Merupakan babak kedua percakapan antara Ayub dengan ketiga sahabatnya, yang dicatat dalam pasal 15sampai 21. Mereka mengembangkan apa yang telah mereka katakan sebelumnya, hanya dengan lebih gigih lagi. Ayub dengan tabah berpaut kepada Allah, sedangkan pada saat bersamaan mempertahankan ketidaksalahannya serta tetap menegaskan bahwa penderitaannya itu tidak adil (misalnya Ayub 16:19–21).[3]
Berisi perkataan kedua Zofar, orang Naama, mengenai pencobaan yang dialami Ayub.