Jembatan Nasional Suramadu, atau Jembatan Suramadu (Suramadu merupakan singkatan dari Surabaya Madura), adalah sebuah jembatan yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya timur Kamal), Indonesia. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia. Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang, jembatan penghubung, dan jembatan utama. Jalan yang melintasi jembatan ini sebelumnya merupakan jalan tol sejak peresmiannya pada Juni 2009 hingga Oktober 2018.
Ground Breaking pembangunan jembatan ini dilakukan oleh PresidenMegawati Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003 dan dibangun serta diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 11 Juni 2009.[2] Pembangunan jembatan ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan di Pulau Madura, meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi di Madura yang relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Provinsi Jawa Timur. Perkiraan biaya pembangunan jembatan ini adalah 4,5 triliunrupiah.
Pembuatan jembatan ini dilakukan dari tiga sisi, baik sisi Bangkalan maupun sisi Surabaya. Sementara itu, secara bersamaan juga dilakukan pembangunan bentang tengah yang terdiri dari jembatan utama dan jembatan penghubung. Jembatan ini diresmikan bersama diresmikannya Jalan Raya Bogor yang berstatus Jalan Nasional.
Jembatan ini memiliki kecantikan yang dapat Anda nikmati saat melintas di Jembatan Suramadu, yaitu Anda akan dibuat kagum karena saat berada di tengah jembatan, Anda dapat melihat adanya laut yang indah dan juga apabila Anda datang pada saat yang tepat seperti sunset/sunrise akan sangat lebih bagus lagi pemandangannya.
Konstruksi
Jembatan Suramadu pada dasarnya merupakan gabungan dari tiga jenis jembatan dengan panjang keseluruhan sepanjang 5.438 meter dengan lebar kurang lebih 30 meter. Jembatan ini menyediakan empat lajur dua arah selebar 3,5 meter dengan dua lajur darurat selebar 2,75 meter. Jembatan ini juga menyediakan lajur khusus bagi pengendara sepeda motor di setiap sisi luar jembatan.
Jalan layang
Jalan layang pada Jembatan Suramadu dibangun untuk menghubungkan konstruksi jembatan dengan jalan darat melalui perairan dangkal di kedua sisi. Jalan layang ini terdiri dari 36 bentang sepanjang 1.458 meter pada sisi Surabaya dan 45 bentang sepanjang 1.818 meter pada sisi Madura.
Jalan layang ini menggunakan konstruksi penyangga PCI dengan panjang 40 meter tiap bentang yang disangga fondasi pipa baja berdiameter 60 cm.
Jembatan penghubung
Jembatan penghubung pada Jembatan Suramadu menghubungkan jembatan utama dengan jalan layang. Jembatan terdiri dari dua bagian dengan panjang masing-masing 672 meter.
Jembatan ini menggunakan konstruksi penyangga beton kotak sepanjang 80 meter tiap bentang dengan 7 bentang tiap sisi yang ditopang fondasi penopang berdiameter 180 cm.
Jembatan utama
Jembatan utama pada Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu dua bentang samping sepanjang 192 meter dan satu bentang utama sepanjang 434 meter.
Jembatan utama menggunakan konstruksi cable stayed yang ditopang oleh menara kembar setinggi 140 meter. Lantai jembatan menggunakan konstruksi komposit setebal 2,4 meter.
Untuk mengakomodasi pelayaran kapal laut yang melintasi Selat Madura, jembatan ini memberikan ruang bebas setinggi 35 meter dari permukaan laut.
Pada bagian inilah yang menyebabkan pembangunannya menjadi sulit dan terhambat, dan juga menyebabkan biaya pembangunannya membengkak.
Tim Pakar Pembangunan Jembatan Suramadu
Jembatan Suramadu menjadi salah satu bukti nyata kemampuan Indonesia dalam bidang konstruksi infrastruktur dengan melibatkan beberapa ahli anak bangsa dari berbagai institusi, berikut adalah pakar yang berkontribusi dalam pembangunan Jembatan Suramadu
Prof. Ir. Indrasurya B. Mochtar, MSc, Phd (ITS) - Rekayasa Geologi Teknik
Dr. Ir. Heydi Rahadian. MSc (Litbang Trans) - Geoteknik
Prof. Dr. Ir. Gusti Putu Raka (ITS) - Teknologi Beton
Dr. Ir. Bambang Suhendro MSc, Phd (UGM) - Struktur Bangunan di Lingk.Laut
Dr. Ir. Jodi Firmasyah (UI) - Struktur Jembatan
Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES, DEA (UGM) - Rekayasa Jembatan
Prof. Said Djenie, ScD (TIM Pakar BPPT) - T.I.R.B.B
Dr. Ir Johny Wahyudi Soedarsono, DEA (UI) - Metalurgi
Dr. Ir Isdiriayani M. Nurdin (ITB) - Korosi
Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum , M App Sc (ITS) - Lingkungan
Dr. Ir Masyur Irsyam MSE, Phd (ITB) - Geologi Teknik
Dr. Ir. Suripin, M Eng (UNDIP) - Abrasi Pantai & Konservasi Lingk.
Dr. Dunat Indratmo, MT (ITS) - Lingkungan
Drs. Musta'in Mas'ud Msi (UNAIR) - Budaya & Antropologi
Prof. Dr. Ir. M. Iksan Semacen, MSc (UNJOYO) - Sosial Ekonomi Pertanian
KH. Abdullah Schaal - TOKOH Sosial Budaya Madura
Drs. KH. Nurmuddin A. Achman SH - TOKOH Sosial Budaya Madura
Dampak ekonomi dan kependudukan
Dengan adanya pembangunan jembatan ini, pemerintah berharap dapat meningkatkan pemerataan pendapatan dan pembangunan di wilayah Surabaya ke wilayah Madura, begitu pula dengan kependudukan, mengingat wilayah Surabaya yang semakin padat dengan penduduk yang melakukan urbanisasi yang sebagian besar berasal dari wilayah Madura, pemerintah berharap dengan adanya pemerataan ekonomi ini dapat menekan laju urbanisasi tersebut.