Naaman

Elisa menolak hadiah dari Naaman, oleh Pieter de Grebber

Naaman (נַעֲמָן - Na'aman, "menyenangkan, sedap") adalah nama seorang panglima pasukan dari Ben-Hadad, raja Damsyik dan musuh besar orang Israel (bandingkan 1 Raja-raja 20). Riwayatnya diceritakan dalam 2 Raja-raja 5. Dia "seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi... sangat berani, tetapi... seorang sakit kusta". Di Israel penderitaan ini akan menyebabkan dia dibuang dari masyarakat (bandingkan Imamat 13; 14), tetapi di Siria penyakit itu tidak menghalangi dia memegang jabatannya yang tinggi. Berdasarkan ucapan gadis belia Israel yang ditawan dan menjadi pelayan di rumahnya -- ucapan itu disampaikan kepada raja -- maka raja menyuruh Naaman ke Samaria untuk mencari penyembuhan kepada nabi Elisa bin Safat. Ia membawa persembahan-persembahan yang pantas sesuai maksud dan pangkatnya. Kendati sambutan tidak menyenangkan dan bahkan merasa dihina, baik karena cara penerimaan apalagi nasihat yg diberikan oleh nabi itu, Naaman dibujuk menuruti perintah-perintah Elisa, berdasarkan pikiran sehat yang mengesankan dari pegawai-pegawainya ('seandainya nabi itu menyuruh Bapak melakukan perkara yang sukar, bukankah Bapak akan melakukannya?'). Setelah tahir dari penyakit kustanya, Naaman mengakui bahwa Allah Israel adalah satu-satunya Allah yang benar, dan ia meminta membawa tanah dari Kanaan sebanyak muatan sepasang bagal -- mungkin tanda keyakinannya bahwa YHWH dapat disembah hanya pada tanah-Nya sendiri (bandingkan Keluaran 20:24). Sesuai pemikiran kafir pada masa itu, sinkretisme keagamaan diperbolehkan (mungkin juga malahan diingini). Jadi Naaman mengajukan pertanyaan yang menarik, apakah dia boleh secara pura-pura menyembah berhala, apabila pada masa mendatang dia mendampingi raja Siria di kuil Rimon untuk sujud menyembah di sana. Elisa tidak menanggapinya. Tahir dari penyakit kusta dan dengan iman baru, Naaman rela menyodorkan kepada Gehazi, hamba Elisa, beberapa persembahan, yang telah ditolak oleh Elisa. Suatu legenda Yahudi yang dipelihara Flavius Yosefus (Antiquitates Iudaicae, 8. 414) menyamakan Naaman dengan orang yang 'menarik panah dan menembak dengan sembarangan saja' dan melukai Ahab sampai mati (1 Raja–raja 22:34), tetapi ini tidak pernah dibenarkan atau diperkuat sumber lain. Naaman juga telah disebut secara ringkas pada Lukas 4:27.

Tradisi Yahudi

Nama yg sama telah diberikan kepada seorang cucu Benyamin (Kejadian 46:21) yang keturunannya adalah kaum orang Naaman (Bilangan 26:40), juga kepada seorang anak Ehud (1 Tawarikh 8:7), yang dianggap oleh beberapa orang sama dengan yang disebut terdahulu.

Proselit

Naaman, tokoh Perjajian Lama non-Yahudi, dianggap sebagai Proselit ketika ia membenamkan dirinya (Baptis/Tevilah) atas petunjuk dari Elisa (2 Raja–raja 5:14). Dan dari sinilah muncul ketentuan bahwa orang-orang non-Yahudi masuk ke dalam agama Yahudi dengan ditandai upacara pembaptisan dengan cara pembenaman di air (Baptis/ TEVILAH). Upacara "baptis" dalam agama Yahudi ( טבילה – TEVILÂH) wajib dijalani para calon yang dibaptis dari non-Yahudi yang akan masuk menjadi pengikut agama Yahudi. Kalangan non-Yahudi yang dibaptis disebut kalangan proselit. Menurut Talmud dan sudut pandang Farisi-Palestina, di samping harus di"benamkan ke dalam air" (dibaptis), kalangan proselit itu harus disunat dan mempersembahkan korban. Ada dua jenis proselit yaitu 'ger tosyav', "proselit yang bertempat tinggal di Israel" atau 'ger sya'ar', "proselit pintu gerbang", dan 'ger tsedeq', "proselit yang benar" atau 'ger haberit', "proselit perjanjian" (Bava' Metsi'a' 5,6,9, 12; Makot 2,3, Nega'im 3).

"Proselit" diterjemahkan oleh LAI dengan "penganut agama Yahudi" misalnya Matius 23:15, Kisah Para Rasul 2:10, 6:5; 13:43.

Lihat pula

Referensi

Pustaka tambahan

  1. C. F Keil, The Books of the Kings, hlm 317
  2. God Loves Naaman Word Journey, August 29, 2008. Retrieved September 7, 2008.