Mazmur ini menekankan bahwa orang benar tidak hanya berdoa untuk keselamatan atau kelepasan dari penderitaan, tetapi juga membuat dirinya dapat melayani Tuhan tanpa halangan.[3]
Ayat 4
TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu.[4]
Setelah membulatkan tekad untuk mencari Allah dengan segenap hatinya, Daud menyerahkan diri kepada tiga tindakan.
1) Yakin bahwa Allah akan mendengarkan suaranya, dia akan berdoa dengan tekun, dan tidak akan hidup tanpa doa (Mazmur 5:2–3; bandingkan Ulangan 4:29).
2) Dia akan berdoa "pada waktu pagi". Jikalau kehidupan orang percaya berkiblat kepada Allah, berdoa pada waktu pagi akan menjadi tindakan yang wajar untuk dilakukan. Setiap pagi yang baru meminta penyerahan baru dari orang percaya kepada Allah (Mazmur 55:17–18; 88:14; 119:147), persekutuan dengan Dia dan makan dari Firman-Nya (Mazmur 119:9–16).
3) Dia akan "menunggu-nunggu" jawaban atas doanya, dan sepanjang hari dia akan mencari tanda-tanda bahwa Allah sedang bekerja di dalam hidupnya.[5]
Ayat 8
Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau.[6]
Ayat 8 merupakan baris kedua dari nyanyian pujian Ma Tovu ("Alangkah indahnya") yang biasa dinyanyikan di sinagoge.[7]
Penomoran ayat
Dalam Alkitab Indonesia, mazmur ini terdiri dari 13 ayat, di mana ayat 1 adalah pengantar "Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan suling. Mazmur Daud." (versi Terjemahan Baru dari Lembaga Alkitab Indonesia). Dalam Alkitab Inggris, kalimat pengantar ini tidak diberi nomor ayat, sehingga seluruhnya hanya ada 12 ayat dan ayat 1 bahasa Inggris sama dengan ayat 2 bahasa Indonesia dan seterusnya.
Referensi
^(Indonesia) Marie C. Barth, BA Pareira, Kitab Mazmur 1-72, pembimbing dan tafsiran. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1998.
^(Indonesia) WS Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 2, sastra dan nubuatan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994.