ZofarZofar (bahasa Ibrani: צוֹפַר, Modern Tsofar Tiberias Ṣôp̄ar ; "bangun pagi-pagi; mengerik (seperti bunyi jengkerik)"; bahasa Inggris: Zophar atau Tzofar), orang Naama, adalah seorang dari tiga sahabat Ayub yang bercakap-cakap mengenai penderitaan yang dialami Ayub, sebagaimana dicatat dalam Kitab Ayub di Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1] PerkataanKetika berbicara dengan Ayub, Zofar bermaksud memberikan penghiburan, tetapi perkataannya bersifat menuduh, menduga Ayub berbuat kesalahan sehingga ditimpa murka Allah. Berbeda dengan sahabat-sahabatnya, Elifas orang Teman dan Bildad orang Suah, Zofar hanya tercatat berbicara dua kali, yaitu dalam pasal-pasal Ayub 11, dan Ayub 20. Ia selalu berbicara pada giliran ketiga, setelah perkataan Elifas dan Bildad dijawab oleh Ayub. Perkataannya oleh para pakar dianggap yang paling keras dan dogmatik. Zofar adalah yang pertama kali secara langsung menuduh Ayub bersalah, bahwa hukumannya mungkin lebih ringan dari seharusnya.[2] Zofar menjabarkan panjang lebar konsekuensi hidup dalam dosa dan menegur Ayub karena berusaha mencari rahasia Allah yang tak terselami.[3] Namun, seperti sahabat-sahabatnya yang lain, Zofar menganjurkan Ayub untuk bertobat agar kesalahannya diampuni dan keadaannya dipulihkan.[4] Keputusan AllahSetelah TUHAN menjawab Ayub, maka berfirmanlah TUHAN kepada Elifas, orang Teman: "Murka-Ku menyala terhadap engkau dan terhadap kedua sahabatmu (Bildad dan Zofar), karena kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub. Oleh sebab itu, ambillah tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan dan pergilah kepada hamba-Ku Ayub, lalu persembahkanlah semuanya itu sebagai korban bakaran untuk dirimu, dan baiklah hamba-Ku Ayub meminta doa untuk kamu, karena hanya permintaannyalah yang akan Kuterima, supaya Aku tidak melakukan aniaya terhadap kamu, sebab kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub." Maka pergilah Elifas, orang Teman, Bildad, orang Suah, dan Zofar, orang Naama, lalu mereka melakukan seperti apa yang difirmankan TUHAN kepada mereka. Dan TUHAN menerima permintaan Ayub.[5] Lihat pulaReferensi
|