Pada 4 September 2020, nama Abdoel Moeis Hassan dijadikan nama Jembatan Mahulu dengan SK Wali Kota Samarinda Nomor 620/304/HK-KS/IX/2020 yang ditandatangani Syaharie Jaang. Abdoel Moeis Hassan adalah pemimpin Republiken atau pejuang pro-Republik Indonesia di Kalimantan Timur dalam jalur perjuangan diplomasi organisasi Ikatan Nasional Indonesia (INI) dan Front Nasional.
Pembangunan
Jembatan Mahulu dibangun pada pertengahan tahun 2006[1] dengan dana lebih dari Rp 265 Miliar yang sebagian besar berasal dari APBD Kalimantan Timur. Dalam pembangunanya sempat terbengkalai dan molor dari target selesai pada akhir 2007 terlebih setelah tiga kali ditabrak ponton batu bara hingga tiang penyangga agak berputar.[2]
Awalnya jembatan ini akan digunakan sebagai antisipasi kemacetan pada saat PON XVII di Samarinda, Kalimantan Timur. Akan tetapi jembatan ini tak bisa digunakan saat PON XVII karena pembangunannya yang belum selesai dan molor dari target semula. Kemudian Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Jembatan Mahulu pada tanggal 15 Juli 2009, bersamaan dengan proyek-proyek lain yang sedang digiatkan di Kalimantan Timur.[3] setelah sehari sebelumnya dilakukan uji beban kelaikan fungsi poleh pemerintah pusat.[4]
Struktur jembatan
Jembatan Mahakam Ulu memiliki bentang tengah 200 meter dengan panjang keseluruhan jembatan 799,8 meter. Panjang jembatan itu belum termasuk jalan pendekat. Lebar jembatan adalah 11 meter, sementara tinggi jembatan dengan permukaan air sungai tercatat 18 meter. Jembatan ini mempunyai bentang lingkar baja yang menjadi ciri khas jembatan ini.