Mazmur ini dibagi atas 176 ayat, yang dapat dibagi menjadi 22 seloka (=stanza), di mana masing-masing mempunyai 8 ayat. Setiap seloka dimulai dengan huruf Ibrani sesuai urutan abjad. Tiap ayat dalam satu seloka dimulai dengan huruf Ibrani yang sama. Dengan demikian, mazmur ini salah satu dari 9 mazmur yang mengikuti bentuk akrostik.
Merupakan mazmur terpanjang dan pasal terpanjang di seluruh Alkitab.
Dalam bahasa Ibrani dinamai "Ashrei temimei derech" ("Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela"), sesuai ayat pertamanya. Merupakan doa orang yang bersukacita dan hidup berdasarkan hukum Taurat Allah.
Ayat 66, 108, 122, 160, dan 162 dibacakan sebelum peniupan nafiri Shofar pada hari raya Rosh Hashanah.[4]
Ayat 72 tercatat dalam naskah Pirkei Avot Pasal 6, nomor 9.[5]
Ayat 89-91 dibacakan dalam pemberian berkat sebelum pembacaan Shema pada hari kedua perayaan Rosh Hashanah.[6]
Ayat 99 tercatat dalam naskah Pirkei Avot Pasal 4, nomor 1.[7]
Ayat 142 merupakan bagian Uva Letzion[8] dan Tzidkatcha.[9]
Bagian ayat 153-154 termasuk dalam doa berkat Re'eh dalam doa berulang Amidah.[10]
Ayat 165 adalah bagian dari Talmud Berakhot 64a.[11]
Ayat 166, 162, dan 165 dibacakan dengan urutan demikian oleh mohel pada upacara sunat brit milah.[12]
Mazmur ini penting dalam ibadah Gereja Ortodoks. Ada tradisi cerita bahwa raja Daud menggunakan mazmur ini untuk mengajari Salomo kecil mengenal abjad, bukan saja untuk menulis, tetapi untuk perkembangan hidup rohaninya.
Mazmur ini merupakan satu Kathisma tersendiri dalam pembagian Kitab Mazmur untuk ibadah. Di biara Ortodoks, ayat 62 dibacakan setiap tengah malam "Tengah malam aku bangun untuk bersyukur kepada-Mu atas hukum-hukum-Mu yang adil". Dibacakan pada kebaktian Matins pada hari Sabtu dan juga sering dinyanyikan pada hari Minggu sepanjang tahun. Sebagian besar Matins pada Sabtu Suci diisi dengan menyanyikan mazmur ini secara lengkap sebagai suatu threnody, dibagi menjadi 3 bagian stasis dengan Pujian (Bahasa Yunani: Enkomia) di antara ayat-ayat. Nyanyian ini dilakukan ketika semua berdiri memegang lilin di sekeliling catafalque di mana Epitaphion (kain kafan dengan jahitan gambar Kristus dibentangkan untuk pemakaman) diletakkan di atasnya.
Mazmur ini juga dinyanyikan dengan kekhusukan saat upacara penguburan dan pada hari-hari pengenangan orang mati sepanjang tahun, di mana "Haleluyah" dinyanyikan di antara ayat-ayat. Penggunaan untuk pengenangan dilakukan pada hari Sabtu Suci. "Haleluyah" dinyanyikan di antara setiap ayat untuk menegaskan kemenangan atas kematian yang diraih oleh Kristus dengan kebangkitan-Nya, dan hadiah kekal yang dijanjikan bagi mereka yang percaya.
Mazmur ini mengandung sejumlah doa dan topik-topik khusus tentang kebaikan Allah di tengah penderitaan dan kesukaan akan hukum Allah. Allah sanggup menggerakkan hati orang dan pemazmur mencondongkan hatinya pada hukum-hukum Allah.
Referensi
^(Indonesia) Marie Claire Barth, B.A. Pareira, Tafsir Alkitab: Kitab Mazmur 73-150. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1998.
^(Indonesia) W.S. LaSor, D.A. Hubbard, F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 2, Sastra dan Nubuat. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994. ISBN 9789794150431