Ayub 42 (disingkat Ayb 42) adalah bagian terakhir dari Kitab Ayub di Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama dalam AlkitabKristen. Kitab ini menceritakan riwayat Ayub, seorang yang saleh, dan pencobaan yang dialaminya.[1] Pasal ini berisi penyesalan Ayub dan pemulihan keadaannya oleh Allah.[2]
Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. (TB)[3]
Ayub sebelumnya berdoa untuk melihat Sang Penebus (Ayub 19:27); kini kerinduan itu terpenuhi. Firman dan kehadiran Allah membawa suatu penyataan yang lebih besar tentang sifat dan jalan Allah bagi Ayub. Melalui pengalaman pribadi ini, Ayub diubah oleh suatu kesadaran akan pengampunan, kepercayaan yang dibaharui akan kebaikan Allah dan pengalaman yang menenteramkan hati akan kasih Allah.
1) Penampakan Allah kepada Ayub membuktikan kebenaran Ayub, dan ini juga merupakan jaminan bagi semua orang percaya yang setia bahwa Tuhan akan menerima pertanyaan kita yang tulus ketika kita mengalami kesulitan atau penderitaan yang tidak bisa dijelaskan.
2) Allah itu sabar dengan umat-Nya dan menaruh simpati terhadap kelemahan-kelemahan, salah pengertian, dan bahkan kemarahan kita (Ibrani 4:15). Seperti halnya dengan Ayub, apabila kita tahan menderita, Allah akan menyatakan kehadiran-Nya dan menyampaikan perhatian-Nya kepada kita.[4]
Ayat 7
Setelah TUHAN mengucapkan firman itu kepada Ayub, maka firman TUHAN kepada Elifas, orang Teman: "Murka-Ku menyala terhadap engkau dan terhadap kedua sahabatmu, karena kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub.[5]
Walaupun kitab Ayub tidak pernah memberikan penyelesaian yang menentukan mengenai persoalan penderitaan yang tidak sepantasnya dialami orang benar, jawaban akhirnya tidak dijumpai dalam pemikiran teologis, tetapi dalam suatu perjumpaan pribadi di antara Allah dengan penderita yang setia.
1) Hanya kehadiran pribadi dari Allah akan mendatangkan kepercayaan akan kasih karunia dan maksud-Nya bagi kehidupan kita. Allah mengutus Roh Kudus sebagai Penolong dan Penasihat (lihat Yohanes 14:16) bagi mereka yang percaya kepada Kristus.
2) Kehadiran Allah ini melalui Roh Kudus mengajarkan kita bahwa kita dapat mempercayai kasih Allah, baik di tengah keadaan yang sulit maupun berkat. Melalui kehadiran Kristus kita memperoleh keyakinan bahwa Allah ada di pihak kita dan bahwa Dia mengusahakan yang terbaik bagi kita (lihat Roma 8:28).[4]
Maka dinamainya akan yang pertama itu Merpati, dan nama yang kedua Cendana-wangi dan nama yang ketiga Selepa-celak.[6]
Nama-nama putri Ayub ini masing-masing hanya muncul satu kali di seluruh Alkitab Ibrani, diyakini dari kosakata yang lebih kuno dari bahasa Ibrani dalam Alkitab secara umum.
"Kerenhapukh" dari bahasa Ibrani קרן הפוך qe-ren ha-pūḵ, arti harfiah "tanduk antimon; kosmetik; pemercantik" (bahasa Inggris: Keren-happuch; "horn of antimony; horn of cosmetic; beautifier"), dalam TL diterjemahkan sebagai "Selepa-celak".[7]
Di seluruh negeri tidak terdapat perempuan yang secantik anak-anak Ayub, dan mereka diberi ayahnya milik pusaka di tengah-tengah saudara-saudaranya laki-laki.[8]
Pemulihan keadaan Ayub
Setelah Ayub menyatakan penyesalan dan mengakui kebesaran TUHAN, lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.[9] Hasil ketekunan Ayub ini disebut dalam Surat Yakobus, khususnya Yakobus 5:11.
7 anak laki-laki dan 3 anak perempuan (Yemima, Kezia dan Kerenhapukh). Di seluruh negeri tidak terdapat perempuan yang secantik anak-anak Ayub, dan mereka diberi ayahnya milik pusaka di tengah-tengah saudara-saudaranya laki-laki.