama yang tebal dan dimiringkan berarti merupakan cagar budaya peringkat nasional di Indonesia.