Memuat catatan peristiwa-peristiwa yang terjadi dua sampai tiga hari terakhir menjelang Penyaliban Yesus. Isi pasal ini berakhir dengan Pengadilan Yesus di hadapan Sanhedrin.
Struktur
Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):
[Kata Yesus:] "Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah." (TB)[4]
Ayat 18
[Kata Yesus:] "Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang." (TB)[5]
"Hasil pokok anggur": Yang diminum oleh Yesus dan murid-Nya pada perjamuan Paskah itu dinamakan "cawan" atau "cawan ucapan syukur" (Luk 22:17; Mat 26:27; Mr 14:23; 1Kor 10:16; 11:25) dan "hasil pokok anggur" (Lukas 22:18; Matius 26:29; Markkus 14:25). Bukti alkitabiah mendukung pandangan bahwa sari buah anggur itu tidak difermentasi pada Perjamuan Tuhan.[6]
Ayat 32
[Kata Yesus:] "tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."" (TB)[7]
Pergumulan doa Kristus di taman Getsemani yang dicatat dalam ayat 43-44 pasal ini menggambarkan ketakutan Yesus sebelum menghadapi kesengsaraan-Nya yang segera akan dijalani beberapa saat kemudian. Rasa takut ini menyebabkan Yesus mengalami kondisi hematidrosis atau "keringat darah".
Keadaan Yesus yang lemah dan ketakutan menghadapi tugas berat ini ada yang membandingkan dengan keadaan Musa yang mengeluh kepada Tuhan sebelum pergi menghadapi Firaun di Mesir.[8]
Tetapi Yesus berkata: "Sudahlah itu." Lalu Ia menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya.[12]
YesusKristus tidak menginginkan ada yang terluka dalam penangkapan-Nya, kecuali Ia sendiri, sehingga Iapun menyembuhkan telinga hamba Imam Besar yang terpotong itu (Lukas 22:50).
^Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN:9789794159219.
^John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN:9794159050.
Scrivener, Frederick Henry Ambrose; Edward Miller (1894). A Plain Introduction to the Criticism of the New Testament. 2 (edisi ke-4). London: George Bell & Sons. hlm. 353–356.
Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the New Testament, Deutsche Bibelgesellschaft, United Bible Societies, Stuttgart 1994, p. 151.
Bart D. Ehrman, The Orthodox Corruption of Scripture (Oxford University Press: 1993), pp. 187-194.