Pembangunan jembatan ini dimulai sejak tahun 2006 pada masa kepemimpinan Bupati Annas Maamun dan selesai pada tahun 2012. Peresmian jembatan dilakukan pada 20 Juni 2016 oleh Bupati Rokan Hilir, H. Suyatno dan dihadiri langsung oleh Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman.[3][4]
Dengan diresmikannya Jembatan Pedamaran I dan Pedamaran II maka jaringan jembatan penting dan strategis di Kabupaten Rokan Hilir adalah:[5]
Kondisi geografis Kabupaten Rokan Hilir dipengaruhi oleh keberadaan tujuh belas aliran sungai yang ada di wilayah ini dan sekaligus memiliki potensi bagi pengembangan kegiatan transportasi. Sungai Rokan merupakan sungai utama di Kabupaten Rokan Hilir, dengan panjang 350 km dan kedalaman 6–8 m, melintasi Kecamatan Bangko, Rimba Melintang, dan Tanah Putih bermuara ke laut lepas di Selat Malaka.[6]
Dilihat dari letak strategis dan kondisi geografis, Kabupaten Rokan Hilir serta kawasan pantai timur Provinsi Riau mulai dari Selatpanjang (Kabupaten Kepulauan Meranti)—Sungai Pakning (Kabupaten Bengkalis)—Kota Dumai—Sinaboi—Bagansiapiapi—Kubu—Panipahan (Kabupaten Rokan Hilir), berpotensi untuk berkembang dengan cepat. Dalam rangka mengantisipasi tuntutan perkembangan pembangunan dan kebutuhan transportasi di masa mendatang dan pengembangan wilayah Provinsi Riau khususnya Kabupaten Rokan Hilir serta upaya percepatan visi Riau 2020, maka perlu direncanakan pembangunan jembatan yang melintasi hilir Sungai Rokan di daerah Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir yang nantinya menghubungkan Sungai Pakning (Kabupaten Bengkalis)—Kota Dumai—Sinaboi—Bagansiapiapi—Jembatan Pedamaran I—Pulau Pedamaran—Jembatan Pedamaran II—Pekaitan—Kubu—Pasir Limau Kapas hingga Kota Tanjungbalai di Provinsi Sumatera Utara.
Pembangunan jembatan di hilir Sungai Rokan ini diharapkan dapat menjadi bagian dari jaringan prasarana transportasi di wilayah pesisir timur Provinsi Riau, menghambat jalur penyelundupan di Selat Malaka sehingga dapat memberikan daya guna maksimal bagi upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
Data teknis dan struktur jembatan
Data teknis dan struktur Jembatan Pendamaran I dan Jembatan Pedamaran II sebagai berikut:[6]
Data teknis Jembatan Pedamaran I
Panjang
1.020,80 m
Lebar
12 m
Jumlah jalur
2 X 4 m
Pedestrian
2 X 1,5 m
Ruang vertikal
12 m dari HWL
Struktur Jembatan Pedamaran I dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:[6][7]
Cable stay sebagai jembatan utama (main bridge) terdiri atas lima bentang dengan panjang masing-masing 63,4 m - 111 m - 111 m - 111 m - 63,4 m sehingga panjang totalnya adalah 459,8 m. lebar lantai jembatan adalah 14,95 m.
Concrete box girder sebagai jembatan pendekat (approach bridge) terdiri atas sembilan bentang yang terbagi atas tiga bentang di sisi darat dan enam bentang di sisi pulau. Panjang masing-masing bentang adalah 20 m - 25 m - 20 m, sehingga panjang totalnya adalah 3 X 65 m atau 195 m. Lebar lantai jembatan adalah 12 m.
Slab on pile pada oprit yang terdapat di sisi darat dan sisi pulau. Panjang struktur pada masing-masing sisi adalah 140,5 m dan 75,5 m sehingga panjang total slab on pile adalah 216 m. Lebar lantai jembatan adalah 17,5 m.
Data teknis Jembatan Pedamaran II
Panjang
1.410 m
Lebar
12 m
Jumlah jalur
2 X 3,5 m
Pedestrian
2 X 1,0 m
Ruang vertikal
12 m dari HWL
Struktur Jembatan Pedamaran II dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:[6]
Cable stay sebagai jembatan utama (main bridge) terdiri atas lima bentang dengan panjang masing-masing 63,4 m - 111 m - 111 m - 111 m - 63,4 m sehingga panjang totalnya adalah 459,8 m. Lebar lantai jembatan adalah 12,95 m.
Concrete box girder sebagai jembatan pendekat (approach bridge) terdiri atas dua belas bentang yang terbagi atas tujuh bentang di arah utara dan lima bentang di arah selatan. Panjang masing-masing bentang adalah 21 m - 25 m - 21 m - 52,6 m - 92,4 m - 92,4 m - 52,6 m sehingga panjang totalnya adalah 2 X 357,2 m atau 714,4 m. Lebar lantai jembatan adalah 10 m.
Slab on pile pada oprit yang terdapat di sisi utara dan sisi selatan jembatan. Panjang struktur pada masing-masing sisi adalah 19,05 m sehingga panjang total slab on pile adalah 38,1 m. Lebar lantai jembatan adalah 10 m.
Tahapan pembangunan
Tahapan atau kronologis pembangunan Jembatan Pedamaran I dan II sebagai berikut:[6]
Tahun 2006: Penyusunan studi kelayakan pembangunan jembatan hilir Sungai Rokan
Tahun 2007: Perencanaan teknis DED dan pembangunan jembatan hilir Sungai Rokan
5 Maret 2008: Penetapan Perda No.2 Tahun 2008 tentang Pengikatan Dana Anggaran dengan Tahun Jamak pembangunan Jembatan Pedamaran I dan Pedamaran II
23 Mei—25 November 2008: Proses tender kontraktor pelaksana
5 Desember 2008: Kontrak pelaksanaan fisik Jembatan Pedamaran I dan Pedamaran II
24 Desember 2012: Konstruksi pembangunan Jembatan Pedamaran I selesai dalam waktu 1.114 hari kalender
Desember 2013: Penyelesaian konstruksi pembangunan Jembatan Pedamaran II
Pada 7 September 2021, sebuah kapal ponton pembawa material menabrak Jembatan Pedamaran II, mengakibatkan beberapa tiang penyangga Jembatan Pedamaran II rusak dan tinggal menyisakan kerangka besinya saja.[8] Insiden tabrakan ini diduga karena ikatan ponton terlepas atau putus saat merapat di dermaga tempat membongkar material. Karena terbawa arus deras, ponton menabrak tiang jembatan di dua lokasi, bagian pier 3 dan 1. Di bagian pier 3, terjadi kerusakan 11 tiang dan pada pier 1 ada satu tiang rusak, sehingga total terdapat 12 tiang yang mengalami kerusakan atau patah.[9]
Setelah insiden tabrakan, hasil rapat antara Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Kawasan Pemukiman Pertanahan (PUPR-PKPP) Riau dengan Direktur Jembatan, Direktur Jenderal Jalan dan Jembatan, Kementerian PUPR, diputuskan bahwa Jembatan Pedamaran untuk sementara akan ditutup total untuk perbaikan langsung, dengan biaya perbaikan jembatan akan ditanggung pihak kontraktor selaku pemilik kapal ponton yang menabrak jembatan.[10]