Jembatan ini memiliki panjang 25 meter dan lebar 1,5 meter dengan ketinggian dari permukaan sungai sekitar 10 meter. Pengerjaannya dimulai sejak 1890 di bawah pimpinan seorang tokoh masyarakat bernama Pakiah Sokan yang berasal dari Lubuk Silau.[2] Proses merajut akar menjadi jembatan membutuhkan waktu lebih kurang 26 tahun dan jembatan dapat digunakan pada 1916. Kondisinya semakin lama semakin kuat karena semakin besarnya akar pohon beringin yang membentuknya.[3]
Pada awal Januari 2017, luapan banjir mencapai bagian dalam jembatan sehingga merusak bagian dalam jembatan ini. Untuk menjaga kelestariannya, jembatan akar kini dilengkapi dengan kawat penyangga dan papan penutup celah-celah akar. Jembatan akar saat ini murni digunakan sebagai tempat wisata. Untuk kegiatan sehari-hari, masyarakat sekitar menggunakan jembatan permanen yang dibangun 50m dari lokasi.