Merupakan babak kedua percakapan antara Ayub dengan ketiga sahabatnya, yang dicatat dalam pasal 15 sampai 21. Mereka mengembangkan apa yang telah mereka katakan sebelumnya, hanya dengan lebih gigih lagi. Ayub dengan tabah berpaut kepada Allah, sedangkan pada saat bersamaan mempertahankan ketidaksalahannya serta tetap menegaskan bahwa penderitaannya itu tidak adil (misalnya Ayub 16:19-21).[3]
Berisi perkataan kedua Elifas, orang Teman, mengenai pencobaan yang dialami Ayub. Merupakan penekanan ulang pada perkataannya di pasal 4dan 5.
Ayub 15:2–35 = Pendapat Elifas bahwa orang fasik akan binasa
Ayat 15
"Sesungguhnya, para suci-Nya tidak dipercayai-Nya, seluruh langitpun tidak bersih pada pandangan-Nya;"[4]
Merupakan pengulangan dan penekanan perkataan Elifas yang pertama:
"Sesungguhnya, hamba-hamba-Nya tidak dipercayai-Nya, malaikat-malaikat-Nyapun didapati-Nya tersesat,"[5]
Tetapi hal ini tidak sepenuhnya benar, karena Allah mempercayai orang-orang kudus-Nya dan memberitahukan rencana-Nya terlebih dahulu kepada mereka. Dalam Perjanjian Baru, YesusKristus menyatakan hal ini seperti yang dicatat dalam Injil Yohanespasal 15:15:
"Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku."[6]
Referensi
^J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
^(Indonesia) WS Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 2, sastra dan nubuatan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994.
^The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.